MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah

MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Ragam, Artikel Risalah, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah
link : MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah

Baca juga


MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah

Dokter Yuzrizal Jurnalis dalam aktivitas kemanusiaannya
Baru-baru ini kegiatan penyaluran bantuan kaum Muslimin Indonesia ke Suriah sorotan.

Terutama penganut Syi'ah dan pendukung Assad yang menyalahkan bantuan kemanusiaan Indonesia ke wilayah oposisi.

Mereka beranggapan bahwa bantuan itu "ilegal", karena tidak minta izin pada rezim Damaskus.

Bahkan, mereka menuduh bantuan itu tidak sampai pada yang berhak, melainkan ditujukan pada kelompok "pemberontak" dan "teroris", atau "dimakan" pendiri lembaga.

Kesimpulan tendensius dan ad hominem memang kerap ditemukan di media sosial untuk menyudutkan lembaga-lembaga yang tidak disukai para pendukung Assad.

Isu Suriah memang sensitif, karena di sana juga terdapat kelompok ultra ekstrimis ISIS, pelaku teror nyata seluruh dunia.

Ditambah lagi rumitnya peta konflik. Bagi orang awam yang masih kabur terkait masalah Suriah, pasti sangat mudah menyimpulkan bahwa:

Kegiatan kemanusiaan Suriah (wilayah oposisi) --> terkait kelompok bersenjata atau teroris

Bukan masalah baru
Sejatinya, kasus beroperasinya NGO Indonesia di wilayah negara asing yang dikontrol kelompok Belligerents, bukalah barang baru.

Lembaga kemanusiaan Mer-C Indonesia pernah menembus Kandahar ketika dikuasai oleh Taliban.

Kembali ke tahun 2001. Presiden AS, George W Bush memutuskan menyerang Afghanistan yang kala itu secara de facto dikuasai oleh faksi Taliban.

Bush menuduh pemerintahan Taliban adalah sponsor teroris yang menyembunyikan Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda. Kelompok militan yang dipersalahkan sebagai pelaku serangan mematikan 11 September.

Taliban berkuasa setelah menjungkalkan pemerintahan Islamic State of Afghanistan pimpinan Burhanuddin Rabbani yang diakui internasional.

Taliban (didominasi etnis Pashtun) merebut ibukota dan mendirikan Imarah Islam Afghanistan pada 1996. Namun kekuasaan de facto itu tidak diakui oleh internasional sebagai pemerintah sah.

Hanya Pakistan, Arab Saudi dan UEA yang mengakui Taliban.

Sedangkan entitas Islamic State of Afghanistan tersingkir ke utara, sisa kekuatan mereka membentuk United Islamic Front for the Salvation of Afghanistan, atau dikenal sebagai Aliansi Utara.

Sejak lama, Taliban disebut memiliki kerja sama khusus dengan al-Qaeda, kelompok "jihadis" internasional pimpinan Osama bin Laden. Tokoh al-Qaeda memang membai'at Mullah Omar, pendiri Taliban.

Singkat kata, AS menyerbu Afghanistan untuk menjungkalkan Taliban dari kota-kota utama. Pengeboman masif dengan pesawat-pesawat canggih menghantam kantong-kantong mereka.

Pasukan AS dan sekutu dibantu milisi anti Taliban (termasuk Aliansi Utara) dengan cepat menguasai sejumlah kota.

Kabul, Herat dan Mazar-i-Sharif telah direbut setelah Taliban memilih menarik diri agar kota tidak terus dibom.

Giliran Kandahar yang menjadi target, kota terbesar kedua di Afghanistan itu memang basis Taliban. Provinsinya juga berbatasan dengan Pakistan, sedikit negara yang mengakui Taliban.

Pada masa inilah Mer-C berangkat ke Pakistan, misinya adalah menembus Kandahar, garis depan serangan AS dan kota besar terakhir Taliban.

