Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia

Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Post, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia
link : Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia

Baca juga


Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia

Jakarta, Malukupost.com - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempertimbangkan untuk mengajukan jalur rempah (spice routes) sebagai warisan dunia pada 2017 mendatang. Guna merealisasikan keinginan tersebut, dibutuhkan berbagai persiapan yang matang, sebelum spice routes diajukan sebagai warisan dunia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu, dan Budaya. Hal ini Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl.Oekonom Engelina Pattiasina, usai bertemu dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid yang didampingi Direktorat Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Widiatmoko di Jakarta, Selasa (18/10). Dalam pertemuan itu, Engelina juga didampingi Prof. Dr. Mus Huliselan (Guru Besar Universitas Pattimura), Dr. Yance Rumahuru (STAKPN Ambon), Raja Negeri Abubu Richard Arthur Manusama, Theopilus Louis (Archipelago Solidarity Foundation) dan Cris Pelamonia (sutradara film). Engelina katakan, Dalam pertemuan itu, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan, pihak kementrian pendidikan dan kebudayaan mempertimbangkan jalur rempah sebagai warisan dunia (world heritage). “Kita harus mempersiapkan baik-baik, karena juga tidak mudah. Satu tahun paling kita hanya bisa usulkan satu. Setelah diusulkan kita semua harus sangat serius,” ujar Engelina di Jakarta, Kamis (20/10) mengutip penjelasan Hilmar Farid. Selain itu, kata Engelina, Dirjen Hilmar juga mengharapkan agar berbagai elemen ikut mensosialisasikan jalur rempah, karena jalur itu merupakan warisan bagi Indonesia sejak dulu. Jalur rempah bukan hanya soal sejarah semata, tetapi juga masih tetap relevan dengan semangat kekinian. Engelina menambahkan, selain jalur rempah, dalam pertemuan itu juga dibicarakan beberapa isu penting yang berkaitan dengan Maluku, seperti seni, budaya, termasuk keindahan dan keunikan Maluku. Mengenai sikap Dirjen Kebudayaan itu, Engelina sangat menyambut baik, karena memang sudah sejak lama mendorong dan menyosialisasikan jalur rempah. Menurut Engelina, setidaknya sudah ada belasan kali pertemuan untuk membicarakan jalur rempah yang diinisiasi Archipelago Solidarity Foundation. “Sangat bagus, karena pemerintah ikut mendorong akan jauh lebih cepat dan luas. Selama ini, kami hanya melakukan apa yang bisa dengan berbagai keterbatasan,” tutur Engelina. “Kami sudah dua kali mendeklarasikan jalur rempah, yang pertama di Jakarta pada tahun 2014 dan kedua di Ambon pada 2016 ini. Kami ingin agar jalur rempah menjadi acuan poros maritim. Jalur ini merupakan identitas Indonesia,” tegas lulusan Universitas Bremen Jerman ini. Sementara itu, Guru Besar Univeritas Pattimura, Mus Huliselan menuturkan, jalur rempah merupakan jalur tua perdagangan yang ada di dunia. “Bisa jadi, jalur ini bukan dari bangsa asing ke nusantara, tetapi pedagang nusantara yang merintis perdagangan jauh sebelum bangsa asing,” tandasnya. Mus Huliselan juga memandang sangat penting untuk mempertimbangkan jalur rempah sebagai warisan dunia, karena memiliki nilia sejarah dan memang terbukti menjadi jalur perdagangan dunia pada masa lalu. Raja Negeri Abubu, Richard Manusama, mengatakan, pihaknya meminta langsung kepada Dirjen Kebudayaan untuk memperhatikan Martha Christina Tiahahu dan ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu yang kurang mendapat perhatian semestinnya dari pemerintah. “Bahkan, Kapitan Paulus Tiahahu belum ditetapkan sebagai pahlawan, padahal Martha Tiahahu berjuang karena mengikuti jejak ayahnya,” jelas Richard.(*MP-1)
Jakarta, Malukupost.com - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempertimbangkan untuk mengajukan jalur rempah (spice routes) sebagai warisan dunia pada 2017 mendatang.

Guna merealisasikan keinginan tersebut, dibutuhkan berbagai persiapan yang matang, sebelum spice routes diajukan sebagai warisan dunia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu, dan Budaya. Hal ini Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl.Oekonom Engelina Pattiasina, usai bertemu dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid yang didampingi Direktorat Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Widiatmoko di Jakarta, Selasa (18/10).

Dalam pertemuan itu, Engelina juga didampingi Prof. Dr. Mus Huliselan (Guru Besar Universitas Pattimura), Dr. Yance Rumahuru (STAKPN Ambon), Raja Negeri Abubu Richard Arthur Manusama, Theopilus Louis (Archipelago Solidarity Foundation) dan Cris Pelamonia (sutradara film).

Engelina katakan, dalam pertemuan itu, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan, pihak kementrian pendidikan dan kebudayaan mempertimbangkan jalur rempah sebagai warisan dunia (world heritage).

“Kita harus mempersiapkan baik-baik, karena juga tidak mudah. Satu tahun paling kita hanya bisa usulkan satu. Setelah diusulkan kita semua harus sangat serius,” ujar Engelina di Jakarta, Kamis (20/10) mengutip penjelasan Hilmar Farid.

Selain itu, kata Engelina, Dirjen Hilmar juga mengharapkan agar berbagai elemen ikut mensosialisasikan jalur rempah, karena jalur itu merupakan warisan bagi Indonesia sejak dulu. Jalur rempah bukan hanya soal sejarah semata, tetapi juga masih tetap relevan dengan semangat kekinian.

Jakarta, Malukupost.com - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempertimbangkan untuk mengajukan jalur rempah (spice routes) sebagai warisan dunia pada 2017 mendatang. Guna merealisasikan keinginan tersebut, dibutuhkan berbagai persiapan yang matang, sebelum spice routes diajukan sebagai warisan dunia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu, dan Budaya. Hal ini Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl.Oekonom Engelina Pattiasina, usai bertemu dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid yang didampingi Direktorat Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Widiatmoko di Jakarta, Selasa (18/10). Dalam pertemuan itu, Engelina juga didampingi Prof. Dr. Mus Huliselan (Guru Besar Universitas Pattimura), Dr. Yance Rumahuru (STAKPN Ambon), Raja Negeri Abubu Richard Arthur Manusama, Theopilus Louis (Archipelago Solidarity Foundation) dan Cris Pelamonia (sutradara film). Engelina katakan, Dalam pertemuan itu, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan, pihak kementrian pendidikan dan kebudayaan mempertimbangkan jalur rempah sebagai warisan dunia (world heritage). “Kita harus mempersiapkan baik-baik, karena juga tidak mudah. Satu tahun paling kita hanya bisa usulkan satu. Setelah diusulkan kita semua harus sangat serius,” ujar Engelina di Jakarta, Kamis (20/10) mengutip penjelasan Hilmar Farid. Selain itu, kata Engelina, Dirjen Hilmar juga mengharapkan agar berbagai elemen ikut mensosialisasikan jalur rempah, karena jalur itu merupakan warisan bagi Indonesia sejak dulu. Jalur rempah bukan hanya soal sejarah semata, tetapi juga masih tetap relevan dengan semangat kekinian. Engelina menambahkan, selain jalur rempah, dalam pertemuan itu juga dibicarakan beberapa isu penting yang berkaitan dengan Maluku, seperti seni, budaya, termasuk keindahan dan keunikan Maluku. Mengenai sikap Dirjen Kebudayaan itu, Engelina sangat menyambut baik, karena memang sudah sejak lama mendorong dan menyosialisasikan jalur rempah. Menurut Engelina, setidaknya sudah ada belasan kali pertemuan untuk membicarakan jalur rempah yang diinisiasi Archipelago Solidarity Foundation. “Sangat bagus, karena pemerintah ikut mendorong akan jauh lebih cepat dan luas. Selama ini, kami hanya melakukan apa yang bisa dengan berbagai keterbatasan,” tutur Engelina. “Kami sudah dua kali mendeklarasikan jalur rempah, yang pertama di Jakarta pada tahun 2014 dan kedua di Ambon pada 2016 ini. Kami ingin agar jalur rempah menjadi acuan poros maritim. Jalur ini merupakan identitas Indonesia,” tegas lulusan Universitas Bremen Jerman ini. Sementara itu, Guru Besar Univeritas Pattimura, Mus Huliselan menuturkan, jalur rempah merupakan jalur tua perdagangan yang ada di dunia. “Bisa jadi, jalur ini bukan dari bangsa asing ke nusantara, tetapi pedagang nusantara yang merintis perdagangan jauh sebelum bangsa asing,” tandasnya. Mus Huliselan juga memandang sangat penting untuk mempertimbangkan jalur rempah sebagai warisan dunia, karena memiliki nilia sejarah dan memang terbukti menjadi jalur perdagangan dunia pada masa lalu. Raja Negeri Abubu, Richard Manusama, mengatakan, pihaknya meminta langsung kepada Dirjen Kebudayaan untuk memperhatikan Martha Christina Tiahahu dan ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu yang kurang mendapat perhatian semestinnya dari pemerintah. “Bahkan, Kapitan Paulus Tiahahu belum ditetapkan sebagai pahlawan, padahal Martha Tiahahu berjuang karena mengikuti jejak ayahnya,” jelas Richard.(*MP-1)
Engelina menambahkan, selain jalur rempah, dalam pertemuan itu juga dibicarakan beberapa isu penting yang berkaitan dengan Maluku, seperti seni, budaya, termasuk keindahan dan keunikan Maluku.

