Tingkat Kemiskinan Di Maluku Turun 0,81 Poin - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Tingkat Kemiskinan Di Maluku Turun 0,81 Poin, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Post, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Tingkat Kemiskinan Di Maluku Turun 0,81 Poin
link : Tingkat Kemiskinan Di Maluku Turun 0,81 Poin

Tingkat Kemiskinan Di Maluku Turun 0,81 Poin

Ambon, Malukupost.com - Tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku hingga Maret 2017 turun sebesar 0,81 poin dan dari sisi jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 11.280 jiwa.

"Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada di bawah garis kemiskinan) di Maluku pada Maret 2017 sebanyak 320.051 jiwa (18,45 persen)," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Senin (17/7).

Dibanding dengan penduduk miskin pada September 2016 sebanyak 331.079 jiwa (19,26 persen), lanjutnya, tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku turun sebesar 0,81 poin.

Dia mengatakan, apabila dibandingkan antara bulan yang sama pada tahun sebelumnya (Maret 2017 dan Maret 2016) maka tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku mengalami penurunan sebesar 0,73 poin (Maret 2017 sebesar 18,45 persen, Maret 2016 sebesar 19,18 persen).

"Dari sisi jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 7.210 jiwa (Maret 2017 sebanyak 320.051 jiwa, Maret 2016 sebanyak 327.072 jiwa)," katanya.

Dumangar mengatakan, selama periode September 2016 sampai dengan Maret 2017 penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 8.280 jiwa, daerah perkotaan berkurang sebanyak 3.000 jiwa.

Sementara untuk periode Maret 2016 sampai dengan Maret 2017 penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 6.370 jiwa, daerah perkotaan berkurang 840 jiwa.

Persentase penduduk miskin Maret 2017 di daerah perdesaan masih tinggi, yaitu sebesar 26,14 persen dibanding dengan daerah perkotaan yang mencapai 7,24 persen.

Dumangar mengatakan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibanding peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

"Pada Maret 2017 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 76,31 persen," ujarnya.

Pada periode September 2016 sampai Maret 2017 indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun.

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam periode satu tahun terakhir rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin dekat dibawah garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga berkurang. (MP-2)

Sobat baru saja selesai membaca :