Judul : KOMNAS HAM: Oknum Aparat Polisi Perburuk Promosi HAM di Tanah Papua
link : KOMNAS HAM: Oknum Aparat Polisi Perburuk Promosi HAM di Tanah Papua
KOMNAS HAM: Oknum Aparat Polisi Perburuk Promosi HAM di Tanah Papua
Kapolda Papua, Irjenpol Paulus Waterpauw saat mendatangi RS Bhayangkara sebelum otopsi dilakukan. Foto: David Sobolim. |
Hal ini katakan Kepala Kantor KOMNAS HAM Perwakilan Papua, Frist Ramandey kepada jurnalis Jubi di Rumah Sakit Bayangkara, Kota Jayapura, Papua, Sabtu(14/1/2017)
“Kejadian dia awal tahun ini memperlihatkan menjungjung HAM di lingkungan aparat itu tidak ada,”ungkap Ramandey saat menjenguk jenazah Edison Hesegem, korban yang diduga meninggal akibat penyiksaan Polisi di Jayawijaya di kamar mayat RS Bhayangkara.
Perilaku oknum polisi yang tidak menjunjung, kata Ramandey memperburuk promosi dan citra penegakan HAM di Papua. Karenanya, pihaknya sangat menyayangkan oknum polisi yang bertindak berlebihan itu.
Menurutu dia, polisi bertindak berlebihan sementara polisi punya standar tersendiri dalam penaganan kasus. Standar itu sebagai panduan penegakan HAM. “Kenapa mereka lakukan ini?”pintanya
Menurut Ramandey, kasus ini kecil tetapi justru kasus-kasus kecil ini terjadi setiap tahun. Kasus Matuan satu kasus di awal tahun yang menceritakan tidak ada perubahan penegakan HAM di Papua.
“Persoalan kecil seperti ini akan semakin menguatakan situsi HAM di Papua segi kuantitasnya berlangsung setiap tahun,”katanya.
.
Karena itu, kata dia, upaya pengungkapan kasus ini sangat penting dalam rangka pendidikan hukum bagi publik dan sekema advokasi public.
“Kita mendukung penuh sikap kelembagaan terang benderang memngungkap kasus ini kepada publik dan menghukum pelakunya,”ujarnya sambil meninggakan ruang Jenazah.
Keluarga korban, Alex Hesegem mantan Gubernur Papua sangat berharap agar jangan terjadi seperti ini lagi sebab di sini banyak orang begitu jadi polisi bekerja itu dengan baik.
"Karena sudah sampai ke rumah sakit kok di pukul lagi? Ini tindakan yang tidak terpuji yang di lakukan oleh anggota polisi," ujar Hesegem kepada Jubi, Sabtu (14/1/2017) di RS Bahyangkara Kotaraja Jayapura.
Menurut Hesegem wakil keluarga korban ini merupakan kelalaian dalam melaksanakan tugas oleh sebab itu meminta kepada Kapolda Papua untuk memecat oknum polisi tersebut. "Dan polisi begitu tidak pantas untuk melayani masyarakat dan perlu juga mendapatkan hukuman setimpal dengan perbuatannya," ujar Alex Hesegem.
Lebih lanjut Alex Hesegem meminta kepada Kapolda Papua maupun Kapolres Jayawijaya sama-sama menjaga situasi agar agar jangan terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan. "Kami juga meminta kepada Komnas HAM untuk bekerja dengan jujur agar hasilnya sama-sama puas,"kata mantan Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar.
Sementara itu Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengakui anggotanya telah melakukan kekerasan terhadap korban. Dia mengatakan anggotanya telah melakukan tindakan penanganan yang berlebihan terhadap korban.
"Anggota kami melakukan tindak kekerasan terhadap korban dan ini tidak seharusnya dilakukan oleh seorang anggota polisi," ungkap Waterpauw.
Kata dia, Anggota yang melakukan tindakan ini akan ditarik ke Polda dan ditindak tegas. "Tindakan tegas berupa hukuman pidana dan diberhentikan secara tidak hormat,"katanya.
Kapolda Papua juga berjanji akan meminta keterangan dari saksi-saksi di RSUD Wamena serta pemilik rumah yang diduga jadi sasaran pencurian. Lalu hasilnya akan disampaikan secara transparan kepada publik.
Keluarga korban juga mengklarifikasi bahwa korban yang meninggal bukan Edison Matuan tetapi yang bersangkutan bernama Edison Hesegem.(*)
Sobat baru saja selesai membaca :
KOMNAS HAM: Oknum Aparat Polisi Perburuk Promosi HAM di Tanah Papua
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang KOMNAS HAM: Oknum Aparat Polisi Perburuk Promosi HAM di Tanah Papua dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: KOMNAS HAM: Oknum Aparat Polisi Perburuk Promosi HAM di Tanah Papua link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/01/komnas-ham-oknum-aparat-polisi-perburuk.html