Judul : Jadi Alat Pemecah OAP, Mahasiswa Minta DPR PB Tak Setujui DOB
link : Jadi Alat Pemecah OAP, Mahasiswa Minta DPR PB Tak Setujui DOB
Jadi Alat Pemecah OAP, Mahasiswa Minta DPR PB Tak Setujui DOB
Aksi penolakan DOB oleh KPKM-FIM-WP di depan kantor DPR Provinsi Papua Barat – Jubi/Hans Arnold Kapisa |
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Pimpinan Kota Mnukwar, Forum Independen Mahasiswa West Papua (KPKM-FIM-WP) itu berdemonstrasi di halaman kantor DPR Papua Barat, Selasa (16/7/2019).
Mahasiswa mendesak para wakil rakyat untuk tidak lagi menyetujui penambahan Daerah Otonomi Baru (DOB) di wilayah Papua dan Papua Barat.
(Simak ini: Dampak Negatif dari Pemekaran Provinsi dan Kabupaten di Papua)
Alasan mahasiswa menolak DOB, karena mahasiswa menilai DOB adalah kepentingan sekelompok elit Papua, yang berkedok percepatan pembangunan dan kesejahteraan. Namun sesungguhnya DOB akhirnya hanya mematikan hak-hak OAP di atas negerinya sendiri.
“Jangan lagi ada pemekaran, karena yang ada saat ini saja sudah tidak berjalan dengan baik. Contohnya soal Mama Papua yang masih jualan beralas karung, regulasi untuk memproteksi hak-hak dasar OAP juga juga tidak berdaya” ujar orator aksi Peu Yeimo.
Dia juga menilai, melalui penambahan DOB, jumlah TNI/Polri makin bertambah di atas tanah Papua. DOB juga membuka peluang bagi perusahaan yang akan merampas kekayaan sumberdaya alam.
“DOB juga adalah jalur ampuh Pemerintah Indonesia untuk masukkan transmigrasi ke tanah Papua. Dampaknya saat ini mulai terasa,” tuturnya.
Sementara, Presiden Mahasiswa Unipa Manokwari, Pilatus Lagowan mengatakan faktanya dari DOB yang ada telah menciptakan konflik horizontal antar sesama anak Papua. Otonomi khusus dan DOB adalah dua alat pemecah persatuan sesama anak-anak Papua.
“Sekarang sudah kita alami. Sesama anak Papua dari latar belakang sub suku yang berbeda sudah saling menyalahkan dan mengotak-kotakan antara ‘pantai dan gunung’, ini fakta hari ini di atas tanag Papua hanya karena kepentingan DOB dan implementasi Otsus,” ujarnya.
(Baca ini: DOB Itu "Daerah Oportunis Baru", bukan Daerah Otonomi Baru!)
DOB dan Otsus, lanjut Lagowan, justru menghilangkan hubungan kekeluargaan sesama anak Papua yang secara turun-temurun sudah hidup dalam kebersamaan dalam terang Injil (kabar baik)
“Tahun-tahun lalu, sebelum ada Otsus dan wacana DOB, orang-orangtua kita hidup damai dalam kekeluargaan. Semua punya posisi dan hak yang sama. Tapi dewasa ini, oleh sistem elit politik, OAP justru sudah terkotak-kotak, baik dalam hal pekerjaan di segala bidang baik di Pemerintahan dan swasta,” ujarnya.
Saat aksi demo berlangsung, puluhan anggota keamanan dari Polres Manokwari disiagakan di depan kantor DPR Papua Barat. Hanya dua anggota DPR Papua Barat yang menerima peserta aksi mahasiswa yang berlangsung sejak pagi hingga siang ini.(*)
Copyright ©Jubi "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Sobat baru saja selesai membaca :
Jadi Alat Pemecah OAP, Mahasiswa Minta DPR PB Tak Setujui DOB
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Jadi Alat Pemecah OAP, Mahasiswa Minta DPR PB Tak Setujui DOB dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Jadi Alat Pemecah OAP, Mahasiswa Minta DPR PB Tak Setujui DOB link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2019/07/jadi-alat-pemecah-oap-mahasiswa-minta.html