Menurut salah satu relawannya, tim tersebut rencananya diterjunkan langsung ke garis depan untuk memberikan pertolongan medis terhadap para pejuang Taliban yang terluka.

Seperti diungkapkan dokter Dhani Kurniadi di Jakarta, kepada Liputan6, Oktober 2001.

Menurut Dhani, pengiriman tim medis ke medan tempur Afghanistan sebagai bentuk simpati mereka terhadap Afghanistan yang sedang digempur pasukan Amerika Serikat beserta sekutunya.

Untuk langkah awal ketika itu, Mer-C memberangkatkan tujuh dokter dan satu paramedis.

Ketua presidium Mer-C, dokter Jose Rizal Jurnalis, mengaku tidak memihak. Mereka akan bertugas menolong korban perang tanpa pandang bulu, baik tentara AS maupun Taliban.

Selain itu, tim medis akan bekerja sama dengan berbagai kalangan yang berkomitmen serupa soal kemanusiaan.

Saat mempersiapkan pemberangkatan tim medis itu, Jose mengupayakan berbagai kontak dengan beberapa rekan di Pakistan dan Afghanistan. Terutama izin akses masuk ke sejumlah medan pertempuran dari 2 pihak.

Mimpi Mer-C itu terwujud, Jose dan tim berangkat ke Pakistan. Mereka membangun jaringan, menyiapkan izin hingga bertemu dengan dubes Taliban.

Di Rawalpindi, Jose dkk bertemu dengan dubes Taliban di Pakistan untuk dibuatkan surat rekomendasi bagi Mer-C agar dapat masuk ke Afghanistan.

Senin (5/11/2001), Mer-C bertemu dengan Deputi Duta Besar Taliban di Pakistan Moh. Suhail Shahnen.

Dalam pertemuan itu, Mer-C menyampaikan maksudnya untuk membantu masyarakat Afghanistan untuk mengusahakan mobile operating theatre (kerja sama dengan PIMA-Pakistan Islamic Medical Association), mobil ambulance, dan bekerja di kamp pengungsi.

Termasuk meminta izin pindah lokasi dari satu kota ke kota atau desa ke desa lain, sesuai dengan kebutuhan medis.

Deputi Dubes Taliban menyambut gembira melihat besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah Indonesia terhadap rakyat Afghanistan.

Heroisme Kemanusiaan Mer-C di tanah Taliban
Banyak cerita heroik kemanusiaan yang dialami Mer-C ketika menjalankan misi di sisa-sisa daerah Taliban.

Bersama rekan dari berbagai negara Islam, Jose dan tim Mer-C mengendarai mobil sejauh seribu kilometer lebih. Itu dilakukan untuk mengunjungi tempat yang tak ada lagi dokter yang mau mendatangi.

"Saya dan kawan-kawan berhasil menembus Afghanistan melalui Quetta yaitu perbatasan Afghanistan-Pakistan di sebelah tenggara kemudian saya menerobos wilayah Selatan sampai ke Kandahar yang masih dikuasai Taliban", jelasnya.

Suatu ketika pasien akibat pemboman gencar AS membludak, sementara fasilitas rumah sakit sangat minim.

Akibatnya jarum suntik terpaksa dipakai beberapa kali. Ditambah, alkohol atau zat untuk mensterilkan peralatan tidak ada.

Maka satu-satunya jalan yang bisa digunakan Jose adalah merebus di air mendidih. Di Afghanistan, Jose merasakan sendiri apa yang disebut guyuran bom di kota Taliban, Kandahar.

"Serangan datang silih berganti. Hujan bom membuat telinga saya sakit dan berdengung-dengung. Kejadian ini akan selalu saya ingat", cerita Jose, kepada Suara Merdeka, 2003 silam.

Dalam sebuah wawancara dengan Tempo, Jose mengungkapkan kisah ketika berada jantung Taliban itu.

Ketika timnya hendak masuk ke sebuah kota. Kota di selatan Afghanistan itu mendapat hujan bom.

