Judul : Berzina Di Jalan-Jalan. Mengapa?
link : Berzina Di Jalan-Jalan. Mengapa?
Berzina Di Jalan-Jalan. Mengapa?
SEBULAN yang lalu terjadi aksi tolak pekan kondom nasional (Minggu Kondom Nasional) yang banyak dilakukan oleh ratusan ormas (Organisasi Kemasyarakatan) Islam di Indonesia.
“Solusi” praktis yang dipaksakan oleh negara melalui Menkesnya ini banyak ditentang lantaran terlalu besar madharat yang ditimbulkan dan terlalu mahal harga yang harus dibayar.
Betapa tidak, bagi-bagi gratis (percuma) kondom adalah sosialisasi massif agar zina dilegalkan. Tidak ada pesan yang mudah diterima oleh masyarakat awam selain bahawa free sex, zina, atau gonta-ganti pasangan adalah sah, asal memakai kondom.
Betapa mengerikannya kondisi akhir zaman yang digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wassallam. Saat dimana akal manusia sudah tidak lagi berfungsi lantaran terlalu tebalnya cairan syahwat dan syubhat yang menutupinya.
Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wassallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لا تَفْنَى هَذِهِ الأُمَّةُ حَتَّى يَقُومَ الرَّجُلُ إِلَى الْمَرْأَةِ فَيَفْتَرِشَهَا فِي الطَّرِيقِ ، فَيَكُونَ خِيَارُهُمْ يَوْمَئِذٍ مَنْ يَقُولُ لَوْ وَارَيْتَهَا وَرَاءَ هَذَا الْحَائِطِ
- “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak akan hancur umat ini hingga kaum pria mendatangi kaum wanita, lalu dia menggaulinya di jalan. Orang yang paling baik di antara mereka saat itu berkata, ‘Seandainya engkau menutupinya di belakang tembok ini.” [Diriwayatkanoleh Abu Ya’la Al-Haitsami berkata, “Dan perawinya adalah perawiash-Shahiih.” Lihat Maj’mauz Zawaa-id (VII/331)]
Dalam riwayat yang lebih umum Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wassallam menyatakan bahawa di antara tanda-tanda kiamat adalah, ”….menyebarnya zina” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka, sungguh benar apa yang beliau sabdakan, betapa nubuwat tersebut benar-benar telah mewujud nyata. Seks bebas barangkali sudah menjadi penyakit umat sejak dahulu.
Umat-umat sebelum kita juga sudah terkena fitnah ini. Tetapi, apa yang kita saksikan hari ini benar-benar membuat bulu kita merinding. Apa yang kita saksikan melalui layar kaca membuat kita sangat-sangat khawatir jika kejahatan seks bebas itu sangat mungkin menimpa sebagian anggota keluarga kita.
Betapa tidak, sebuah hasil penelitian dan survei tentang prilaku seks bebas remaja di negeri ini menyuguhkan angka-angka yang fantantis. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, Medan dan kota lainnya di Indonesia seakan saling berlomba untuk menyodorkan angka tertinggi perzinahan dan prilaku seks bebas.
Media cetak dan elektronik sedemikian massifnya memberitakan kepada kita tentang apa yang diprediksi oleh Rasulullah Shallahu ’Alaihi Wassallam. Jika dahulu perbuatan itu hanya dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, maka hari ini kita menyaksikan bahawa ia menjadi menu sehari-hari kebanyakan orang.
Bukan hanya kaum muda saja yang terjerumus dalam kekejian ini, bahkan yang paling mengerikan adalah perbuatan itu juga dilakukan oleh anak-anak yang belum baligh, termasuk kakek yang tua renta. Skalanya bukan hanya di perkotaan dan hotel berbintang, namun juga merambah di pelosok-pelosok desa dan tempat-tempat umum.

Ini bas kondom yang melakukan kempen kondom keliling Kota Jakarta pada 1 -7 Desember 2013 yang sempat kontroversi.
![Flyover di Kalibata Jakarta ini menjadi ajang pacaran ABC terang-terangan tiap malam tanpa ada satupun yang peduli mengingatkan [ilustrasi]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_s-FeWFZym_hWMAcu4P_yL_8BdeVG7rT1fH-GCE4J80NuPLMUv8Q8-Uo7Se6LwaD__GsNHx5cQD=s0-d)
Flyover di Kalibata Jakarta ini menjadi ajang pacaran ABC terang-terangan tiap malam tanpa ada satupun yang peduli mengingatkan.

Komen:
Zaman Puncak Kerosakan.
