Rokok-kondom haram masuk koperasi 212 - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Rokok-kondom haram masuk koperasi 212, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Ragam, Artikel Risalah, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Rokok-kondom haram masuk koperasi 212
link : Rokok-kondom haram masuk koperasi 212

Rokok-kondom haram masuk koperasi 212

KitaMart (Republika)

Koperasi Syariah 212 telah meresmikan minimarket perdananya yang bernama ‘Kita Mart’ di Cluster Puri Jakamulya, Cikunir Raya, Bekasi Selatan, Rabu (29/3) lalu.

Namun, ada barang-barang tertentu yang tak dijual di toko retail yang mengusung spirit aksi 212 itu.

Menurut Ketua Umum Koperasi Syariah 212, Muhammad Syafii Antonio, pihaknya telah berkomitmen tidak menjual barang-barang haram dan barang yang dianggapnya syubhat di Kita Mart.

Barang-barang yang dimaksud diantaranya kondom, minuman keras dan rokok.

"Kita ingin komit rokok tidak boleh ada, alat kontrasepsi tak boleh ada, dan minuman keras juga tidak boleh ada", ujarnya, dikutip Republika.

Syafii Antonio mengatakan, Kita Mart juga tak ingin seperti minimarket lainnya yang selama ini menjual alat kontrasepsi secara bebas.

"Pastinya, di minimarket ini tidak bokeh ada barang-barang yang diharamkan atau yang syubhat lah", tegasnya.

Ia menjelaskan, saat ini banyak tantangan besar bagi umat Islam dalam bidang usaha. Salah satunya yaitu masih banyaknya barang-barang impor yang masuk ke Indonesia.

Karena itu, Antonio berharap, ritail berbasis jama'ah ini dapat mengurani barang impor dan bepindah menjadi produk nasional.

"Jadi, sangat indah jika di Indonesia itu produk asing sangat sedikit. Sedangkan produk-produk dalam negeri sendiri bisa ada di Jepang, Cina, Inggris, Amerika, Australia, dan sebagainya", ujarnya.

Dengan demikian, sudah saatnya umat Islam berhijrah dari bisnis waralaba yang dibangun personal ke waralaba berbasis jama'ah.

Begitu juga dengan sistemnya, yang biasanya Francise dapat diubat dengan sistem kemitraan.

"Berikutnya, bagaimana kita yang gandrung dengan buah impor ini beralih menjadi menyukai buah lokal. Selain itu, bagaimana dengan sistem pembiayaan yang ribawi berhijrah ke pembiayaan yang bagi hasil", ucapnya. (Republika)

Sobat baru saja selesai membaca :