Judul : Engelina Pattiasina Memiliki Ide dan Terobosan untuk Maluku
link : Engelina Pattiasina Memiliki Ide dan Terobosan untuk Maluku
Engelina Pattiasina Memiliki Ide dan Terobosan untuk Maluku
Ambon, Malukupost.com - Ancaman krisis pangan dan hilangnya tanaman endemik di Maluku, serta persoalan tata ruang yang perlu diatur dengan baik untuk optimalisasi pembangunan yang merata, khususnya berkaitan dengan energi Blok Masela harus dipahami oleh figur pemimpin Maluku ke depan. Engelina Pattiasina memiliki ide, terobosan, keberanian dan kemampuan untuk membawa Maluku ke arah yang baik.Demikian intisari pandangan dua akademisi di Maluku, Pemerhati Masalah Energi dan Ahli Tata Ruang di Maluku Prof. MKJ Norimarna, Ph.D, serta Ahli Konservasi Tanaman dan Pemuliaan Tanaman Unpatti, Dr. Semuel Leunufna Ph.D kepada wartawan bincang santai di Ambon, Senin (22/5).
Menurut Leunufna, Maluku memiliki banyak sekali pangan lokal berupa umbi-umbian, di antaranya ubi jalar, patatas, kacang-kacangan, sagu, pisang, biji-bijian lainnya yang tersebar merata di seluruh daerah. Hanya saja, sejumlah varietas pangan lokal tersebut terancam punah.
“Perlahan-lahan sagu dan pangan lokal lainnya di Maluku mulai ditinggalkan dan masyarakat mulai beralih kepada beras. Hal ini diperparah dengan kebijakan pemerintah melakukan program swasembada pangan sebagai label guna menginvasi pangan lokal dengan beras,” ungkapnya.
Dijelaskan Leunufna, penyebaran pangan di beberapa daerah di Maluku tidak sama. Kabupaten Maluku Tenggara misalnya, kondisinya lebih spesifik dan didominasi tanaman kacang-kacangan, jagung dan beberapa jenis umbi-umbian khususnya di Yamdena dan Kepulauan Kei. Bahkan ada juga umbi yang berbuah di udara. Keberagaman hayati di kabupaten ini lebih sedikit namun spesifik, karena terisolasi oleh pulau-pulau dan iklim yang agak kering.
“Berbeda dengan banyaknya keanekaragaman pangan di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), karena didukung oleh curah hujan yang lebih tinggi, kelembaban dan suhu yang sesuai, sehingga variabelitasnya lebih baik,” ujarnya.
Leunnufna mengakui, saat ini sejumlah varietas tanaman pangan lokal di Maluku mulai mengalami erosi secara genetik, yang artinya hilang dan tidak bisa diganti. Bila biasanya petani melakukan kultivasi beberapa jenis jagung, kini hanya dua jenis yang dikultivasi sedangkan yang lainnya menghilang.
“Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan iklim dan musim tanam yang tidak tepat, sehingga benih yang disimpan menjadi mati. Selain itu, musim panas yang panjang juga menyebabkan petani kekurangan pangan dan mengkonsumsi benih yang disimpan. Bila hal ini dibiarkan suatu saat benih lokal Maluku akan punah,” bebernya.
Keprihatinan atas kondisi ini, lanjut Leunufna, juga menjadi perhatian sejak lama oleh Archipelago Solidarity Foundation (ARSO) yang didirikan salah satu tokoh perempuan Maluku, Engelina Pattiasina. ARSO bahkan pernah membantu memfasilitasi dirinya dalam kegiatan simposium Internasional di Korea dan Jepang, serta ikut mengkampanyekan kedaulatan pangan dan penyelamatan benih lokal yang terancam punah sejak lama, melalui gerakan “Maluku Kaya”.
“Saya pikir banyak persoalan di Maluku yang harus diperhatikan, salah satunya adalah ancaman kerawanan pangan dan hilangnya beberapa jenis tanaman lokal. Hal ini hanya bisa direspons secara cerdas oleh pemimpin yang paham dengan kondisi yang terjadi di Maluku,” ucapnya.
Leufnufna katakan, dirinya juga ikut ambil bagian dalam berbagai diskusi dan seminar yang digagas oleh ARSO, di Kota Ambon dan Jakarta, serta pertemuan dengan duta besar maupun sejumlah menteri. Di samping itu, ARSO juga mengundang Ketua Petani Dunia untuk memberikan kuliah umum di Fakultas Pertanian Unpatti beberapa waktu lalu, sebagai bentuk kepeduliannya merangsang dunia akademik ikut menyelesaikan persoalan yang dihadapi Maluku.
