Membuat Matematika Lebih Menarik!

Membuat Matematika Lebih Menarik! - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Membuat Matematika Lebih Menarik!, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Kabar, Artikel Ragam, Artikel Unik, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Membuat Matematika Lebih Menarik!
link : Membuat Matematika Lebih Menarik!

Baca juga


Membuat Matematika Lebih Menarik!


Hari ini, saat kondisi tubuh saya belum 100 persen fit, saya tetap harus mengajar pelajaran Matematika. Pelajaran yang ketika saya sehat dan menjelaskan penuh semangat saja banyak yang mengantuk, apalagi jika saya seperti sekarang: suara agak sedikit pelan, bakal banyak duduk karena kepala masih berat, dan sebagainya. 

Maka mau tidak mau, sejak malam sebelumnya, saya sudah memikirkan apa yang akan saya lakukan kelak di kelas? Ceramah saja dan menjelaskan materi di depan kelas? Aih, itu sama saja bunuh diri. Pasti bakal banyak yang menguap. Meletakkan tangan di meja dan kepala di atasnya, lalu tidak berselang lama, mereka akan segera bermimpi yang entah apa.

Mengajar Matematika di hari Senin dan Kamis, memang memiliki tantangan tersendiri. Apa pasal? Tidak lain karena sebagian besar siswa melaksanakan puasa sunnah. Yah, you know lah! Kalau pas puasa, kan ngantuk gampang sekali datang menyapa, toh? 

Maka agar siswa sekelas tidak tidur, sekali  lagi, saya harus punya strategi yang mumpuni    halah, ngomong apa sih ini!

Setelah bertapa cukup lama   maksudnya beberapa menit saja sebelum tidur, akhirnya saya memutuskan menggunakan metode drama. Nanti, saya akan meminta tiga orang anak maju ke depan. Diundi. Satu anak akan menjadi narasumber, satu menjadi pembawa acara, satu lagi pengisi hiburan. 

Narasumber adalah dia yang menjelaskan materi pelajaran. Menjabarkan teori dan memberikan contoh soal. Pembaca acara adalah dia yang membuka dan menutup kegiatan. Sedangkan pengisi hiburan, punya tugas yang unik dan boleh jadi berat. Dia harus bisa menghibur. Entah itu memimpin ice breaking, bernyanyi, stand up comedy, bernyanyi, bahkan berjoget sekalipun. Monggo!

Tujuannya apa? Memancing gelak tawa dan membuat orang kembali terjaga. 

Apa-apa yang sudah saya rencanakan itu, hari ini berjalan cukup mengesankan   bagi saya pribadi. Semua siswa, beberapa kali tertawa, entah itu karena ulah si penghibur, atau karena si narasumber yang mampu menciptakan lelucon garing yang justru membuat semuanya terbahak tidak karuan. 

Saya tersenyum geli. Dalam hati bersyukur, senang karena melihat mereka bahagia ketika pelajaran Matematika   sesuatu yang jarang terjadi. 

Sebagai guru, tadi saya hanya duduk diam di belakang, berlagak sebagai audiens juga. Beberapa kali bertanya   pertanyaan yang sebenarnya mengarahkan narasumber pada sesuatu yang mungkin ia lupa. Ketika ia terlihat kebingungan pada sebuah soal, saya mengangkat tangan. Berpura-pura sebagai siswa yang ingin belajar juga, menuntunnya hingga menemukan jawaban yang tepat. 

Bahkan hanya karena kejadian simpel itu saja, sebagian besar siswa tertawa. Entah karena apa. 

Di akhir pelajaran, saya katakan kepada mereka: 

Pertama, berbicara di depan orang banyak itu susah-susah gampang. Perlu latihan dan pembiasaan. Dan kegiatan barusan, semoga saja menjadi salah satu sarana latihan agar mereka senantiasa terbiasa dan bisa. 

Kedua, saya bilang, bahwa dalam sebuah pembelajaran, kita akan semakin mudah mencerna materi jika dan hanya jika indera yang dilibatkan semakin banyak. Maka si narasumber, pastilah orang yang bakal paling paham pada materi yang ia sampaikan barusan. Ia mempelajari, menjelaskan di depan kelas, menulis di papan, dan sebagainya. 

Maka pengalaman ini, pastilah akan melekat jauh lebih lama di memori otaknya. Semoga terjaga hingga hingga tua. 

Ketiga, dengan kegiatan ini saya menjadi sadar, bahwa dalam sebuah pembelajaran, seharusnya saya tidak terlalu banyak mengambil porsi mereka. Seharusnya, saya hanya menjadi pengamat yang datang sesekali saja membenarkan jika ada yang salah dan mereka buntu, bingung mau berbuat apa lagi.

Seharusnya saya, membiarkan mereka belajar dengan caranya. Tidak saya suapi terus-menerus seperti anak kecil yang tidak bisa apa-apa. Mereka sudah besar dan pasti bisa mandiri, termasuk dalam hal belajar. 

Demikian
Semoga saya bisa menjadi lebih baik lagi ke depan.


Sobat baru saja selesai membaca :

Membuat Matematika Lebih Menarik!

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Membuat Matematika Lebih Menarik! dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Membuat Matematika Lebih Menarik! link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2016/09/membuat-matematika-lebih-menarik.html

Subscribe to receive free email updates: