Judul : Penyediaan Tempat Sampah Belum Merata Di Kota Ambon
link : Penyediaan Tempat Sampah Belum Merata Di Kota Ambon
Penyediaan Tempat Sampah Belum Merata Di Kota Ambon
Ambon, Malukupost.com - Pemerintah Kota Ambon dinilai tidak memperhatikan penyediaan tempat sampah di masyarakat, banyak sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. Sungai menjadi alternatif untuk pembuangan sampah. Sehingga pada saat hujan, Ambon terus menjadi langganan banjir akibat tumpukan sampah yang menjadi penghalang air, tidak bisa mengalir dengan baik.Hal tersebut disampaikan saat diskusi bersama antara organisasi Cipayung Plus yakni, HMI IMM PMII GMNI KAMMI PMKRI dan GMKI bersama Pemerintah Kota, yang diwakili Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dinas lingkungan hidup dan Persampahan Kota Ambon, Novandaris Sakota, di Ambon, Selasa (20/6).
Ketua KAMMI Kota Ambon Asrul Sanip Kisuku pada kesempatan itu mengatakan, persoalan sampah dianggap kurang menjadi perhatian serius oleh pemerintah maupun dinas terkait.
“Pemerintah hanya memperhatikan sampah di tempat, keramaian seperti pasar. Sementara di permukiman warga yang padat penduduk, penyediaan tempat sampah tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada,” ungkap Kisuku.
Menurut Kisuku, hal Ini yang menjadi kendala sehingga jangan heran jika masyarakat lebih memilih buang sampah ke sungai atau di saluran/got, bahkan juga ada yang membuang di daerah tebing yang dampaknya bisa terjadi longsor. Bahkan setiap kali hujan, ada beberapa lokasi-lokasi tertentu yang tidak lagi banjir air, tetapi banjir sampah, misalnya turun turun Batu Merah dan juga jalan dari Aster menuju Gunung Malintang.
“Meski ini dianggap kurangnya kesadaran masyarakat, Tetapi, pemerintah juga harus memperhatikannya dengan menyediakan tempat sampah. Karena dari Aster ke Gunung Malintang tidak ada penyediaan bank sampah bagi masyarakat sekitar situ,” ujarnya.
Sementara itu, pengurus GMNI Kota Ambon, Ferry Amtu mengatakan, tertib sampah perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar bisa dipahami dengan baik. Atau paling tidak dibuat suatu kurikulum untuk menjadi pelajaran tetap di sekolah-sekolah mulai dari TK hingga SMA.
Menurut Amtu, sosialisasi juga dianggap hanya sebagai penguatan tetapi perlu dibarengi dengan penyediaan tempat sampah dari Pemerintah Kota kepada masyarakat. Yang disesuaikan dengan kepadatan penduduk, sebab sejauh ini penyediaan tempat sampah secara merata itu belum ada sama sekali di tempat pemukiman padat penduduk.
“Saya kira penguatan sosialisasi itu penting, dan tidak hanya sebatas itu saja, tetapi harus dilakukan dengan penyediaan tempat sampah pada lokasi-lokasi yang belum disediakan,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon, Novandaris Sakota mengatakan, persoalan sampah merupakan hal yang terpenting di Kota Ambon. Olehnya itu, pihaknya mengajak semua pihak untuk menyatukan persepsi agar Ambon bisa bebas dari sampah.
Dijelaskan Sakota, sesuai komitmen pemerintah Kota Ambon bahwa di tahun 2020, Kota yang berjuluk Manise ini harus bisa bebas sampah 80 persen. Dan sejauh ini, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah. Namun dinilai masyarakat belum memiliki kesadaran baik untuk masalah pembuangan sampah.
“Saya kira sampah harus menjadi perhatian bersama, masyarakat juga diharapkan agar punya kesadaran jangan membuang sampah yang bukan pada tempatnya. Dan harus mematuhi jam pembuangan sampah, dari Jam 10 malam sampai jam 5 pagi, bukan diatas waktu tersebut. Ini yang selalu terjadi, karena ketika lewat dari jam itu, petugas sampah sudah selesai mengangkatnya,” paparnya.
Menyangkut penyediaan tempat sampah yang dinilai tidak sesuai dengan kepadatan penduduk, Sakota katakan hal tersebut karena kekurangan anggaran menjadi kendala dan sangat relatif. Meski begitu, tetap ada upaya pemerintah Kota, bersama dinas terkait terus ditingkatkan. Olehnya itu, dinas lingkungan hidup juga mengajak OKP Cipayung plus untuk membangun bank sampah agar pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan baik.
“Kami dari dinas lingkungan hidup akan mengajak teman-teman dari Cipayung Plus, untuk kita bekerjasama untuk membangun bank sampah, kepada masyarakat. Kiranya dengan ini bisa membantu untuk menata sampah di Kota Ambon,” imbuhnya.
Sakota menambahkan, berdasarkan data yang dimiliki total jumlah sampah per hari di Kota Ambon sebanyak 214,95 ton per hari. Sementara yang masuk TPA 144, 92 ton per hari, sisanya 70 ton sebagian ada di bank sampah. Sedangkan tersisa dari itu, kembali didaur ulang. (MP-8)
Sobat baru saja selesai membaca :
Penyediaan Tempat Sampah Belum Merata Di Kota Ambon
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Penyediaan Tempat Sampah Belum Merata Di Kota Ambon dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Penyediaan Tempat Sampah Belum Merata Di Kota Ambon link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/06/penyediaan-tempat-sampah-belum-merata.html