Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua

Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Indonesia Timur, Artikel Irian Jaya, Artikel Kabar, Artikel Papua, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua
link : Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua

Baca juga


Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua

Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua
 Mince Ohe di Art Shop kerajinan khas Papua- Foto: Yance Wenda.
Sentani -- Mince Ohe, 30 tahun, perempuan asal Sentani menjual kerajinan tangan khas Papua di Art Shop yang terletak di jalan masuk Pantani Kalkhote, Sentani Timur sejak 2009.

Art Shop merupakan warung kerajinan milik kelompok beranggota sembilan perempuan pengrajin yang berdiri berkat dana PNPM Rp1 juta pada 2016. Di warung ini juga dijual produk yang dibeli dan dipesan di luar anggota.

Art Shop menjual noken dari kulit dan benang, tempat tisu, tempat alkitab, kalung, gantungan kunci, topi, dan sandal.

“Kalau yang dari kain atau benang kami beli di pasar, yang dari kulit kami cari di Genyem, kami masuk hutan mencari karena di kampung sekitar Sentani sudah tidak ada,” katanya ketika ditemui Jubi, Jumat (3/3/2017).

Ia mengatakan, untuk membuat noken dari benang berbeda lama pengerjaan dibanding dari kulit. Membuat noken ukuran besar dari benang paling lama dua hari dan dua buah untuk ukuran. Membuat ukiran pada bahan kulit lebih lama.

Harga barang yang dijual berkisar Rp50 ribu hingga Rp1,5 juta untuk noken ukuran besar. Sedangkan noken kulit dijual Rp500 ribu.

Setiap hari Art Shop ini cukup ramai dikunjungi, baik warga Papua maupun luar daerah. Namun ia mengaku pembeli tak begitu banyak. Kadang seminggu hanya terjual satu buah.

“Kami mengalami beberapa kendala, misalnya tidak memiliki lemari kaca, tidak punya mesin jahit sehingga harus bawa bahan ke penjahit dan mengeluarkan uang Rp30 ribu per bahan, jadi kalau ada yang pesan banyak justru kami rugi bukan untung,” ujarnya.

Pengunjung, Betty Hana berharap motif khas Papua ini harus dijaga dan dilestarikan. Sebab banyak yang suka dengan motif tersebut karena bahan-bahanya dibuat dengan tangan, bukan mesin. (*)


Copyright ©Tabloid JUBIHubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com


Sobat baru saja selesai membaca :

Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Art Shop, Usaha Perempuan Memajukan Kerajinan Khas Papua link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/03/art-shop-usaha-perempuan-memajukan.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :