Judul : Adat, Gereja dan Pemerintah, Tiga Tungku Penopang Kehidupan Umat Kristiani
link : Adat, Gereja dan Pemerintah, Tiga Tungku Penopang Kehidupan Umat Kristiani
Adat, Gereja dan Pemerintah, Tiga Tungku Penopang Kehidupan Umat Kristiani
Langgur, Malukupost.com - Umat Paroki Uwat Bombay, Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara, melaksanakan Prosesi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Hati Kudus Yesus, yang dilaksanakan pada hari Jumat (5/1) kemarin.Siaran pers Humas pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara yang diterima media ini di Langgur, Senin (8/1), menyebutkan, Bupati Maluku Tenggara, Anderias Rentanubun, dalam sambutannya yang disampaikan Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan, Martinus Mon, mengatakan, Gereja adalah tempat Kudus, dimana umat Kristiani dipersatukan dari kepelbagaian sebagai suatu kesatuan umat untuk memuji dan memuliakan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Gereja tidak mengenal batas-batasan maupun perbedaan-perbedaan yang seringkali menjadi alasan untuk hidup dalam situasi tidak harmonis. Gereja, atas salah satu cara diposisikan sebagai Rumah Bapa, dimana telah menjadi tempat bagi umatNya berhimpun sebagai satu keluarga Kristen,” ujarnya.
Menurut Rentanubun, gereja turut menjadi misteri ilahi bagi banyak orang yang menampilkan suasana mendamaikan hidup dan kehidupan manusia dalam lambang-lambang Gereja Katolik Universal. Gereja tidak hanya sebagai tempat beribadah umat Kristiani semata, Gereja adalah wadah untuk menguduskan Umat maupun Ritus-Ritus Gereja yang ada di dalamnya. Hal ini yang menyebabkan gereja adalah Kudus.
“Pada satu sisi tertentu, acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Hati Kudus Yesus Paroki Uwat-Bombay yang kita rayakan merupakan salah satu simbol harapan umat untuk memiliki suatu bangunan gedung gereja yang representatif,” ungkapnya.
Rentanubun katakan, Adat, Gereja dan Pemerintah adalah tiga tungku yang menopang kehidupan umat Kristiani di Bumi Larvul Ngabal. Keterlibatan ketiga unsur ini dalam menopang kehidupan masyarakat Kei dapat memberikan jaminan keselarasan yang tentunya harus dilaksanakan secara benar dan sungguh-sungguh.
“Umat Katolik Paroki Uwat-Bombay, hendaknya lebih menghayati kehadiran Gereja ini sebagai suatu kesatuan pribadi-pribadi umat untuk menyuarakan kedamaian sejati yang membawa cinta bagi sesama,” tandasnya.
Diungkapkan Rentanubun, salah satu dasar dari Kedamaian Sejati adalah hidup solider dengan sesama. Hormati kepelbagaian, jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu menyesatkan yang dapat menghancurkan kebersamaan. Perbedaan pendapat jangan menjadi alasan untuk tidak harmonis.
“Saya harap, agar sekiranya dalam pembangunan gedung gereja ini, kebersamaan hidup orang bersaudara lebih dikedepankan, kemegahan gedung Gereja yang menjadi sumber penilaian kebaikan, bukanlah hal yang utama, namun bagaimana gereja ini melahirkan kualitas iman umat Katolik yang benar-benar 100 % Katolik. Ini yang harus kita kejar bersama,” katanya.
“kita dalam kemanusiaannya cenderung merasa nyaman beribadah pada gedung Gereja yang mewah dan penuh dengan fasilitas yang nyaman. Pada posisi itu, maka kita tidak menyadari makna kehadiran Tuhan lewat Gereja.Gereja adalah wadah persekutuan umat Kristiani yang mempercayai akan keagungan Allah yang hidup lewat Tubuh Mistik Allah melalui Sakramen Ekaristi. Menghormati gereja berarti menghormati Allah Yang Kudus,”katanya lagi.
Dijelaskan Rentanubun, Pemerintah Kabupaten Malra, akan terus dan senantiasa mengawal visi untuk mengembangkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memupuk solidaritas antar umat beragama di Kabupaten Malra. Pemda Malra juga siap memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan umat lewat organisasi-organisasi keagamaan yang ada untuk mengembangkan potensi umat melalui kegiatan-kegiatan kerohanian serta bantuan-bantuan keagamaan yang bertujuan untuk membantu pengembangan Umat beragama di Bumi Larvul Ngabal.
“Bantuan dari Pemda Malra adalah bersifat Stimulus atau rangsangan, hal ini berarti bahwa hendaknya pembangunan sarana peribadatan menjadi upaya dan prakarsa umat sepenuhnya,” pungkasnya.
Hadir pula dalam proses acara peletakan baru pertama tersebut yakni Ketua DPRD Malra, Forkopimda Malra, Unsur TNI/Polri, Wakil Uskup Wilayah Perwakilan Kei Besar, Pastor Paroki, Dewan Pastoral Paroki, Dewan Pastoral Stasi Umat Bombay, serta umat Paroki Uwat Bombay.(MP-11)
Sobat baru saja selesai membaca :
Adat, Gereja dan Pemerintah, Tiga Tungku Penopang Kehidupan Umat Kristiani
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Adat, Gereja dan Pemerintah, Tiga Tungku Penopang Kehidupan Umat Kristiani dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Adat, Gereja dan Pemerintah, Tiga Tungku Penopang Kehidupan Umat Kristiani link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2018/01/adat-gereja-dan-pemerintah-tiga-tungku.html