Mengenai sikap Dirjen Kebudayaan itu, Engelina sangat menyambut baik, karena memang sudah sejak lama mendorong dan menyosialisasikan jalur rempah. Menurut Engelina, setidaknya sudah ada belasan kali pertemuan untuk membicarakan jalur rempah yang diinisiasi Archipelago Solidarity Foundation.

“Sangat bagus, karena pemerintah ikut mendorong akan jauh lebih cepat dan luas. Selama ini, kami hanya melakukan apa yang bisa dengan berbagai keterbatasan,” tutur Engelina.

“Kami sudah dua kali mendeklarasikan jalur rempah, yang pertama di Jakarta pada tahun 2014 dan kedua di Ambon pada 2016 ini. Kami ingin agar jalur rempah menjadi acuan poros maritim. Jalur ini merupakan identitas Indonesia,” tegas lulusan Universitas Bremen Jerman ini.

Sementara itu, Guru Besar Univeritas Pattimura, Mus Huliselan menuturkan, jalur rempah merupakan jalur tua perdagangan yang ada di dunia.

“Bisa jadi, jalur ini bukan dari bangsa asing ke nusantara, tetapi pedagang nusantara yang merintis perdagangan jauh sebelum bangsa asing,” tandasnya.

Mus Huliselan juga memandang sangat penting untuk mempertimbangkan jalur rempah sebagai warisan dunia, karena memiliki nilia sejarah dan memang terbukti menjadi jalur perdagangan dunia pada masa lalu.

Raja Negeri Abubu, Richard Manusama, mengatakan, pihaknya meminta langsung kepada Dirjen Kebudayaan untuk memperhatikan Martha Christina Tiahahu dan ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu yang kurang mendapat perhatian semestinnya dari pemerintah.

“Bahkan, Kapitan Paulus Tiahahu belum ditetapkan sebagai pahlawan, padahal Martha Tiahahu berjuang karena mengikuti jejak ayahnya,” jelas Richard.(*MP-1)


Sobat baru saja selesai membaca :

Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Kemendikbud Usulkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2016/10/kemendikbud-usulkan-jalur-rempah-jadi.html

Subscribe to receive free email updates: