Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak

Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Indonesia Timur, Artikel Irian Jaya, Artikel Kabar, Artikel Papua, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak
link : Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak

Baca juga


Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak

Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak
Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOP) di Papua. Gambar: Ist/Jubi
Jayapura, Tabloid-WANI/Jubi -- Legislator Papua, Laurenzus Kadepa mengingatkan pihak yang ada di Papua tak menjual isu dan rakyat Papua untuk meminta pemekaran kabupaten/kota hingga pemekaran provinsi ke pemerintah pusat.

Anggota Komisi I DPR Papua bidang Pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM itu mengatakan, pemekaran harus dilihat dari semua sisi secara cermat. Untung ruginya pemekaran perlu diperhitungkan. Dampak baik buruknya kepada masyarakat asli setenpat harus dikaji. Jangan karena nafsu kekuasaan, uang dan jabatan, para elit minta pemekaran ke pemerintah pusat.

"Tidak harus menjual isu dan rakyat untuk pemekaran, baik ditingkat kabupaten/kota hingga provinsi. Jangan karena alasan percepatan pembangunan dan kesejahterakan rakyat sehingga meminta pemekaran atau Daerah Otonom Baru (DOB). Itu adalah hal yang sangat keliru," kata Kadepa kepada Jubi/WANI, Rabu (5/10/2016).


Ia meminta pemerintah pusat membatalkan semua usulan pemekaran atau DOB untuk Papua. Katanya, pemekaran membutuhkan anggaran, jika ada pemekaran, gerakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintahan pusat hanya tinggal wacana.

"Pemekaran bukan solusi menyelesaikan masalah Papua. Justru akan menambah masalah baru. Orang Papua ini aneh, langsung ke Jakarta meminta pemekaran banyak-banyak. Kenapa tidak melalui provinsi sesuai mekanisme pemerintahan," ucapnya.

Menurutnya, meminta pemekaran karena alasan luas pulau Papua tiga kali lipat dari Pulau Jawa sangat tidak masuk di akal. Itu hanyalah taktik sekelompok orang yang hanya inginkan pemekaran untuk mendapat jabatan, uang dan kekuasaan.

"Jangan kehilangan nurani, menjual rakyat dan lainnya untuk memuluskan pemekaran demi kepentingan pribadi atau kelompok. Pemekaran bukan jawaban terhadap semua dinamika yang terjadi di Papua," katanya.

Selasa (4/10/2016), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menggelar Rapat Konsolidasi Nasional (Rakornas) pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) dengan melibatkan Gubernur, Bupati dan Wali Kota se Indonesia, di Gedung Nusantara V Jakarta.


Rakonas dipimpin Ketua Komite I DPD RI, Akhmad Muqowan. Dalam Rakornas itu, sejumlah usulan DOB provinsi, kabupaten dan kota dipaparkan.

Sebanyak 15 calon DOB provinsi, 129 calon DOB kabupaten dan sebanyak 27 calon DOB kota dibahas dalam rapat itu.

"Tanpa DPD, pemekaran pasti tidak bisa dilakukan, itu amanat Undang Undang 23 Tahun 2014. Dalam hal ini mohon dipahami betul, dalam memperjuangkan DOB dasar yang dipakai adalah undang undang ini," kata Akhmad Muqowam. 

Ia berharap semoga tidak ada permasalahan dalam pembentukan otonomi baru, sehingga pihaknya perlu mengkonfirmasi.

Bupati Kepulauan Yapen Toni Tesar, meminta usulan yang disampaikan ketua, usulan DOB jangan dimulai dari nol. Cukup diamandemen sehingga tidak perlu membuat persiapan seperti yang diatur dalam undang undang.


Ditempat yang sama, Wakil Bupati Tolikara Amos Yikwa mengaku sangat mendukung apa yang sudah diputuskan oleh Komite I DPD RI terkait pembentukan DOB di Provinsi Papua.

"Pegunungan Bintang meliputi 46 kecamatan dan 546 kampung. Pada prinsipnya DOB itu ada di Kembu dan Bogoga," kata Amos.

Sementara Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyatakan, DOB belum bisa dibahas tahun ini maupun tahun yang akan datang. Alasannya kondisi keuangan negara belum stabil.

Pemerintah pusat tidak ingin memberatkan pemerintah induk, karena kondisi keuangan negara yang berat kini dan berdampak pada pemangkasan anggaran dari pusat ke daerah, juga kondisi perekonomian yang belum stabil.

"Secara pemerintah akan melakukan seleksi yang ketat dan bertahap dengan mempertimbangkan secara seksama kondisi regulasi, sosial politik, fiskal anggaran, perekonomian nasional, dan juga kondisi geografis daerah. Keputusan finalisasi pembentukan DOB akan kami sampaikan ke Presiden. Mohon dimaklumi, kami tetap menghargai hak konstitusional masyarakat," kata Mendagri Cahyo. (*)




Posted by: ERIICK
Copyright ©Tabloid JUBI


Sobat baru saja selesai membaca :

Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Orang Papua ini Aneh, tidak Melalui Mekanisme Langsung ke Jakarta Minta Pemekaran Banyak-banyak link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2016/10/orang-papua-ini-aneh-tidak-melalui.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :