Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung

Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Sulteng, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung
link : Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung

Baca juga


Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung

Reuni Angkatan 86 SDN 15 (Teladan) Palu
Reuni Angkatan 86 SDN  15 (Teladan) Palu di Bandung (Istimewa)



Bandung, Jurnalsulteng.com - Bercerita dengan senda gurau mengenang saat-saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) , membuat kebahagiaan tersendiri. Apalagi bila kenangan itu telah berlalu 30 tahun, seperti yang dialami alumni SDN 15 Palu, saat reuni di Dusun Bambu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Sebanyak 20 alumni Sekolah Dasar Negeri (SDN) 15 Palu atau yang lebih dikenal dengan nama SDN Teladan, angkatan 86 menggelar reuni , di Dusun Bambu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Sabtu dan Minggu (17-18/9/2016) lalu.

Reuni ini antara lain digagas Aryanu Dwi Rakhmat, salah seorang alumni sekolah dasar favorit di Palu itu, yang kini menetap di Jakarta. Bersama sesama alumni SDnya  di Jakarta dan Bandung, kemudian mengundang alumni lainnya yang kini tersebar di berbagai provinsi di Indonesia, bahkan di luar negeri.

“Sebenarnya  jumlah kami lebih dari 50 orang. Karena angkatan 86 itu dulu dibagi dua, yakni kelas A dan B,” jelas Siti Rahmi, alumni yang kini menetap di Bandung.
Sebanyak tujuh alumni juga datang dari Kota Palu,  sisanya dari Jakarta, Bandung, Batam, Serang, Yogjakarta, Bone, dan Blitar. Satu-satunya alumni yang kini tinggal di luar negeri,  datang dari Afrika Selatan.

Menurutnya, acara itu sudah sangat lama digagas. Bersama Nofiani, membuat grup di salah satu media sosial. Setelah mendata semua alumni dan mencoba menghubunginya di media sosial, akhirnya mereka sepakat bertemu. Bandung dipilih sebagai tempat reuni, karena dinilai  strategis, dari Indonesia bagian barat maupun timur. Selain itu, Bandung yang terkenal sebagai kota tujuan wisata, dinilai sangat refresentatif bertemu.

Sayangnya, kata Rahmi, tidak semua alumni bisa datang, karena sibuk. Beberapa diantaranya juga tiba-tiba membatalkan datang ke Bandung, menjelang hari H, karena urusan keluarga. Kendati demikian, reuni itu tetap berlangsung penuh keceriaan dan kekeluargaan. Berbagai makanan khas Kota Palu, seperti duo, lalampa dan gore-gore menjadi hidangan special, sengaja dibawa dari Palu, melengkapi pertemuan itu.

Waktu selama dua hari mereka manfaatkan berbagi cerita dan mengenang masa-masa 30 tahun silam di Kota Palu, yang kala itu masih tergolong kota kecil, walaupun merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Tengah.

“Saat saya pindah ke Palu mengikuti orang tua, saya sangat tidak betah. Jujur saja saya sangat benci. Selain kotanya sepi dan panas, orang-orangnya juga kalau berbicara keras-keras. Tapi, makin ke sini, saya justru menyukai orang-orangnya. Bahkan saya  bisa mengingat mereka satu per satu,” tutur Ika Damayanti, yang kini tinggal di Jakarta.

Ary –panggilan akrab Aryanu Dwi Rakhmat,  yang sangat senang bisa berkumpul bersama teman-teman masa kecilnya di SDN Teladan itu menyatakan, kalau kenangannya bersekolah di Kota Palu hingga menamatkan pendidikan di  SMP Negeri 1 Palu, merupakan masa indah tak terlupakan. Mengikuti orang tua, yang berprofesi dokter  ke Kota Palu, dia menghabiskan masa kecil hingga remaja, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan dan menetap di Jakarta.

Semangat kekeluargaan dan persaudaraan dirasakan Ary bertemu kembali setelah 30 tahun berpisah, juga dirasakan teman-temannya. Mereka seperti bermimpi bisa bertemu kembali, dan berbagi cerita. Kenangan masa kecil seolah baru saja terjadi kemarin.

Svetlana Yudith, yang datang dari Kota Palu bersama Ida Nur Susi Yanti Endang Ruslan, serta Yulia yang datang dari Batam, semakin menyemarakan suasana. Banyolan khas Susi, yang memang dikenal badung sejak kecil, membuat suasana menjadi cair dan dipenuhi gelak tawa. Suara merdu Yulia Yunus saat makan malam di The Peak, Lembang,  ikut mengiringi  Modero, tarian rakyat Sulteng dari Poso.

“Sungguh saya sangat terkesan. Rasa kekeluargaan dan persaudaraan menjadi semakin kuat dengan adanya pertemuan ini,” kata Anna Meilany, yang kini tinggal di Jakarta, tak kuasa menahan haru, saat menyampaikan sambutannya dalam suasana hening di Camping Ground Dusun Bambu.

Bersama Svetlana Yudit, yang akrab disapa Viny, tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Katanya, pertemuan setelah 30 tahun ini membawa kesan yang snagat mendalam baginya. Meskipun baru bisa dihadiri sebagian alumni diangkatanya.

Hal senada juga diungkapkan Maria Hapsari, yang kini tinggal di Afrika Selatan.  Dia berharap pada reuni mendatang, bisa berkumpul kembali dalam jumlah yang lebih banyak. Harapannya, kala reuni dilaksanakan pada tahun mendatang, dapat berlangsung di Kota Palu, sehingga mereka bisa melakukan napak  tilas.

Dray Senewe, yang kini tinggal di Bone Sulawesi Selatan, menyatakan reuni adalah ajang menyambungkan silaturahmi, mengikat tali persaudaraan. Karena dalam ajaran agama, bersilaturahmi adalah cara terbaik membuka pintu rejeki dan memanjangkan usia.

Sementara ke-20 rekannya bertemu di Bandung, sejumlah alumni SDN Teladan di Kota Palu yang tidak bisa datang ke Bandung, karena alasan urusan keluarga, Minggu pagi (18/9/2016) juga berkumpul dan melakukan napak tilas ke sekolah mereka.

Sambil memamerkan foto dengan latar belakang SDN 15 di media sosial, Ummu Zakiah, menuliskan komentar reunion yang dia buat bersama teman di Kota Palu. “Mereka nyanda mau kalah. Zaky dan teman-teman reuni juga di Palu. Coba lihat fotonya nih,” kata Vini memperlihatkan foto Zaky yang diunggah di media sosial.

Rencananya, alumni SDN Teladan ini akan menggelar reuni kembali yang berskala lebih besar di Kota Palu. “Kita akan menggagas acara yang lebih besar di tahun mendatang di Kota Palu,” tegas Ary.(***)

Kiriman; Sabria M Sabri



Sobat baru saja selesai membaca :

Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Berpisah 30 Tahun, Bertemu di Bandung link yang gunakan: https://cepotpost.blogspot.com/2016/09/berpisah-30-tahun-bertemu-di-bandung.html

Subscribe to receive free email updates: