Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda

Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Indonesia Timur, Artikel Irian Jaya, Artikel Kabar, Artikel Papua, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda
link : Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda

Baca juga


Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda

Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda
Pemimpin Kemerdekaan West Papua dan Juru bicara ULMWP, Benny Wenda.
Warisan kolonialisme Eropa terus berkembang pesat dan ada banyak wilayah di dunia, dimana penduduk asli masih menghadapi kesulitan, kekerasan dan berbagai kasus lain serta genosida atau pemusnahan rakyat pribumi. Salah satu wilayah tersebut adalah West Papua, yang merupakan bekas koloni Belanda yang diambil alih oleh Indonesia melalui sebuah perjanjian internasional yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan PBB pada tahun 1963.

Sejak saat itu,
Free West Papua Campaign memperkirakan, lebih dari 500.000 rakyat West Papua telah dibunuh oleh pemerintah Indonesia, dan ribuan lainnya disiksa, diperkosa serta dipenjarakan. Pemerintah Indonesia telah melarang media asing, LSM, dan lembaga-lembaga Hak asasi Manusia beroperasi di West Papua. Pembohongan Indonesia secara sistematis mengurangi kesadaran internasional akan apa yang sedang terjadi di wilayah ini. Free West Papua Campaign berbasis di Inggris. Mereka terus berusaha dan bekerja keras untuk menarik perhatian dari internasional terhadap penderitaan West Papua dan untuk mendorong penyelidikan internasional terhadap pelanggaran yang terus terjadi di Papua. Kampanye tersebut juga mendorong untuk dilakukan referendum kemerdekaan yang diawasi langsung oleh dunia internasional. Bulan lalu, Lyndsey Croal dari media
Cable Magazine mewawancarai Pemimpin Kemerdekaan West Papua, yang juga pendiri Free West Papua Campaign serta Juru bicara ULMWP, Benny Wenda. Wenda telah mengasingkan diri dari West Papua, dan saat ini Ia tinggal di Oxford. Pada tahun 2002, dia ditangkap dan ditahan dalam penjara oleh pemerintah Indonesia, dengan tuduhan telah melakukan sebuah serangan terhadap pos polisi. Namun, dia telah melarikan diri dan lolos dari penjara, kemudian tiba di Inggris, dan pada akhirnya pada tahun 2003, Benny telah mendapatkan suaka. Segera setelah itu, dia memulai kampanye Papua Merdeka dan dia berharap, suatu hari nanti, Ia bersama keluarganya dapat kembali ke West Papua dengan sebuah kemerdekaan. Dalam wawancara berikut ini, Benny Wenda berbicara tentang situasi saat ini di West Papua, tentang kampanye Papuya Merdeka dan harapannya untuk masa negara West Papua, serta bangsanya.

Penanya: Lyndsey Croal
Narasumber:  Benny Wenda
Translate by:


Pertanyaan: Bisakah anda ceritakan sedikit tentang apa yang sedang terjadi di West Papua saat ini?

Situasi di West Papua lebih buruk dari sebelumnya, sejak tahun 2014 ketika presiden saat ini (Jokowi) mulai berkuasa. Kini, West Papua sebagian besar menjadi lapangan pembunuhan yang dilakukan oleh militer Indonesia. Ini terjadi di wilayah yang sama sejak 2014, di wilayah Paniai, di mana sebagian besar kekerasan terjadi. Baru-baru ini, pada tanggal 1 Agustus 2017, wanita dan anak-anak terbunuh dan 16 orang terluka parah, empat di antaranya kritis. Jadi, inilah yang terjadi di West Papua: situasi hak asasi manusia semakin memburuk saat saya berbicara.

Baca kasus "Paniai" berikut ini:
  1. Keluarga Korban Paniai Berdarah Desak Kasus Dibuka ke Publik
  2. Jokowi Segera Penuhi Janji untuk Menyelesaikan Kasus Pelanggaran HAM di Paniai
  3. Kasus Pelaggaran HAM di Paniai Tak Tuntas, Rakyat Tak Percaya Negara
  4. Komnas HAM : Pemerintah Terkesan Menutupi Pelaku Kasus Paniai
  5. Legislator Papua: Jokowi Harus Tepati Janji Selesaikan Kasus Paniai
Pertanyaan: Mengingat pembungkaman media internasional, seberapa baik media lokal mengkomunikasikan rincian situasinya?