Leunufna dan Norimarna sama-sama sepakat mengatakan, salah satu perjuangan dari Engelina Pattiasina yang tidak bisa dilupakan adalah kerja kerasnya bersama-sama sejumlah pihak termasuk kalangan akademisi di Maluku untuk mendorong pembangunan kilang blok Migas Masela di darat.
“Kami pernah bersama-sama mendorong agar kilang Blok Masela dibangun di darat. Perjuangan ini dibiayai dari kantong pribadi beliau sebagai bentuk kepeduliannya kepada Maluku. Sangat luar biasa totalitas yang ditunjukkan. Engelina memiliki jaringan di dalam maupun luar negeri, sehingga berhasil menempatkan kilang blok Masela di darat melalui lobi-lobi yang dilakukan,” ucap Noerimarna.
Norimarna dan Leunufna juga berpendapat sangat pantas Engelina diberikan kesempatan untuk memimpin Maluku. Selain berpendidikan tinggi dan menyelesaikan studi di Bremen, Jerman, puteri dari pendiri Pertamina ini paham akan persoalan yang dihadapi Maluku.
Norimarna menjelaskan, selain memiliki ide dan terobosan untuk memperbaiki kondisi Maluku yang saat ini menempati peringkat ke-4 termiskin di Indonesia, perjuangan Engelina untuk menempatkan pembangunan kilang blok Masela secara onshore tidak boleh diabaikan. Dan sesuai UU Pemda, kewenangan pemerintah provinsi di laut hanya sejauh 12 mil. Selebihnya, merupakan kewenangan pemerintah pusat.
“Artinya, pengelolaan Blok Masela (kilang terapung) akan menjadi kewenangan penuh pemerintah pusat, karena berada di atas 12 mil. Tetapi, dengan keberadaan kilang darat, maka mau atau tidak mau, ada daya tawar yang memadai untuk memperoleh manfaat bagi pengembangan wilayah Maluku, terutama di bagian selatan,” katanya.
Norimarna menambahkan, persoalan Blok Masela bukan perkara darat atau laut semata, tetapi merupakan langkah untuk memastikan rakyat Maluku memperoleh manfaat yang besar dari keberadaannya.
“Hal ini sudah dilakukan oleh Engelina Pattiasina dan sejumlah akademisi di Maluku. Pemimpin Maluku ke depan harus benar-benar memiliki kemampuan dan paham tentang energi, agar bisa mengawal 25 blok migas lainnya yang juga ada di Maluku, untuk kepentingan masyarakat,” tandasnya.
Norimarna juga menyoroti persoalan tata ruang di Maluku yang perlu diatur dengan baik untuk optimalisasi pemerataan pembangunan. Yakni konsep pembangunan 12 gugus pulau belum direalisasikan dengan baik di Maluku. olehnya itu dirinya mengusulkan, agar beberapa pulau dapat ditingkatkan produk unggulannya sehingga dapat berlangsung perdagangan antar pulau.
“Antara Maluku Utara dan Selatan, Seram dan Maluku Tenggara harus ada interaksi lewat kapal yang menyinggahi pelabuhan-pelabuhan setempat sambil membawa produk unggulan. Namun ini belum ditindaklanjuti secara serius oleh pemerintah daerah, Padahal lewat ARSO, Engelina telah mendorong agar jalur rempah Maluku diakui oleh dunia,” tegasnya.
Norimarna melihat, Engelina Pattiasina memiliki berbagai ide dan keberanian serta kemampuan untuk membawa Maluku menghadapi berbagai tantangan ke depan.
“Engelina punya darah pejuang, dan harus diberikan kesempatan, karena telah membuktikan diri sebagai salah satu anak Maluku dan bekerja secara nyata untuk kemajuan Maluku,” pungkasnya. (*)
Sobat baru saja selesai membaca :
Engelina Pattiasina Memiliki Ide dan Terobosan untuk Maluku
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Engelina Pattiasina Memiliki Ide dan Terobosan untuk Maluku dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Engelina Pattiasina Memiliki Ide dan Terobosan untuk Maluku link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2017/05/engelina-pattiasina-memiliki-ide-dan.html