Ia kemudian berdialog dengan pihak Taliban untuk mengeluarkan tim dokter dari kota tersebut demi keselamatan bersama. Namun permintaan itu ditolak.

“Jangan dok, masyarakat sudah tahu dokter mau datang. Nanti, kami tidak bisa mengatasi kekecewaan mereka”, Jose menirukan jawaban tentara Taliban itu.

“Saat-saat seperti itu yang membuat para dokter ini merasa pentingnya kehadiran mereka”, kenangnya.

Ia juga punya penilaian sendiri tentang Taliban, kelompok yang dituduh sebagai sponsor terorisme oleh Barat.

"Jujur saja saya sangat kagum kepada orang-orang Afghan. Mereka tawakal dan hanya bergantung pada Allah. Mereka miskin, susah, punya alam gersang yang dibom setiap hari. Banyak ulama dan pemimpin Taliban yang zuhud dan hidup bersahaja.

Bertemu dengan mereka sangat menenteramkan batin. Ada ketenangan di tengah hujan bom dari pesawat tempur AS. Memang banyak komentar yang nadanya tidak mendukung langkah kami. Misalnya ngapain mesti ke sana sementara di sini banyak yang mesti ditolong.

Namun saya berpendapat tidak perlu menunggu turunnya fatwa ulama yang menyatakan berangkat ke Afghanistan. Ini fardhu'ain atau fardhu kifayah" (sumber)

Lembaga Kemanusiaan Suriah dan kelompok oposisi
Berbeda dengan Mer-C di wilayah Taliban yang kala itu direspon positif. Saat ini, kegiatan serupa di wilayah oposisi Suriah masih menjadi pro kontra.

Bagi para pendukung Assad, gambaran misi medis dan kemanusiaan di daerah FSA adalah sesuatu yang buruk, melanggar hukum dan digambarkan "menakutkan".

Kelompok-kelompok bersenjata seperti Jaisyul Islam, Ahrar Syam, Jaisyul Fath, Jabhah Syamiyah diasosiasikan berbahaya atau dipersalahkan sebagai "penjahat di Suriah".

Sementara bencana kemanusiaan di daerah oposisi, dengan framing tertentu, dinyatakan tidak pernah ada. Serangan udara brutal rezim Assad maupun Rusia selalu ditolak pernah terjadi.

Adapun lembaga kemanusiaan yang menggalang dana bantuan Suriah, kerap dituduh memakan "sumbangan", "penipu" atau "tidak amanah".

Meski hanya sekedar propaganda, pendukung Assad di Indonesia tidak konsisten. Mereka melupakan bahwa misi kemanusiaan serupa pernah terjadi di masa lalu.

Jika dahulu Mer-C membaur di daerah Taliban, kelompok belligerent (non-state). Maka kini berbagai lembaga Muslim di Indonesia aktif di daerah FSA atau Jaisyul Islam. Kelompok oposisi diakui yang pernah berunding dengan rezim berkuasa.

Jika dulu Mer-C beroperasi di Kandahar, satu tempat dimana Taliban dituduh "melindungi" al-Qaeda. Maka kini di wilayah oposisi Suriah ada overlap wilayah dengan kelompok Jihadis.

Tentu saja lembaga kemanusiaan ini tidak bisa disalahkan jika benar-benar melakukan misi kemanusiaan, non kombatan.

Bahkan mereka termasuk garda terdepan yang membantah propaganda ISIS di media sosial. Bahwa ISIS adalah "khilafah", bahwa umat Islah harus membaiat al-Baghdadi dan "berhijrah".

Relawan Indonesia yang berada di sana lebih dulu mengungkap kejahatan mereka.


Sobat baru saja selesai membaca :

MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: MER-C dan Taliban vs Lembaga Kemanusiaan Suriah link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2016/12/mer-c-dan-taliban-vs-lembaga.html

Subscribe to receive free email updates: