Judul : Meski Perempuan, Ayu Tak Pernah Malu Berjualan Koran di Tepi Jalan Dr Lukmonohadi
link : Meski Perempuan, Ayu Tak Pernah Malu Berjualan Koran di Tepi Jalan Dr Lukmonohadi
Meski Perempuan, Ayu Tak Pernah Malu Berjualan Koran di Tepi Jalan Dr Lukmonohadi
SEPUTARKUDUS.COM, DR LUKMONOHADI - Sejumlah kendaraan silih berganti berhenti dan kemudian melaju di lampu merah Jalan Dr Lukmonohadi, Kudus. Seorang perempuan berjilbab kuning tampak sedang berdiri, sambil menenteng koran di tangannya. Perempuan itu bernama Khimaya Ayu Iswoyo (26), yang setiap hari berjualan koran di dekat lampu merah tersebut. Dia tak pernah malu dan tetap percaya diri menjalani perkerjaannya tersebut.Ayu sedang menawarkan koran dan majalah di Jalan Dr Lukmonohadi Kudus. Foto: Ahmad Rosyidi |
Kepada Seputarkudus.com, Ayu, begitu dia akrab disapa, sudah menjalani pekerjaannya sejak 2010 lalu. Dia mengaku tak pernah merasa ada masalah untuk menjual koran di tepi jalan. Ayu percaya setiap pekerjaan memiliki risiko, namun dia tetap menikmati dan percaya diri menjalani pekerjaannya.
"Kebanyakan perempuan pasti merasa malu kalau berjualan koran seperti saya, tapi saya merasa tidak masalah dan tetap percaya diri. Saya percaya, setiap pekerjaan memiliki risiko, termasuk pekerjaan ini," tuturnya.
Ayu mengatakan, menjual koran mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB. Berangkat dari rumahnya di Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, dia mengendarai sepeda. Pekerjaannya itu merupakan satu-satunya yang dia jalani.
Sebelum menjual koran, dulu dia pernah bekerja di bagian pengemasan di sebuah perusahaan makanan di Kudus, tapi sudah berhenti dan memilih menjual koran. Dari menjual koran itu, Ayu mendapat sekitar Rp 40 ribu sehari. Tidak hanya menjual koran, Ayu juga menjual majalah.
Dia mengaku memilih berjualan di jalur motor dari pada mobil, karena lebih banyak pengendara motor yang membeli koran dari pada pengendara mobil. Koran yang dijualnya berkisar antara harga Rp 1.000 hingga Rp 5 ribu. Sedangkan majalah dijual sekitar Rp 6 ribu hingga Rp 50 ribu. Pelanggannya mayoritas lebih memilih membeli koran daripada majalah.
Ayu mengungkapkan pulang dan pergi dengan membawa sepeda, karena dia tidak bisa mengendarai motor. Hampir setiap hari setelah berjualan Ayu membawa pulang koran untuk dijual adiknya ke rumah-rumah warga sekitar Kecamatan Kaliwungu. “Biasanya saya pulang dengan membawa koran, dan koran yang saya bawa pulang dijual adik saya ke langganannya,” ungkapnya kepada Seputarkudus,com.
Selesai berjualan jam 10.30 WIB, dia tidak langsung pulang, tetapi bertemu dengan temannya Muhamad Arif (30) yang juga penjual koran di Jalan Mangga, tak jauh dari tempat Ayu berjualan. Arif sapaan akrabnya, menjual koran sejak tahun 2011, sesame penjual koran Ayu mengaku sudah seperti sodara sendiri dengan Arif.
Baca juga: Warga Krandon Ini Tak Mengeluh Meski Harus Berkursi Roda Jadi Loper dan Penjual Koran
Dari hasil menjual koran, Arif bisa mendapat pemasukan sekitar Rp 30 ribu tiap hari, dan Arif mengaku memilih tidak berjualan pada hari Minggu. “Sebenarnya saya bebas berjualan kapan saja, tapi saya memilih untuk libur hari Minggu. Karena pelanggan saya rata-rata orang dinas dan kantoran yang libur hari Minggu,” tambahnya.
Sobat baru saja selesai membaca :
Meski Perempuan, Ayu Tak Pernah Malu Berjualan Koran di Tepi Jalan Dr Lukmonohadi
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Meski Perempuan, Ayu Tak Pernah Malu Berjualan Koran di Tepi Jalan Dr Lukmonohadi dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Meski Perempuan, Ayu Tak Pernah Malu Berjualan Koran di Tepi Jalan Dr Lukmonohadi link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2016/09/meski-perempuan-ayu-tak-pernah-malu.html