Pembungkaman media Internasional telah terjadi sejak 50 tahun silang hingga saat ini. Indonesia melarang wartawan internasional, termasuk media seperti BBC, ABC, atau Fox News. Wartawan sering ditangkap, ketika sedang meliput. Contoh kasus, beberapa tahun yang lalu seorang jurnalis Prancis sedang berada di West Papua, namun militer Indonesia menyusulinnya dan menangkap para jurnalis itu, dan ditahan selama empat sampai lima bulan di dalam penjara. Indonesia sangat licik dalam hubungan mereka dengan dunia Internasional, khususnya di Inggris, Amerika atau Australia. Indonesia mengklaim, bahwa mereka mengizinkan wartawan masuk ke West Papua, namun kenyataannya adalah mereka tidak melakukan itu. Di West Papua, wartawan lokal pun sering diintimidasi, diteror bahkan sampai dibunuh, sehingga mereka tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Tapi setidaknya ada satu media lokal yang disebut Jubi, yang dijalankan oleh orang Papua. Mereka sering ditangkap dan menghadapi intimidasi di dengan todongan senjata, dan kadang-kadang dapat mengorbankan nyawanya, saat mereka menceritakan apa yang terjadi di West Papua kepada Dunia.

"Militer Indonesia bisa memutuskan berita apa yang harus dipublikasi, dan berita apa yang tidak diperbolehkan untuk dipublikasi; mereka menyensor semuanya. "

Tapi kebanyakan media Indonesia hanyalah budaya propaganda. Militer Indonesia bisa memutuskan berita apa yang harus dipublikasi, dan berita apa yang tidak diperbolehkan untuk dipublikasi; mereka menyensor semuanya. Untungnya, kami juga memiliki jaringan media sosial dan saya pikir ini bisa membuat perbedaan besar bagi para jurnalis untuk meningkatkan kesadaran. Jadi kadang wartawan independen mengangkat isu West Papua secara internasional. 

Pertanyaan: Bagaimana tentang Kampanye Papua Merdeka?

Perjuangan West Papua  telah berlangsung selama hampir 56 tahun hingga sekarang dan tidak ada yang tahu banyak tentang hal itu, terutama di Eropa termasuk Inggris. Ketika saya datang ke sini (Inggris), saya pikir orang akan tahu tentang perjuangan kita, karena orang-orang Inggris berpikiran terbuka.

Jadi, saya pikir, pasti mereka akan tahu. Tapi ketika saya menceritakan kisah ini, mereka tidak tahu. Mereka mengatakan, 'Dimana West Papua' dan mereka semua hanya mengatakan 'Papua Nugini,' karena itu adalah koloni Inggris, jadi mereka tahu Papua Nugini tapi tetang West Papua mereka tidak tahu. Saya mendirikan Free West Papua Campaign di Oxford pada tahun 2004, dengan maksud untuk dapat mendidik orang-orang di Inggris dan belahan Dunia, mengenai perjuangan kita (West Papua) dan kemudian melintasi perbatasan West Papua, seperti di Australia, New Zealand dan di beberapa wilayah lain di Eropa, Afrika, dan Karibia. Sejak saat itu isu West Papua telah menjadi isu internasional. Itu semua terjadi karena atas dukungan teman-teman di Inggris dan Skotlandia untuk mendukung kampanye ini. Saya telah menghabiskan waktu berjam-jam di Parlemen Skotlandia untuk meluncurkan Parlemen Internasional untuk West Papua (IPWP), dan didukung oleh Aileen Campbell. Jadi, kami mencoba menyoroti masalah kritis ini dan saya pikir sejak saat itu telah ada banyak perkembangan di seluruh dunia sehingga itulah yang West Papua sebut: mendidik dunia untuk memahami perjuangan kita, dan karena itulah sekarang dukungan untuk kita telah tumbuh di seluruh dunia.

Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda
Free West Papua Campaign mengadakan demonstrasi saat peluncuran gerakan solidaritas Pan-Pasifik untuk West Papua di London pada tahun 2015.

Pertanyaan: Saya mengerti Inggris telah memberi Anda suaka sejak tahun 2003. Bagaimana kabar Anda ketika sampai di Inggris?

Ketika saya memutuskan untuk datang ke Inggris, banyak orang bertanya kepada saya mengapa saya tidak mencari suaka di Pasifik, di Australia atau New Zealand. Ada dua alasan. Alasan Pertama adalah saya tahu mereka akan mengerti saya karena mereka berpikiran terbuka. Inggris telah menjajah separuh dunia dan mereka telah memberikan kemerdekaan, termasuk ke beberapa negara di Pasifik, seperti: Vanuatu, Solomon, Papua Nugini dan Fiji. Karena West Papua juga merupakan bagian dari Melanesia, sehingga itulah sebabnya saya memutuskan untuk datang ke Inggris karena mereka akan memahami perjuangan West Papua melawan kolonialisme. 

Kedua, saya punya teman bernama Mike Utsky. Dia pernah ke West Papua saat usianya 21 tahun. Saat itulah kami bertemu. Ketika dia pergi, saya ditangkap dan dia mulai berkampanye di Inggris. Itulah mengapa saya memutuskan untuk datang ke Inggris. Akhirnya pemerintah Inggris mengizinkan saya tinggal di negara ini dan saya pikir kebebasan yang saya nikmati telah membantu saya untuk mendidik dunia tentang West Papua. Meskipun hatiku ada bersama bangsaku. Sehingga suatu saat saya akan kembali ke tempat asalku (West Papua).

Pertanyaan: Menurut Anda, mengapa pentingnya membahwa West Papua menuju referendum untuk sebuah kemerdekaan?

Pada tahun 1969, Indonesia dan negara-negara besar, termasuk Inggris, memberikan suara. Mereka menyebutnya Act of Free Choice (bebas memilih). Namun, itu kami di West Papua menyebutnya dengan "Act of No Choice" (tidak bebas memilih). Kami menyebutnya demikian, karena, saat itu populasi rakyat West Papua ada sekitar 1 juta orang, namun hanya 1025 orang yang dipilih dan dipaksa untuk mengikuti apa yang diatur oleh Indonesia. Sehingga ini tidak terjadi di bawah hukum internasional yang menjamin One Man, One Vote atau "Satu orang, Satu suara". Mereka hanya mengumpulkan para tetua dan memaksa untuk memilih.

Baca berikut ini:
  1. Data Fakta Sejarah Papua Barat
  2. Kronologi Papua 1960 -1969: Ketika Hak-hak Politik Bangsa Papua Diberangus
Sebenarnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terlibat langsung. Ini adalah pulau yang sedang kita bicarakan, pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Meskipun ukurannya, hanya enam petugas dan enam belas pembantu yang dikirim dari PBB ke West Papua. Referendum itu selalu kita sebut penipuan, terlepas dari keterlibatan PBB (karena tidak melalui hukum Internasional).

Oleh karena itu, lain kami berkampanye untuk referendum, agar rakyat West Papua dapat menentukan nasib masa depannya. Yang terjadi sebelumnya adalah kecurangan karena Perang Dingin dan mereka hanya berusaha menyapu bersih isu West Papua. Itulah sebabnya kita sekarang berkampanye untuk referendum. Ada alasan historis yang kuat - secara politis dan legal, kita berada dalam posisi yang kuat. Kami menuntut agar Indonesia dan PBB mengizinkan West Papua untuk memilih takdirnya sendiri. Untuk mendukung hal ini, kami juga menjalankan tim renang "Swim for West Papua", sebuah gerakan, mereka berenang sejauh 69km dari Danau Jenewa untuk menyoroti dan mengirimkan sebuah petisi West Papua yang telah digalang untuk dibawa ke Dewan HAM PBB.

Baca ini:
  1. Renang #SwimForWestPapua Telah Berhasil Membawa Petisi West Papua Menyeberangi Danau Jenewa
  2. Benny Wenda Menyerahkan Petisi Rakyat West Papua Kepada Jeremy Corbyn

Pertanyaan: Dengan semakin berkembangnya kampanye dan apa yang ingin Anda capai dari petisi, apa tujuan Anda menuju West Papua dan harapan jangka panjang Anda bagi masyarakatnya?

