Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel

Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Ragam, Artikel Risalah, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel
link : Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel

Baca juga


Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel

Ilustrasi (Al-Jazeera)
Para pengunjuk rasa di Ramallah, Tepi Barat, menyerukan keadilan atas kematian seorang aktivis Palestina di tangan pasukan keamanan Israel.

Unjuk rasa dilakukan Senin (6/3), sehari setelah Basil al-Araj (31) dibunuh pasukan Israel di sebuah rumah di al-Bireh, pinggiran Ramallah.

Dua warga Palestina lainnya terluka oleh tembakan dalam bentrokan dengan Israel, menurut sumber-sumber medis Palestina.

Araj berasal dari al-Walaja di Bethlehem. Ia dipandang "dekat dengan Islamis" dan telah menghabiskan beberapa bulan di penjara Otoritas Palestina, menurut sumber keamanan Palestina.

Polisi Israel mengklaim, personil keamanannya berada di sana untuk menangkap Araj, tapi kemudian menemukan dua senjata api di rumahnya.

Di Twitter, Micky Rosenfeld, juru bicara polisi Israel, mengatakan: "Teroris Palestina yang tewas dalam operasi polisi perbatasan CT (kontraterorisme) di Ramallah, telah merencanakan serangan terhadap warga sipil dan pasukan keamanan"

Juru bicara polisi Israel lainnya menuduh Araj sebagai "kepala perencana serangan terhadap Israel".

Namun, paman Araj, Khalid al-Araj, membantahnya. Menurutnya, Araj tidak memiliki kepribadian seperti seorang penyerang.

Keponakannya adalah seorang intelektual yang gemar membaca dan (melakukan) penelitian, khususnya sejarah dan geografi Palestina. Araj tidak masuk dalam faksi tertentu, jelas Khalid.

Mustafa Barghouti, seorang aktivis non-kekerasan Palestina dan kepala partai politik Initiative Nasional Palestina, menyebut kematian Araj sebagai "tindakan pembunuhan di luar hukum".

"Dikatakan ada perlawanan dan bentrokan, tapi apa yang saya temukan ialah, Israel satu-satunya pihak yang menembak", katanya.

"Jika Araj punya kesempatan menembak, ia tak akan mampu menembak lebih dari satu peluru. Rumah itu benar-benar dibombardir dengan peluru Israel. Pihak Israel sedang mencoba mengklaim adanya tembakan balasan", lanjut Barghouti.

Barghouti juga heran mengapa tentara Israel memasuki pusat Ramallah, yang seharusnya di bawah kendali Otoritas Palestina.

Penggerebekan oleh tentara dan polisi Israel di Tepi Barat menjadi kontroversi karena sering menyerang ke wilayah blok A.

Sebuah area independen untuk otoritas keamanan Palestina sesuai perjanjian perdamaian Oslo 1993.

"Biasanya tentara Israel mengklaim bahwa memberitahukan dulu sebelum memasuki daerah ini, tapi mereka menerobos ke pusat Ramallah, yang menunjukkan mereka memiliki kontrol penuh di sana", kata Barghouti.

"Ini berarti tidak ada keselamatan atau keamanan bagi warga Palestina", keluhnya.

Sejak Oktober 2015, lebih dari 265 warga Palestina tewas di tangan pasukan Israel, baik dalam serangan terhadap unsur-unsur Israel atau dalam bentrokan.

Pemerintah Zionis mengatakan, sedikitnya 47 orang Israel tewas oleh warga Palestina dalam periode yang sama. (Al-Jazeera)


Sobat baru saja selesai membaca :

Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Menjadi "teroris" setelah dibunuh Israel link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2017/03/menjadi-teroris-setelah-dibunuh-israel.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :