Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh

Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Daerah, Artikel Jatim, Artikel Jawa Timur, Artikel Kabar, Artikel Malang, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh
link : Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh

Baca juga


Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh


foto karya: Atik Inayah.


Nusantara adalah kita. Kita di sini (klenteng Eng An Kiong)  bukan untuk mencari makan, tetapi bersatu memeriahkan dan bersuka cita bersama. Walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda dan beragam. Mereka tetap menjadi satu secara damai dan bahagia. (11/02)

"Pada perayaan cap gomeh, ada kuliner khusus, di mana terjadi akulturasi dalam tradisi. Ketika berdialog dengan Gus Dur pada masa silam, beliau bercita-cita untuk mentradisikan kultur dari Sabang sampai Merauke. Kami berharap kultur tetap hidup di tengah masyarakat, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang bernafas kearifan lokal," sambut Bunshu Anton selaku sesepuh Klenteng Eng An Kiong.

Kawula muda memiliki tugas berat untuk tetap bersatu, rukun dan melanjutkan kultur-kultur. Kita harus bersatu, bersinergi dan bertoleransi seperti jari jemari. Kita perlu merenungkan kembali kebajikan dan kelestariaan dari kultur nusantara, tambahnya.

"Masa depan ada di kalian. Kalian harus bisa memahami dengan kejernihan hati dan pikiran. Jangan perhatikan yang sedang terjadi, seperti hoax - hanya ngajak geger. Hal seperti itu tidak ada di budaya nusantara. Orang tua zaman dahulu mengajari kita untuk njawani, mbeneh dan jujur," tutur Romo Yudho, perwakilan dari Penghayat Kepercayaan.

Menumbuhkan jiwa rukun dengan sesama dan berkeadilan. Hal ini diajari secara total melalui Pancasila. Di dalamnya terdapat semangat gotong royong dan bersatu. Tidak hanya dengan ucapan, tetapi juga dilaksanakan. Melaksanakan perilaku yang benar.

Semoga suatu saat ada yang mnjadi pejabat, yang mengedepankan kepentingan masyarakat banyak. Tentunya dilaksanakan dengan bener dan pener. Tetap berpegang teguh pada prinsip, jujur, adil dan arif bijaksana.

Pada hari ini terjadi transformasi budaya- lontong cap gomeh. Tradisi makan kupat, opor dan lontong dihidangkan pada perayaan lebaran dan cap gomeh. Semua transformasi ini dialami dan dilalui secara damai. Inilah karakter nusantara yang selalu menjunjung kearifan lokal,"  ujar Pdt. Tatok, selaku presidium GUSDURian Jawa Timur.

"Mari untuk terus menyuarakan perdamaian dan merawat kebhinekaan. Ada yang lebih penting daripada kekuasaan yaitu kebaikan dan kemaslahatan," ujar Ilmi Najib, selaku koordinator GUSDURian Malang saat menutup forum kunjungan Damai Imlek.

Seperti biasa, acara hari ini ditutup dengan doa bersama yang dipandu oleh tokoh lintas agama; bunshu Anton (Konghucu), Romo Yudho (Penghayat Kepercayaan), Ustadz Mahpur (Islam) , Pdt. Tatok (Nasrani) dan juga dari agama Baha'i. Kemudian dilanjut dengan foto bersama, ramah tamah dan menikmati lontong Nusantara ala cap gomeh. (Amri As)



Sobat baru saja selesai membaca :

Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Lontong Nusantara Ala Cap Gomeh link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2017/02/lontong-nusantara-ala-cap-gomeh.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :