Judul : Kinerja Keuangan Perbankan Di Maluku Meningkat
link : Kinerja Keuangan Perbankan Di Maluku Meningkat
Kinerja Keuangan Perbankan Di Maluku Meningkat
Ambon, Malukupost.com - Perbankan di Provinsi Maluku mencatat pertumbuhan kinerja keuangan positif, terlihat pada Oktober 2017 penyaluran kredit perbankan sebesar 14,01 persen (yoy), dengan nominal senilai Rp1,34 triliun menjadi Rp10,94 triliun.Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto mengatakan, pertumbuhan kinerja keuangan meningkat signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan nasional yang baru mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,21 persen atau senilai Rp352,61 triliun.
"Menguatnya penyaluran kredit di daerah ini menjadi cerminan kegiatan perekonomian yang semakin kuat di Maluku. Ini dapat terus berlanjut sampai dengan laporan posisi Desember 2017," kata Bambang, di Ambon, Selasa (9/1).
Menurut dia peningkatan penyaluran kredit di Maluku masih didominasi kredit konsumtif dengan pangsa mencapai 68,48 persen. Sektor kredit konsumtif masih menjadi penyumbang terbesar pada penyaluran kredit perbankan dengan peningkatan di sektor bukan lapangan usaha lainnya.
Termasuk di dalamnya kredit Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai swasta meningkat sebesar Rp449,32 miliar (16,31 persen). Sektor rumah tangga untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya Rp410,06 miliar (13,47 persen).
Sektor rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal meningkat sebesar Rp132,50 miliar (22,20 persen) dan sektor rumah tangga untuk pemilikan kendaraan bermotor meningkat Rp13,79 miliar (32,28 persen).
Selanjutnya, di sisi sektor produksi juga semakin menunjukkan kontribusi yang terus meningkat seperti terlihat pada sektor perdagangan besar dan eceran yang meningkat sebesar Rp275,68 miliar (13,55 persen) dan sektor industri pengolahan sebesar Rp35,04 miliar (50,43 persen).
Sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum meningkat Rp50,16 miliar (36,58 persen), konstruksi Rp38,30 miliar (14,04 persen), pertanian, perburuan dan kehutanan meningkat Rp11,73 miliar (11,29 persen), dan sektor perikanan meningkat Rp5,6 miliar (9,65 persen).
Sedangkan untuk penyaluran kredit UMKM dan KUR, pada posisi Oktober 2017 UMKM meningkat sebesar 5,39 persen (yoy) atau Rp137,17 miliar dari Rp2,54 triliun sehingga menjadi Rp2,68 triliun.
"Perkembangan ini sedikit lebih melambat dibandingkan posisi September 2017 yang tercatat sebesar 7,57 persen (yoy)," ungkap Bambang.
Kemudian untuk penyaluran kredit UMKM masih sebagian besar disalurkan kepada Usaha Kecil yang mencapai Rp1,16 triliun atau sebesar 43,15 persen dari total kredit UMKM.
"NPL (Non Performing Loan) atau kredit bermasalah UMKM pada Oktober 2017 tercatat sebesar 3,80 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan masih berada di bawah NPL kredit UMKM nasional yang tercatat sebesar 4,43 persen," ujarnya.
Sementara berdasarkan data-data yang dihimpun dari bank-bank pelaksana KUR, kata Bambang, tercatat sampai dengan posisi November 2017 sebanyak 33.979 debitur dan baki debet penyaluran KUR sebesar Rp507,84 miliar.
Sedangkan jumlah rekening KUR posisi November 2017 meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yang tercatat sebanyak 23.817 debitur dengan nominal baki debet penyaluran KUR posisi Desember 2016 sebesar Rp364,43 miliar, meningkat 39,35 persen (ytd) atau sebesar Rp 143,41 miliar.
"Pertumbuhan KUR yang cukup signifikan tersebut diimbangi dengan kualitas kredit yang terjaga cukup baik dengan rasio NPL sebesar 1,77 persen dan dinilai lebih baik bila dibandingkan dengan NPL posisi bulan sebelumnya yakni sebesar 1,89 persen," ujar Bambang.
Menurut dia pertumbuhan KUR masih didominasi oleh jenis KUR Mikro-Kredit Modal Kerja sebesar Rp267,91 miliar atau sebesar 39,31 persen (ytd) dan KUR Ritel-KMK sebesar Rp104,51 miliar atau sebesar 9,45 persen (ytd).
Sedangkan porsi penyaluran terbesar berdasarkan jenis KUR berada pada KUR Mikro sebesar Rp 370,15 miliar atau 72,89 persen dari total baki debet penyaluran KUR dan KUR Ritel sebesar Rp137,68 miliar atau sebesar 27,11 persen dari total baki debet penyaluran KUR.
"KUR Mikro diberikan dengan plafon maksimal Rp25 juta sedangkan KUR Ritel diberikan dengan plafon sebesar Rp25juta sampai dengan Rp500 juta. Pencapaian tersebut diharapkan dapat terus berlanjut guna pengembangan ekonomi di Provinsi Maluku," katanya.
Sementara itu, pembiayaan Bank Syariah posisi Oktober 2017 menunjukkan perkembangan positif, yakni tumbuh sebesar 36,51 persen (yoy) atau senilai Rp37,99 miliar menjadi Rp142,03 miliar dengan rasio NPF (Non Performing Financing) sebesar 1,19 persen. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi September 2017 yang tercatat sebesar 35,94 persen (yoy).
"Kontribusi pembiayaan konsumtif masih mendominasi sebesar 88,96 persen terhadap seluruh total pembiayaan," ungkap Bambang.
Kemudian hal yang sama juga terlihat dari penyaluran kredit di lembaga pembiayaan atau lembaga finance yang menunjukkan pertumbuhan positif, yakni meningkat signifikan dibandingkan dengan posisi September 2017 yang tercatat meningkat sebesar 30,61 persen (yoy) dari Rp415,36 miliar menjadi Rp542,50 miliar. (MP-3)
Sobat baru saja selesai membaca :
Kinerja Keuangan Perbankan Di Maluku Meningkat
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Kinerja Keuangan Perbankan Di Maluku Meningkat dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Kinerja Keuangan Perbankan Di Maluku Meningkat link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2018/01/kinerja-keuangan-perbankan-di-maluku.html