Free West Papua Campaign adalah organisasi utama yang menyoroti kampanye kita untuk menentukan nasib sendiri. Tapi kita juga memiliki organisasi yang lebih besar yang disebut United Liberation Movement of West Papua (ULMWP), yang mempertemukan semua faksi di West Papua dengan dunia luar. ULMWP memiliki Sekretaris Jenderal dan tiga anggota eksekutif. Kami tekah bersatu.

Jadi, tujuan pertama kita adalah kemerdekaan; Kami menginginkan kemerdekaan politik dari pemerintah Indonesia. Itulah tujuan dari kampanye ini, tujuan dari pertarungan ini. Isu ini bukan hanya masalah West Papua, tapi merupakan isu internasional karena ada keterlibatan internasional sejak awal. Jadi, kita harus sampaikan terhadap dunia dan PBB untuk harus memperbaiki kesalahan yang terjadi sebelumnya itu, karena yang salah adalah bagian dari sejarah PBB sendiri. West Papua dilanggar berdasarkan hukum internasional. Negara ini menghormati hukum internasional, namun kasus West Papua ditutupi, jadi kami membutuhkan solidaritas internasional untuk bergerak mendukung kampanye kami untuk penentuan nasib sendiri. Kami juga telah meluncurkan seruan untuk pemungutan suara yang diawasi secara internasional di parlemen Inggris "Internationally Supervised Vote for West Papua", yang telah disahkan oleh semua anggota parlemen dan beberapa pemimpin dari Pasifik, termasuk Perdana Menteri Tonga. Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn juga mendukung hal ini, jadi sampai di sana.

Baca juga, beberapa postingan terkait berikut ini:
  1. IPWP: PBB Harus Awasi Referendum di Papua
  2. Ini Deklarasi dan Hasil Pertemuan IPWP di London Inggris
  3. Petisi "Internationally Supervised Vote for West Papua"


Pertanyaan: Saya mengerti anak-anak Anda tumbuh di Inggris juga. Apakah Anda berharap bisa kembali suatu hari ke Papua Barat yang merdeka?
Ya, itulah impian kita, dan saya selalu berusaha sejujur ​​mungkin untuk bangsaku. Saya selalu mengatakan bahwa kita berada di sini dalam sebuah misi, kita tidak berada di sini untuk mencari kehidupan yang lebih baik; dan mereka mengerti Sebelum anak-anak saya dewasa saya perlu memberi tahu mereka mengapa kita ada di sini. Aku tidak ingin menyembunyikannya; kita berada di sini dalam sebuah misi, kita di sini bukan mencari kehidupan yang lebih baik, mobil yang bagus atau apapun yang baik, sehingga mereka pun mengerti.

Baca ini: (Ini Sebagian Visi Para Pemimpin ULMWP Terkait Papua Merdeka)

Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda
Benny dan keluarganya memainkan musik tradisional West Papua.


Pertanyaan: Sudahkah masyarakat internasional cukup memperhatikan situasi West Papua?

Dengan masyarakat internasional, kini tujuh negara dari Pasifik secara resmi mendukung ULMWP, yaitu: Vanuatu; Solomon Islands; Tonga; Tuvalu; Nauru; Palau; dan Marshall Islands. Negara-negara tersebut mendukung West Papua untuk memberi perhatian pada PBB dan memberi West Papua kesempatan lain untuk menentukan nasib sendiri. Ada juga kelompok solidaritas di Pasifik, di Australia dan New Zelands, karena ini adalah isu regional.

Saya sangat yakin bahwa situasi ini akan segera berubah. Karena itulah Indonesia melakukan operasi militer yang agresif; West Papua menjadi zona perang karena pemerintah Indonesia berusaha menekan rakyat West Papua untuk tetap diam.

Saya katakan lima puluh tahun sudah cukup: Anda (Indonesia) mengurung rakyat saya di penjara dan memperbudaknya, namun sekarang rakyat saya dengan beraninya mereka keluar di jalanan karena mereka melihat dunia berubah. Generasi baru ini memungut informasi melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Saya pikir itu sebabnya kami percaya diri.



Pertanyaan: Saya mengerti ada beberapa kritik atas tindakan Interpol beberapa tahun yang lalu, sehubungan dengan seruan untuk Anda ditangkap, oleh pemerintah Indonesia? Dengan nama Anda dimasukkan ke daftar Interpol dan kemudian dihapus?