Perzinahan dengan segelar nama dan istilah yang dipakai untuknya telah menjadi hal yang lumrah terjadi pada setiap lapisan masyarakat. Akan tetapi, meski demikian tidak seluruh masyarakat (setidaknya secara formal dan simbolik) menyetujui perbuatan tersebut.
Banyak kalangan pendidik, akademisi, kiai, santri, dan LSM-LSM yang mengutuk dan menolak praktik-praktik perzinahan massal. Mereka tetap menganggap perbuatan itu adalah buruk dan harus dijauhi. Perselingkuhan, married by accident, kumpul kebo, prostitusi, wanita panggilan atau apapun macam perzinahan yang terjadi, secara umum tetap dikecam oleh banyak masyarakat dan dianggap sebagai perbuatan yang tercela.
Umat-umat sebelum kita juga sudah terkena fitnah ini. Tetapi, apa yang kita saksikan hari ini benar-benar membuat bulu kita merinding. Apa yang kita saksikan melalui layar kaca membuat kita sangat-sangat khawatir jika kejahatan seks bebas itu sangat mungkin menimpa sebagian anggota keluarga kita.
Betapa tidak, sebuah hasil penelitian dan survei tentang prilaku seks bebas remaja di negeri ini menyuguhkan angka-angka yang fantantis. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, Medan dan kota lainnya di Indonesia seakan saling berlomba untuk menyodorkan angka tertinggi perzinahan dan prilaku seks bebas.
Media cetak dan elektronik sedemikian massifnya memberitakan kepada kita tentang apa yang diprediksi oleh Rasulullah Shallahu ’Alaihi Wassallam. Jika dahulu perbuatan itu hanya dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, maka hari ini kita menyaksikan bahawa ia menjadi menu sehari-hari kebanyakan orang.
Bukan hanya kaum muda saja yang terjerumus dalam kekejian ini, bahkan yang paling mengerikan adalah perbuatan itu juga dilakukan oleh anak-anak yang belum baligh, termasuk kakek yang tua renta. Skalanya bukan hanya di perkotaan dan hotel berbintang, namun juga merambah di pelosok-pelosok desa dan tempat-tempat umum.
Ini bas kondom yang melakukan kempen kondom keliling Kota Jakarta pada 1 -7 Desember 2013 yang sempat kontroversi.
Flyover di Kalibata Jakarta ini menjadi ajang pacaran ABC terang-terangan tiap malam tanpa ada satupun yang peduli mengingatkan.
Komen:
Zaman Puncak Kerosakan.
Perzinahan dengan segelar nama dan istilah yang dipakai untuknya telah menjadi hal yang lumrah terjadi pada setiap lapisan masyarakat. Akan tetapi, meski demikian tidak seluruh masyarakat (setidaknya secara formal dan simbolik) menyetujui perbuatan tersebut.
Banyak kalangan pendidik, akademisi, kiai, santri, dan LSM-LSM yang mengutuk dan menolak praktik-praktik perzinahan massal. Mereka tetap menganggap perbuatan itu adalah buruk dan harus dijauhi. Perselingkuhan, married by accident, kumpul kebo, prostitusi, wanita panggilan atau apapun macam perzinahan yang terjadi, secara umum tetap dikecam oleh banyak masyarakat dan dianggap sebagai perbuatan yang tercela.
Demo ratusan ormas Islam atas kempen minggu kondom nasional adalah satu satu bukti. Namun, riwayat di atas tidaklah menunjukkan hal yang demikian. Bila kita merujuk kepada tanda-tanda kiamat yang banyak disebutkan dalam kitab-kitab ‘Al-Fitan’, kita akan mendapati bahawa zaman itu (yang disebutkan dalam hadits di atas) belum terjadi pada masa sekarang, setidaknya secara umum.
Sebab, sebagaimana dijelaskan di atas, hari ini kita masih menjumpai orang-orang yang sehat dan waras yang mengutuk dan melakukan aksi untuk menolak tindakan criminal tersebut. Padahal hadits di atas menjelaskan bahawa ‘manusia terbaik’ saat itu adalah mereka yang hanya bisa mengelus dada dan menyarankan agar para pelaku seks bebas itu melakukannya di dalam ruang tertutup, di balik tembok, atau di ruangan yang tidak terlihat oleh orang ramai.
Inilah tindakan manusia terbaik saat itu. Bahkan, ada riwayat lain yang juga menyebutkan bahawa manusia terbaik saat itu adalah mereka yang mengatakan di dalam hatinya bahawa ia juga menginginkan perbuatan itu, namun ia tidak menginginkan jika dilakukan secara terbuka layaknya binatang keledai yang melakukan persenggamaan.
Ia sangat ingin berzina, tapi di ruangan tertutup yang tidak terlihat orang. Kriteria ’orang baik’ seperti ini nampaknya belum terjadi pada umat zaman ini. Banyak riwayat menyebutkan bahawa akan muncul angin lembut di akhir zaman yang akan mencabut nyawa setiap orang beriman.
Setelah itu yang tersisa hanyalah manusia-manusia kafir, jahat dan ingkar. Mereka akan hidup layaknya binatang, tidak ada norma dan aturan, tidak ada yang mencegah dan melarang mereka dari mengumbar nafsu dan syahwat. Saat itu seluruh manusia seperti serigala bagi lainnya.
Semuanya saling makan, saling terkam, saling melampiaskan syahwatnya layaknya binatang keledai yang melampiaskan syahwatnya. Di masa itu manusia terbaik yang tersisa adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat di atas.
Mereka masih memiliki perasaan dan masih mampu menjaga sebagian fitrahnya. Mereka itulah yang ketika menyaksikan kawan-kawannya berzina di ruang terbuka dan dipamerkan kepada setiap orang; hanya mampu berkata, ”Sekiranya engkau melakukan hal itu di balik tembok ini”.
Bahkan orang itu boleh jadi juga menginginkan perbuatan keji itu, namun ia menginginkannya bukan dengan terang-terangan dan di tempat terbuka. Ia juga menginginkan perbuatan zina itu, tetapi jika dilakukan di ruangan tertutup atau di balik tembok.
Sebab, sebagaimana dijelaskan di atas, hari ini kita masih menjumpai orang-orang yang sehat dan waras yang mengutuk dan melakukan aksi untuk menolak tindakan criminal tersebut. Padahal hadits di atas menjelaskan bahawa ‘manusia terbaik’ saat itu adalah mereka yang hanya bisa mengelus dada dan menyarankan agar para pelaku seks bebas itu melakukannya di dalam ruang tertutup, di balik tembok, atau di ruangan yang tidak terlihat oleh orang ramai.
Inilah tindakan manusia terbaik saat itu. Bahkan, ada riwayat lain yang juga menyebutkan bahawa manusia terbaik saat itu adalah mereka yang mengatakan di dalam hatinya bahawa ia juga menginginkan perbuatan itu, namun ia tidak menginginkan jika dilakukan secara terbuka layaknya binatang keledai yang melakukan persenggamaan.
Ia sangat ingin berzina, tapi di ruangan tertutup yang tidak terlihat orang. Kriteria ’orang baik’ seperti ini nampaknya belum terjadi pada umat zaman ini. Banyak riwayat menyebutkan bahawa akan muncul angin lembut di akhir zaman yang akan mencabut nyawa setiap orang beriman.
Setelah itu yang tersisa hanyalah manusia-manusia kafir, jahat dan ingkar. Mereka akan hidup layaknya binatang, tidak ada norma dan aturan, tidak ada yang mencegah dan melarang mereka dari mengumbar nafsu dan syahwat. Saat itu seluruh manusia seperti serigala bagi lainnya.
Semuanya saling makan, saling terkam, saling melampiaskan syahwatnya layaknya binatang keledai yang melampiaskan syahwatnya. Di masa itu manusia terbaik yang tersisa adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat di atas.
Mereka masih memiliki perasaan dan masih mampu menjaga sebagian fitrahnya. Mereka itulah yang ketika menyaksikan kawan-kawannya berzina di ruang terbuka dan dipamerkan kepada setiap orang; hanya mampu berkata, ”Sekiranya engkau melakukan hal itu di balik tembok ini”.
Bahkan orang itu boleh jadi juga menginginkan perbuatan keji itu, namun ia menginginkannya bukan dengan terang-terangan dan di tempat terbuka. Ia juga menginginkan perbuatan zina itu, tetapi jika dilakukan di ruangan tertutup atau di balik tembok.
Itulah zaman yang menjadi puncak kerosakan manusia, zaman yang sesaat lagi akan berakhir dengan ditiupnya sangkakala oleh Malaikat Israfil. Terlepas bahawa riwayat di atas belum menjadi kenyataan secara massal, namun tanda-tanda itu kian memperjelas bahawa akhir zaman kian mendekat.
Setiap muslim dan muslimah perlu waspada bahawa fitnah ini akan menerkam siapapun. (IH/Hidayatullah)
Setiap muslim dan muslimah perlu waspada bahawa fitnah ini akan menerkam siapapun. (IH/Hidayatullah)
Sobat baru saja selesai membaca :
Berzina Di Jalan-Jalan. Mengapa?
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Berzina Di Jalan-Jalan. Mengapa? dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Berzina Di Jalan-Jalan. Mengapa? link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2016/09/berzina-di-jalan-jalan-mengapa.html