Judul : Kantor Saya Cuma Dapur
link : Kantor Saya Cuma Dapur
Kantor Saya Cuma Dapur
Lihat poto ini. Dapur inilah kantor saya sekarang. Nggak apa-apa. Bekerja dimana saja, yang penting kan tetap menghasilkan. Apalagi, yang saya kerjakan adalah bisnis online, maka mengerjakan dimanapun, insya Allah menyenangkan.
Dapur ini adalah bagian dari satu rumah yang saya dkk jadikan sebuah 'sekolah' dadakan. Sekolah nonformal yang bertumpu pada keterampilan bisnis online untuk siswa-siswanya. Saat ini, karena kami memang tidak punya gedung mewah, maka rumah satu pun bukan masalah.
Kami hanya ingin, sekolah segera jalan. Nggak perlu sempurna lalu melakukan kebaikan, bukan? Karena, jika mesti harus punya gedung megah dulu, harus punya pegawai hingga ratusan dulu, entah kapan sekolah ini dimulai. Padahal, kami ingin segera ia dijalankan.
Siswa kami adalah orang-orang hebat, orang-orang yang punya kemauan tinggi untuk belajar lebih baik lagi ke depan.
Mereka yang kami pilih adalah mereka yang sudah lulus SMA tapi belum mampu kuliah karena berbagai hal. Bisa karena biaya atau masalah lain. Nah, jika mereka hanya memiliki ijazah SMA dan mendaftar pekerjaan, maka paling-paling hanya bisa menjadi OB, buruh kasar, atau yang lainnya.
Tentu saja itu semua baik, halal, dan berkah. Asal dilakukan dengan benar dan ikhlas.
Hanya saja, pekerjaan-pekerjaan itu kan agak susah mendatangkan penghasilan dalam jumlah besar. Gaji bulanannya nggak seberapa. Dan jika mereka disana, maka masalah ekonomi keluarganya nggak putus-putus nantinya.
Berdasarkan inilah maka kami, dengan segenap daya dan upaya, menjalankan sekolah nonformal ini. Harapannya sih simpel, semoga, setelah setahun kami bina, siswa-siswa bisa mendapatkan penghasilan minimal lima jutaan setiap bulan. Lalu, semoga, ketika sudah bisa itu semua, mereka juga akan gemar berbagi kepada siapa saja.
Demikian
Dapur ini adalah bagian dari satu rumah yang saya dkk jadikan sebuah 'sekolah' dadakan. Sekolah nonformal yang bertumpu pada keterampilan bisnis online untuk siswa-siswanya. Saat ini, karena kami memang tidak punya gedung mewah, maka rumah satu pun bukan masalah.
Kami hanya ingin, sekolah segera jalan. Nggak perlu sempurna lalu melakukan kebaikan, bukan? Karena, jika mesti harus punya gedung megah dulu, harus punya pegawai hingga ratusan dulu, entah kapan sekolah ini dimulai. Padahal, kami ingin segera ia dijalankan.
Siswa kami adalah orang-orang hebat, orang-orang yang punya kemauan tinggi untuk belajar lebih baik lagi ke depan.
Mereka yang kami pilih adalah mereka yang sudah lulus SMA tapi belum mampu kuliah karena berbagai hal. Bisa karena biaya atau masalah lain. Nah, jika mereka hanya memiliki ijazah SMA dan mendaftar pekerjaan, maka paling-paling hanya bisa menjadi OB, buruh kasar, atau yang lainnya.
Tentu saja itu semua baik, halal, dan berkah. Asal dilakukan dengan benar dan ikhlas.
Hanya saja, pekerjaan-pekerjaan itu kan agak susah mendatangkan penghasilan dalam jumlah besar. Gaji bulanannya nggak seberapa. Dan jika mereka disana, maka masalah ekonomi keluarganya nggak putus-putus nantinya.
Berdasarkan inilah maka kami, dengan segenap daya dan upaya, menjalankan sekolah nonformal ini. Harapannya sih simpel, semoga, setelah setahun kami bina, siswa-siswa bisa mendapatkan penghasilan minimal lima jutaan setiap bulan. Lalu, semoga, ketika sudah bisa itu semua, mereka juga akan gemar berbagi kepada siapa saja.
Demikian
Sobat baru saja selesai membaca :
Kantor Saya Cuma Dapur
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Kantor Saya Cuma Dapur dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Kantor Saya Cuma Dapur link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/01/kantor-saya-cuma-dapur.html