Anda melawan militer yang kuat, hanya satu orang tidak bisa menang, mereka akan berusaha menghentikannya dalam banyak hal. Ketika Interpol memasukkan daftar ini keluar, saya pikir saya di Inggris, saya bebas, tapi Indonesia mencoba untuk mengejar saya kemanapun kita pergi, dan sebagian mereka mencoba untuk membatasi gerakan saya karena mereka tahu kapan saya harus tinggal di negara ini saya punya kebebasan lebih. Itu mengkhawatirkan bagi mereka karena banyak bepergian ke Afrika dan Karibia. Inilah satu-satunya cara untuk menghentikan saya melintasi perbatasan ke negara lain. Tapi karena tindakan ini bermotif politik, pengacara Inggris, Australian Lawyer and Fair Trial International membantu perjuangan untuk menghapus nama saya. Argumen Indonesia hanyalah motivasi politik dan oleh karenanya sekretariat Interpol menghapusnya. Sekarang saya bebas bepergian lagi.


Pertanyaan: Bagaimana pemerintah Indonesia membenarkan tindakannya di West Papua?

Apa yang mereka lakukan sekarang adalah mereka mencoba meyakinkan dunia bahwa mereka membawa pembangunan dan infrastruktur ke wilayah ini. Ini karena argumen politik dan hukum untuk mereka telah tidak ada lagi. Tapi mereka tidak bisa meyakinkan orang Papua dan seluruh dunia.

"Rakyat di West Papua tidak menangis untuk sebuah pembangunan seperti jembatan atau infrastruktur lainnya; mereka menangis karena keadilan dan kebebasan mereka yang dirampas oleh Indonesia."


Anda tidak bisa membawa pembangunan, atau membangun bangunan bersejarah misalnya, di bawah penderitaan rakyat, saat Anda membunuh rakyat dan saat Anda menghancurkan lingkungan, hutan, dan pegunungan kita. Rakyat di West Papua tidak menangis untuk sebuah pembangunan seperti jembatan atau infrastruktur lainnya; mereka menangis karena keadilan dan kebebasan mereka yang dirampas oleh Indonesia. Mereka (rakyat West Papua) tidak ingin tanah mereka hancur, hutan mereka digugur, gunung mereka hancur. Harapan Rakyat West Papua kepada saya untuk mengatakan ini kepada dunia: Kami menginginkan kebebasan; Kami ingin membebaskan tanah kami. Dan saat kita bebas, kita akan menyambut semua orang. Saat ini, sementara Indonesia membunuh kita, sementara mereka memperkosa dan menyiksa kita sehingga kita tidak aman. Itulah pesan yang kami dapatkan dari West Papua.


Pertanyaan: Anda menyebut peristiwa di West Papua sedang terjadi genosida. Mengapa menurut Anda tepat menggunakan istilah itu?

Saya pikir mungkin di bawah hukum internasional beberapa ahli tentang pencegahan genosida mungkin mengatakan bahwa ini tidak sesuai. Tapi saat pembunuhan meningkat, istilah 'genosida' itu penting, karena saya adalah seorang juru kampanye, jadi saya berhak membela rakyat saya dalam hal krisis kemanusiaan ini. Indonesia telah membunuh sejak 1963 sampai sekarang. Ya, Amnesty International memperkirakan 100.000 kematian, namun dari kerja penyidik ​​independen dari Gereja dan dari pihak kita sendiri, kita tahu bahwa ada lebih banyak kematian daripada yang dikatakan Amnesty International. Beberapa bukti adalah bahwa keluarga saya sendiri tidak tercantum dalam penyelidikan Amnesty. Tidak ada yang menyelidiki desa saya karena Indonesia mencegah penyelidikan independen. Juan Mendez, seorang spesialis dari departemen PBB mengenai pencegahan genosida, memperkirakan sekitar sepuluh tahun yang lalu bahwa West Papua termasuk di antara negara-negara lain yang berisiko punah. Jadi, saya pikir genosida adalah cara tepat untuk menggambarkannya. Amnesty mengatakan sekitar 100.000 orang. Namun saya katakan 500.000, itu adalah angka yang menunjukkan bukti dari meningkatnya pembunuhan sehari-hari, dan dari kenyataan bahwa keluarga saya sendiri tidak terdaftar. Jika Indonesia mengklaim bahwa saya salah, maka mereka akan cukup berani untuk mengizinkan penyelidikan independen atau misi pencari fakta hak asasi manusia PBB ke West Papua.

