Judul : Melayani Konsumen dengan Ketulusan
link : Melayani Konsumen dengan Ketulusan
Melayani Konsumen dengan Ketulusan
Melayani Konsumen dengan Ketulusan |
Karena saya beberapa bulan ini fokus menjalankan bisnis online, maka saya akhir-akhir ini juga sering melayani pertanyaan dari calon konsumen saya di facebook, pesan WhatsApp, pasan singkat, atau bahkan panggilan masuk. Dari kesemua layanan itu, saya paling suka kalau ada konsumen yang langsung telpon dan ngobrol ke saya.
Mengapa? Karena setelah telpon, biasanya, hampir bisa dipastikan, pembelian akan terjadi. Ia akan percaya, yakin bukan main, lalu pergi ke ATM atau bank dan melakukan transfer ke rekening yang sudah saya berikan.
...sedangkan, jika diminta memilih mana yang paling tidak mengasikkan, maka jawabannya adalah melayani konsumen di inbox facebook. Mengapa?
Pertama, karena saya tidak senantiasa aktif di facebook. Kan saya punya kehidupan di dunia nyata, membersamai anak, membantu istri mencuci piring, mencuci baju, atau menemaninya memasak di dapur. Maka jika ada yang bertanya detail produk di facebook, respon saya tidak bisa segera. Setelah itu, ketika saya baru bisa aktif dan menjawab, calon konsumen sudah entah kemana. Pergi menghilang.
Konversi terjadinya pembelian dari inbox facebook juga tidak begitu tinggi. Berbeda jika ia langsung menghubungi atau bertanya via pesan singkat, entah itu pesan di WhatsApp atau Blackberry Messenger.
Kalau via WhatsApp, saya mudah melakukan follow up karena semua amunisi yang saya butuhkan sudah ada disana. Ada autotext yang sudah disiapkan untuk pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul, sehingga jika ia bertanya tentang hal itu, gampang saja saya menjawabnya. Tinggal copy paste saja.
Kedua, menurut pengalaman saya selama ini, calon pembeli via inbox facebook adalah calon pembeli yang tidak begitu potensial. Entah karena ia tidak punya uang atau karena satu dan lain hal. Soalnya, kalau memang ia serius ingin beli, tentu mudah saja baginya untuk menghubungi kontak yang sudah saya berikan di iklan yang saya buat.
...dengan menyimpan kontak CS saya, maka ia sudah satu langkah lebih dekat dan transaksi yang saya harapkan juga demikian.
Ketiga, calon pembeli yang menghubungi via pesan di inbox facebook, kadang menanyakan hal-hal yang tidak penting sebenarnya di WhatsApp, BBM, atau di pesan singkat juga ada yang demikian, tapi jumlahnya tidak sebanyak yang via inbox facebook. Misalnya, mereka suka sekali bertanya, "Nama produk apa dan harganya berapa ya, Sist?"
Hellooooo... Padahal di iklan yang saya buat itu, sudah saya cantumkan semuanya, dari A - Z. Lengkap. Nama produk ada. Harganya ada. Cara pakai dan cara pesan tersedia. Gambar diberikan juga.
Kalau memang serius, silakan saja langsung pesan. Pada males banget sih mbaca!
"Jangan emosi Bang Syaiha, santai..."
Tenang, itu hanya di postingan ini saja kok. Kalau di inbox atau dimana saja, sebagai penjual saya senantiasa berusaha bersikap sabar, melayani dengan sepenuh hati, dan menjelaskan apapun yang konsumen tanyakan ke saya.
"Harganya berapa ya?"
Walau sudah ada detail harga di iklan yang saya jalankan, saya akan tetap menjawab, "Harganya sekian, Kak. Kalau beli dan transfer sekarang, maka Kakak akan mendapatkan harga khusus. Ada potongan sekian. Lumayan loh, Kak. Gimana, Kak? Order berapa nih jadinya?"
Intinya mah, sejak menjalankan bisnis online beberapa bulan lalu, saya banyak belajar menghadapi orang-orang. Melayani dengan ketulusan. Tidak sungkan bilang maaf jika ada yang tidak berkenan.
Karena bagaimana pun, kata orang, pembeli adalah raja. Maka perlakukan saja dia sespesial yang kita bisa.
Demikian.
Sobat baru saja selesai membaca :
Melayani Konsumen dengan Ketulusan
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Melayani Konsumen dengan Ketulusan dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Melayani Konsumen dengan Ketulusan link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/05/melayani-konsumen-dengan-ketulusan.html