Judul : Lima Fakta tentang Bapak Satria Dharma, Bapaknya Literasi Indonesia
link : Lima Fakta tentang Bapak Satria Dharma, Bapaknya Literasi Indonesia
Lima Fakta tentang Bapak Satria Dharma, Bapaknya Literasi Indonesia
Sehabis mengisi acara |
Adalah sebuah kebanggaan bagi saya bisa mengenal bapak Satria Dharma kemarin, 27 April 2017 di sebuah seminar nasional yang bertajuk "Mengembangkan Budaya Literasi pada Era Modern" yang diadakan oleh Universitas Djuanda, Bogor, dalam rangka milad kampus mereka yang sudah 30 tahun.
Seminar nasional ini juga diadakan dalam rangka tugas Ujian Akhir Semester mahasiswa tingkat pertama, sehingga tidak mengherankan jika panitianya adalah semuanya masih sangat muda dan unyu-unyu.
Seminar itu dilakukan di gedung C Univ. Djuanda dan dihadiri oleh sekitar 200an orang peserta yang sebagian besarnya adalah mahasiswa Universitas tersebut. Hadir juga mahasiswa dari kampus lain seperti Univ. Ibn Khaldun Bogor, Universitas Pakuan, dan sebagainya. Tak kalah penting, ada juga guru-guru yang menyempatkan diri berkunjung dan duduk mendengarkan materi yang saya dan pak Satria sampaikan.
Sebelum seminar nasional kemarin, saya sama sekali tidak mengenal pak Satria Dharma. Namanya tidak familiar di telinga saya. Hingga kemudian, beberapa hari sebelum acara berlangsung, saya bertanya kepada salah satu panitia melalui WhatsApp, begini: "Mas, Pak Satria Dharma itu siapa?"
Pesan itu dijawab singkat saja, "Beliau Bapak Literasi Indonesia, Bang."
Sejak itu, saya kemudian mencari tahu tentang beliau di Internet. Siapa sebenarnya beliau? Lalu, apa sebabnya, hingga kemudian, beliau dikenal sebagai Bapak Literasi Indonesia?
Nah, dari hasil mencari informasi kesana-kesini, juga dari hasil mengobrol kemarin ketika usai seminar, saya kemudian mengenal beliau jauh lebih baik.
Ketua Panitia, Bpk Satria Dharma, dan Saya |
Pertama, beliau adalah pensiunan guru. Pengalaman mengajarnya sudah sangat dalam dan lama. Karena beliau sendiri yang berkata, bahwa beliau sudah pernah mengajar sekolah mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Sehingga beliau memiliki pengalaman yang luas sekali tentang dunia pendidikan.
Kedua, saat ini, dari beberapa situs yang saya baca, juga dari informasi panitia seminar kemarin, beliau adalah ketua umum Ikatan Guru Indonesia (IGI). Wow! IGI adalah ini pendapat pribadi ya komunitas atau perkumpulan guru yang bertujuan memperjuangkan hak-hak guru, juga bertujuan meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan Indonesia.
Nah, karena Bapak Satria Dharma ini adalah ketua umumnya, maka tentang kualitas dan wawasannya akan keguruan, pendidikan, dan literasi, tentu tidak perlu diragukan. Saya banyak belajar dari beliau kemarin ketika mengisi seminar di Univ. Djuanda itu.
Ketiga, Bapak Satria Dharma adalah bapak yang humble, mudah sekali mengembangkan senyum, dan bersemangat. Ini saya rasakan selama hampir seharian saya bersama dengan beliau.
Awalnya, mengingat bahwa beliau adalah seorang pensiunan berarti kan sudah nggak muda lagi kalau dilihat dari usia saya mengira, beliau mungkin adalah orang yang kaku, sedikit bicaranya, dan senyum seperlunya. Sehingga karena asumsi inilah, ketika beliau baru sampai di ruangan, saya membatasi diri untuk tidak terlalu banyak bicara juga. Menyapa seperlunya dan tersenyum ala kadarnya.
Namun, ketika pertama kali saya meminta berpoto bersama dan senyumnya mengembang lebar sekali, juga tangannya menepuk pundak saya hangat, saya barulah menyadari bahwa beliau tidak seperti dugaan saya yang awal.
Dalam hati, saya kemudian berseru: "Bapak ini keren!"
Keempat, Bapak Satria Dharma dikenal sebagai bapak literasi Indonesia karena beliau adalah salah satu orang yang mencetuskan gerakan literasi sekolah tahun 2015 yang kemudian dijadikan undang-undang kalau nggak salah. Saya lupa. Kalau anda guru, pasti anda tahu dong ya, bahwa sebelum pembelajaran di kelas, seharusnya siswa dibiasakan dulu membaca buku-buku non pelajaran selama lima belas menit di awal.
Gerakan ini dicetuskan oleh Bapak Satria Dharma dan disetujui kementerian pendidikan yang masih dipegang oleh Anies Baswedan kala itu.
Kemarin Bapak Satria Dharma bilang, "Sebenarnya yang kami inginkan tidak hanya sekedar membaca lima belas menit saja, Mas. Cuma ya mau bagaimana lagi. Pelan-pelan deh. Harapannya sih akan meningkat lagi, dan ujungnya, saya ingin sekali generasi kita ini menjadi generasi yang gemar membaca."
Selain mencetuskan gerakan literasi sekolah, beliau juga kemudian berkeliling Indonesia untuk menyuarakan pentingnya membaca bagi generasi muda. Terutama siswa dan guru yang ada di lembaga pendidikan. Ke depan, beliau sangat ingin, gerakan literasi ini menyentung keluarga-keluarga melalui kementerian pemberdayaan perempuan barangkali atau lewat mana saja.
"Membaca itu wajib," katanya kemarin menutup materi yang beliau sampaikan, "tidak hanya penting! Tapi wajib! Sama seperti wajibnya shalat, puasa Ramadhan, dan ibadah wajib lainnya. Buktinya apa? Buktinya, ayat yang pertama turun adalah tentang membaca. Tentang belajar!"
Kelima, beliau tinggal di Surabaya dan menetap disana. Aktivitasnya sekarang, karena sudah pensiun, adalah mengisi seminar-seminar atau berbagi ke daerah-daerah yang ada di Indonesia. Dan karena beliau adalah ketua umum IGI, maka beliau juga turun tangan disana memberdayakan guru-guru serta meningkatkan kualitas mereka.
Nah, kiranya itu lima fakta tentang Bapak Satria Dharma yang saya tangkap dari seharian bersamanya kemarin. Semoga pembaca sekalian, yang belum kenal atau malah baru mendengar namanya pertama kali ini, menjadi tahu siapa beliau.
...dan yang paling penting, semoga kita bisa menjadi orang-orang yang suka membaca, seperti pesan-pesan yang selalu ia gaungkan kemana saja ia pergi.
Demikian.
Sobat baru saja selesai membaca :
Lima Fakta tentang Bapak Satria Dharma, Bapaknya Literasi Indonesia
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Lima Fakta tentang Bapak Satria Dharma, Bapaknya Literasi Indonesia dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Lima Fakta tentang Bapak Satria Dharma, Bapaknya Literasi Indonesia link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/04/lima-fakta-tentang-bapak-satria-dharma.html