Baca berikut ini:
  1. Diprediksi, Tahun 2040 Orang Asli Papua akan Punah dalam Pangkuan NKRI
  2. Jumlah OAP Kian Minim, Pendatang Dominasi Wilayah Kondusif

"Orang yang mencintai alam, hewan, lingkungan dan hak asasi manusia, silahkan terlibat untuk menyelamatkan West Papua dan kemudian kita bisa bekerja sama. Saya ingin West Papua menjadi contoh bagi dunia bahwa kita perlu melindungi planet ini. Kita masih satu planet, kita adalah satu keluarga; hanya warna kita yang berbeda. Kita perlu saling membantu. Itulah pesan saya. "


Pertanyaan: Mengapa orang harus mendukung kampanye Anda dan apa yang dapat mereka lakukan untuk mendukungnya?

Saya pikir orang-orang di sekitar dunia dan kelompok solidaritas harus mendukung West Papua, karena West Papua itu unik. Ini adalah perbatasan terakhir. Saya pikir orang akan bangga karena West Papua tidak berjuang untuk menggulingkan kekuasaan. Ini bertempur dari satu kekuatan kolonial hingga kekuatan kolonial kedua; itu murni kolonialisme, rasisme, dan diskriminasi. Saya tahu bahwa orang-orang Inggris tidak menerima kolonialisme, imperialisme, atau rasisme, dan itulah sebabnya mereka lebih mengerti daripada siapa pun. Oleh karena itu, sangat penting, dan generasi baru akan bangga pada suatu hari ketika West Papua mandiri, seperti dengan gerakan apartheid Afrika Selatan. Seperti Jeremy Corbyn, saya melihat sebuah gambar saat dia masih muda, dan sekarang dia bangga menjadi bagian dari gerakan apartheid tersebut. Saya pikir ini adalah perjuangan abad kedua puluh satu, jadi saya percaya siapapun yang mendukung West Papua akan bangga menjadi bagian dari gerakan ini. Dan juga, West Papua adalah bangsa yang sangat istimewa.

Ada misalnya burung cendrawasih, margasatwa, dan spesies di West Papua yang unik; Anda tidak dapat menemukannya di tempat lain di planet ini. West Papua juga memiliki cadangan hutan terbesar kedua. Orang yang mencintai alam, hewan, lingkungan dan hak asasi manusia, silahkan terlibat untuk menyelamatkan West Papua dan kemudian kita bisa bekerja sama. Saya ingin West Papua menjadi contoh bagi dunia bahwa kita perlu melindungi planet ini. Kita masih satu planet, kita adalah satu keluarga; hanya warna kita yang berbeda. Kita perlu saling membantu. Itulah pesan saya.

Baca berikut ini:
  1. WWF Ajak Masyarakat Adat Jaga Habitat Cenderawasih
  2. Perlu ada Sanksi Tegas Bagi Pembunuh Cenderawasih


Pada bulan Agustus, sebuah gerakan Kampanye Papua Merdeka, Berenang untuk West Papua, mengirim enam perenang muda melintasi 69km Danau Jenewa, untuk mengirimkan petisi tersebut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyerukan sebuah pemungutan suara yang diawasi secara internasional untuk West Papua "Internationally Supervised Vote for West Papua". Terima kasih kepada Benny dan Kate Gething-Lewis dari Free West Papua Campaign, untuk memfasilitasi wawancara ini.



Fitur gambar: Benny Wenda dalam pakaian tradisional West Papua adalah saat memberikan pidato "Tur Kebebasan" pada tahun 2013. Terimakasih kepada Free West Papua Campaign untuk berbagi gambar yang digunakan dalam artikel ini dengan CABLE.


Posted by: Admin
Editor by: M. WALELA
Copyright ©Cable Magazine "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com


Sobat baru saja selesai membaca :

Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Cable Magazine: Sebuah Wawancara dengan Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Benny Wenda link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/09/cable-magazine-sebuah-wawancara-dengan.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :