Tim PORA Belum Jangkau Kabupaten Bursel Dan SBT - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Tim PORA Belum Jangkau Kabupaten Bursel Dan SBT, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Post, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Tim PORA Belum Jangkau Kabupaten Bursel Dan SBT
link : Tim PORA Belum Jangkau Kabupaten Bursel Dan SBT

Tim PORA Belum Jangkau Kabupaten Bursel Dan SBT

Ambon, Malukupost.com - Kabupaten Buru Selatan (Bursel) dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) hingga kini belum terjangkau tim Pengawasan Orang Asing (PORA) yang dikoordinir kantor Imigrasi Kelas I Ambon.

"Kota Ambon yang sudah dibentuk sejak 2014, hanya saja mandek selama ini diakibatkan kantor Imigrasi Kelas I Ambon berkonsentrasi untuk pembentukan tim PORA di beberapa kabupaten," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Ambon, Mas Budi Priyatno, saat memberikan sambutan pada acara Rapat Koordinasi tim PORA, Jumat (7/4).

Jadi yang belum terjangkau hanya Bursel dan SBT, hanya saja bila ada rapat-rapat terkait isu masalah orang asing, terutama perdagangan orang selalu dilakukan koordinasi dengan Pemkab/ Pemkot.

Begitu juga dampak dari program Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yakni moratorium, di mana sebagian besar pemegang surat izin tinggal untuk menjadi nelayan.

Namun demikian, menimbulkan masalah baru karena diantara mereka banyak yang belum meninggalkan wilayah Indonesia, termasuk Maluku baik itu warga negara Philipina, Thailand, Myanmar dan lainnya.

Terlebih mereka yang sudah melakukan perkawinan campur dengan penduduk setempat , hal-hal seperti ini yang perlu didata ulang.

"Kami memanfaatkan rapat koordinasi tim PORA untuk menjaring informasi dan masukan dari para anggotanya, terutama bertugas di pos -pos jauh," ujarnya.

Hal ini sangat penting bagi Imigrasi, agar tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan yang baru, sebab ada WNA yang telah menetap di Indonesia atau Maluku khususnya sudah lima tahun lebih dan berpindah-pindah.

Dia mengatakan, yang menjadi kendala selama ini yakni warga Philipina, Thailand, dan Myanmar itu mempunyai bentuk fisik sama dengan orang Indonesia. Bahkan, ada orang Myanmar yang sudah fasih dialek Ambon.

"Saya yang orang Indonesia asli di Ambon hingga saat ini belum fasih dialek setempat. Padahal orang asing tahu dengan logat-logat tertentu," tandas Mas Budi. (MP-2)

Sobat baru saja selesai membaca :