Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional

Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Jawa Tengah, Artikel Kabar, Artikel Kebumen, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional
link : Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional

Baca juga


Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional

Kelompok Tani Hutan ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional
Suasana RAT Kostajasa Tahun buku 2018. (Dok. Kostajasa)
KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Sebanyak 212 dari 279 anggota Koperasi Kostajasa (Koperasi Taman Wijaya Rasa) hari itu berkumpul untuk melaksanakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) tahun buku 2018 di halaman Balai Desa Sukomulyo, Rowokele hari Sabtu, 2 Maret 2019. Sebuah koperasi yang terdiri dari petani hutan dan bergabung dalam pengelolaan hutan rakyat lestari skema FSC® (Forest Stewardship Council). 

Sertifikat Internasional pengelolaan hutan rakyat lestari dari FSC® sudah diraih untuk 2 periode 5 tahunan. “Tahun ini kami harus maju untuk kembali mendapatkan Sertifikat Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari skema FSC® untuk periode ketiga”, kata Bapak Sunarto FM selaku Ketua Kostajasa. Bagi sebagian besar anggota Kostajasa, RAT adalah sarana untuk bersilaturahmi setahun sekali dengan anggota lainnya yang berbeda desa bahkan berbeda kecamatan.

Ada yang menarik dalam kegiatan RAT Kostajasa, biasanya acara-acara silaturahmi itu diisi oleh organ tunggal ataupun dangdutan, akan tetapi Kostajasa memilih kesenian Calung Banyumasan Sri Margo Mulyo dari Dusun Temetes Desa Wonoharjo, Rowokele, yang sudah berdiri sejak tahun 70-an, Bapak Wartoyo yang kini meneruskan dari mertuanya Pak Sunarto. 

Hingga kini tetap bertahan dan mencoba dengan inovasi mengikuti perkembangan jaman. Penambahan alat keyboard/organ bukan berarti meninggalkan ciri khas lagu-lagu calung itu sendiri. 

Meskipun sebagai selingan hiburan saat Rapat Anggota Tahunan Koperasi Kostajasa, tetapi sinden Nyi Tumpuk bisa melantunkan dengan jernih tembang seperti Eling-eling Banyumasan, Pantai Logending, Caping Gunung, Gudril yang ditarikan dengan gemulai oleh Nyi Sarni dan Ni Yani sebagai lenggernya.

Kelompok Tani Hutan ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional
Para pemain Calung Banyumasan bersiap-siap. (Dok. Kostajasa)
Kelompok Tani Hutan ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional
Sinden sedang menari, menghibur peserta RAT Kostajasa. (Dok. Kostajasa)

Menurut Pak Ripan dan Bu Westhi Wigaringtyas selaku manajemen Kostajasa, sejak RAT tahun buku 2016 Kostajasa memberikan selingan hiburan dan doorprize. 

“Kami ingin ikut serta melestarikan seni budaya tradisional yang ada di wilayah kerja Kostajasa”, tambah pak Ripan. 

Hal tersebut juga dikuatkan oleh Ibu Wiga, dimana desa dampingan Kostajasa memiliki kesenian daerah. 

“Rata-rata di setiap desa yang ada KTH (Kelompok Tani Hutan) di 25 Desa di 6 Kecamatan dampingan Kostajasa memiliki seni tradisional, kalau tidak ada di desa lokasi RAT, kami mengambil dari tetangga desanya”, imbuh bu Wiga. 

“Menggunakan hiburan seni tradisional menjadi pegangan kami dari hasil rapat pengurus dan manajemen Kostajasa, karena kalau bukan kita-kita yang nanggap (menyelenggarakan tontonan), siapa lagi?”, kata Pak Sunarto FM selaku Ketua Kostajasa.

Selain menghibur para peserta, warga sekitar juga ikut terhibur dan menyaksikan Kesenian Tradisional Calung Banyumasan tersebut, dari orang tua hingga anak-anak. 

Kelompok Tani Hutan ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional
Para peserta RAT Kostajasa. (Dok. Kostajasa)
Suasana RAT kemarin menjadi beda saat sambutan-sambutan dimulai, penayagan (penabuh gamelan calung) mengiringi yang akan memberi sambutan atau selesai sambutan dengan penggalan gending Eling-eling Banyumasan. 

Sambutan dari Bapak Wikan, Kepala Desa Sukomulyo-Rowokele selaku yang ketempatan acara, dilanjutkan sambutan pak Akhmad Sudiyono, Kabid UM dan Hubin, Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM, serta perwakilan camat Rowokele Bpk. Sunarko juga dari pak R. Trio Mijil P, Penyuluh Kehutanan Lapangan wilayah Rowokele dari CDK (Cabang Dinas Kehutanan) Wilayah VII.


Reporter : Kostajasa | Editor : Bk02/ Yogi




Sobat baru saja selesai membaca :

Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Bukan hanya Pengelolaan Hutan, Kelompok Tani Hutan juga ikut Melestarikan Seni Budaya Tradisional link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2019/03/bukan-hanya-pengelolaan-hutan-kelompok.html

Subscribe to receive free email updates: