Judul : Komisi Katolik Brisbane Desak RI Jawab Petisi Papua di PBB
link : Komisi Katolik Brisbane Desak RI Jawab Petisi Papua di PBB
Komisi Katolik Brisbane Desak RI Jawab Petisi Papua di PBB
"Petisi tersebut konsisten dengan sentimen dari banyak rakyat Papua yang saya ajak bicara ketika saya berada di Papua," kata Peter Arndt, excecutive officer CJPC, kepada catholicleader.com.au.
"Sangat jelas bagi saya bahwa sebagian besar rakyat Papua menginginkan penentuan nasib sendiri," kata dia. Catholic Reader tidak mencantumkan kapan wawancara dengan Arndt dilangsungkan.
Juru Bicara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, mengklaim telah menyerahkan petisi berisi tanda tangan 1,8 juta rakyat Papua kepada Komisi Dekolonisasi PBB pada 27 September lalu.
Baca berikut ini:
- Ini Pernyataan dari Benny Wenda tentang Petisi Rakyat West Papua
- Pernyataan Sikap dari Dewan Komite ULMWP Tentang Petisi Rakyat West Papua
Klaim ini telah dibantah oleh Ketua Komisi Dekolonisasi PBB, Rafael Ramirez, bahkan menuduh ada pihak-pihak yang ingin memanipulasi Komisi demi kepentingan agenda separatis.
Selanjutnya, Ramirez mengatakan petisi referendum Papua tidak masuk dalam agenda Komisi Dekolonisasi sebab Komisi hanya akan membahas 17 teritori yang sudah ada dalam daftar non-self governing territories. Papua tidak termasuk dalam daftar ini.
Peter Arndt dalam berita yang ditulis catholicleader.com.au tidak menyinggung adanya bantahan dari PBB tentang keberadaan petisi tersebut. Sebaliknya, dia meyakini bahwa petisi yang diklaim telah diserahkan kepada PBB tersebut mewakili asiprasi rakyat Papua.
Tahun lalu CJPC meluncurkan sebuah studi yang mendokumentasikan intimidasi, penyiksaan, penculikan dan pembunuhan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dan militer di Papua dengan judul We Will Lose everything.
Untuk membuat laporan tersebut, Peter Arndt bersama Suster Susan Connelly dari CJPC berkunjung ke Papua pada tahun 2015 dan berbicara kepada sejumlah pihak di sana dalam menyusun laporan mereka.
Di antara rekomendasi yang mereka buat lewat studi tersebut adalah meminta agar pemerintah-pemerintah di Pasifik, termasuk Australia, mengupayakan intervensi Dewan HAM PBB dan Sidang Umum PBB untuk melakukan investigasi yang kredibel terhadap pelanggaran HAM di Papua.
Selain itu, pemerintah-pemerintah di Pasifik juga diminta menekan secara langsung pemerintah Indonesia dan mengupayakan intervensi PBB untuk menyelenggarakan dialog antara pemerintah RI dengan pemimpin-pemimpin Papua, yaitu ULMWP, untuk membuka jalan bagi referendum yang sungguh-sungguh di Papua.
Baca berikut ini:
- Petisi Rakyat West Papua, yang Ditandatangani oleh Lebih dari 1,8 Juta Orang, telah Diserahkan Kepada PBB
- Penjelasan Bazoka Logo tentang Petisi Rakyat West Papua
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Sobat baru saja selesai membaca :
Komisi Katolik Brisbane Desak RI Jawab Petisi Papua di PBB
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Komisi Katolik Brisbane Desak RI Jawab Petisi Papua di PBB dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Komisi Katolik Brisbane Desak RI Jawab Petisi Papua di PBB link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/10/komisi-katolik-brisbane-desak-ri-jawab.html