Judul : Untuk Istriku!
link : Untuk Istriku!
Untuk Istriku!
Abi sih ingat betul, waktu itu tanggal 24 November 2013. Ketika Abi koar-koar berbagi ilmu tentang kepenulisan di Kota Tua, Ummi Ella Nurhayati malah sibuk sama gadetnya sendiri, nggak ndengerin Abi yang berbusa-busa ngomong.
Padahal, tempo hari itu, Abi pengen buat Ummi terkesan. Karena sejak pertama ketemu di tahun 2011 yang tidak sengaja dulu, Abi sudah suka. Mungkin itu yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama kali ya?
Pertemuan nggak sengaja itu tertinggal jauh ketika Abi kemudian memutuskan ke ikut SGI dan mengabdi di Kalimantan. Disana Abi setahun dan beberapa kali malah ta'aruf sama orang lain. Hehehe..
Semuanya gagal. You know lah! Kaki Abi istimewa. Dan karena hal ini, maka hanya orang-orang spesial jugalah yang sanggup menerima.
Abi kembali dari Kalimantan tahun 2013 awal.
Lalu, kita ketemu lagi beberapa kali di Forum Lingkar Pena. Yang pertama kali ketika ngeliat Ummi di FLP, yang terbersit di kepala Abi adalah, "Masya Allah, ini kan gadis manis yang tahun 2011 dulu sempat saya lihat!"
Paling spesial adalah tanggal itu, 24 November 2013 ketika pertama kalinya Abi memberanikan diri menyapa via WhatsApp, "Apa kabar, mbak? Ini saya, Syaiha. Yang tadi berbagi tentang kepenulisan di Kota Tua."
Jujur saja, itu Abi nekat banget. Bodo amat dah! Dicoba saja. Masalah dibalas santun atau malah dicuekin mah urusan kesekian. Lagian Abi udah suka sejak pertama kali jumpa, maka percuma saja jika tidak diusahakan, bukan?
Nah, beruntungnya adalah, Ummi membalas dengan balasan yang baik. Bahkan, selama seminggu sejak pesan pertama itu, kita malah saling bercengkerama di dunia maya. Kalau Abi mah emang sengaja, pengen dekat dan menggali banyak hal dari Ummi.
Seminggu itu menjadi awal yang baik.
Tapi malang...
Justru tepat seminggu setelahnya, 1 Desember 2013, Ummi malah bilang, "Mas, kalau nggak penting-penting amat, mohon tidak menghubungi saya ya. Baik pesan singkat atau telpon. Nggak baik."
Sontak saja Abi kaget. Dan karena sudah kepalang tanggung, langsung aja Abi bilang, "Kalau begitu, agar semua menjadi baik, bagaimana kalau mbak menikah dengan saya saja? Insya Allah, kalau sudah halal kan semuanya nggak apa-apa."
Abi nggak ngerti bagaimana perasaan Ummi waktu baca sms itu. Ini orang kok aneh, baru kenal seminggu sudah berani-berani mengajak nikah!
Biarin! Kenal seminggu atau bertahun-tahun sama saja! Kalau bisa cepat, mengapa harus dilama-lama, kan? Tul nggak?
Ummi lama nggak bales pesan dari Abi dan Abi kira Ummi marah. Beberapa kali Abi ketik sms lagi, hendak meminta maaf. Tapi nggak jadi.
Selang beberapa jam, baru sms Abi dibalas, "Mas serius ngajak saya menikah?"
"Serius, Mbak. Bagi seorang lelaki, mengajak menikah seorang gadis bukan hal yang patut dijadikan bahan candaan."
Kesatria banget Abi kan? Maklum, penulis!
Ummi cuma bilang, "Kalau memang serius, maka tunggu keputusan dari saya dan keluarga. Kami akan salat istikharah dulu. Dan selama saya memohon petunjuk dari Allah, saya harap Mas tidak menghubungi saya. Sabar saja menunggu kepastian."
Seminggu berikutnya adalah hari-hari terlama dalam hidup Abi. Menunggu hasil istikharah dari Ummi dan keluarga, persis seperti menunggu hasil eksekusi. Dag dig duh nggak karuan. Bakal diterima nggak ya? Atau bakal ditolak seperti ta'aruf-ta'aruf yang sebelumnya?
Abi udah pasrah. Hasil urusan belakangan. Yang penting, Abi sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang lelaki.
Tepat tujuh hari setelah ajakan menikah dari Abi, Ummi akhirnya mengirimi pesan singkat, "Alhamdulillah, hasil istikharahnya sudah ada. Silakan datang ke rumah ya, Mas."
"Itu maksudnya diterima atau ditolak?"
"Duh, Mas nih.." Ummi bilang begitu, "Peka sedikit dong! Kalau seorang gadis sudah mempersilakan seorang lelaki untuk datang ke rumahnya, maka itu artinya iya!"
Amboi, kalau waktu itu Abi ada di tempat yang lebih layak, bukan di dalam angkot yang penuh sesak, pasti Abi sudah sujud syukur karena senang. Alhamdulillah...
Singkatnya, persiapan kita menuju pernikahan seperti orang yang dikejar anjing (Abi bingung mau pakai analogi apa lagi). Abi harus bilang ke Murobbi, Ummi juga. Lalu kita dipertemukan. Guru ngaji kita itu malah bilang, "Kalau kalian sudah direstui keluarga, ngapain lagi pakai acara begini? Kalian ini keterlaluan.."
Kedua guru ngaji kita pun setuju dan tidak ada masalah.
Kita kemudian menikah di tanggal 3 April 2014. Setelah gagal mau menikah di bulan Januari.
Tapi nggak apa-apa.
Toh, tanggal 3 April adalah hari lahir Abi. Dan di tanggal itu, menjadi hari jadi Abi paling indah. Karena apa? Karena pada saat itu, Abi dapat kado paling manis! Ummi! Orang paling cantik dan paling baik buat Abi.
I Love You!
Selamat ulang tahun yang ke-25 ya Ummi..
Semoga kita bisa bahagia terus sampai kakek nenek. Aamiin.
Bang Syaiha
Sobat baru saja selesai membaca :
Untuk Istriku!
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Untuk Istriku! dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Untuk Istriku! link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2016/09/untuk-istriku.html