Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan

Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Jawa Tengah, Artikel Kabar, Artikel Kebumen, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan
link : Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan

Baca juga


Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan

Beberapa spanduk protes yang dipajang.
PURING (www.beritakebumen.info) - Spanduk warga bertuliskan kalimat protes terhadap putusan PTUN terkait penjaringan Sekdes bertebaran di ruas jalan Desa Kaleng, Kecamatan Puring hingga terpajang di Balai Desa Kaleng. Foto-foto yang menapakkan beragam spanduk tersebut diunggah warganet di Grup Berita Kebumen dengan akun Attats, Senin (11/3/2019).

Tulisan di spanduk beragam, salah satu yang menunjukan penolakan terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang berbunyi "Tolak putusan PTUN. Wong Kaleng aring penguasa sing ora jujur wis jelah". Ditulis di kain putih dengan cat pilox warna hitam dan merah. Sapanduk lain berisi tulisan "Kami warga Kaleng menolak keras!!! Sekretaris Desa abal-abal", "Saksi palsu adalah dosa besar. Ingat azab Alloh mengerikan". Selain itu yakni "Kirane sidang ora bisa dipercaya mending sidang rakyat. Wani nyopot ati-ati". Ada pula tulisan "stop pelantikan carik abal-abal / warga Kaleng”, dan banyak lagi yang lain.

Mengutip kebumenekspres.com, sebelumnya pernah diberitakan jika di Desa Kaleng terdapat persoalan terkait penjaringan Sekdes. Kala itu panitia menetapkan Muntasripah sebagai peringkat 1 dalam hasil penjaringan. Sedangkan Purnomo warga RT 1 RW 6 Desa Kaleng Puring yang merupakan peserta Seleksi Penjaringan dan Penyaringan Pengangkatan Perangkat Desa Kaleng, menyampaikan permohonan agar hasil seleksi atas nama Mustasripah dibatalkan.

Melalui Direktur Law Office Legaliter Dr Drs H Muhammad Khambali SH MH pihaknya melayangkan surat Somasi kepada Camat Puring dan Kepala Desa Kaleng. Adapun surat somasi tersebut nomor 007/Pmh.IX/2018 tertanggal 29 September 2018, Seleksi Sekretaris Desa Kaleng.

Pihaknya juga menegaskan kalau tidak bisa diselesaikan di tingkat lokal Kecamatan Puring, maka terpaksa akan membawa ke ranah hukum Pidana dan Tata Usaha Negara. Kala itu Camat Puring masih dijabat oleh Drs Farid Ma'ruf.

Setelah adanya somasi, Camat Puring pun mengeluarkan suratnomor 141/511.I/2018. Surat perihal Rekomendasi Calon Sekdes itu tertanggal 3 Oktober 2018. Dalam surat tersebut Camat menegaskan memberikan rekomendasi tidak memberikan persetujuan/rekomendasi kepada Muntasripah. Alhasil karena tidak ada rekomendasi maka Kepala Desa tidak bisa melantiknya.

Melihat hal tersebut Muntasripah pun tidak tinggal diam. Pihaknya mengajukan gugatan kepada Camat Puring ke PTUN. “Rabu (6/3) lalu, sidang terakhir, PTUN mengabulkan gugatan kami. Kendati demikian salinan putusan akan kami ambil beberapa hari ke depan,” tutur suami Muntasripah Dede Adi Musrianto, Senin (11/3).
Adanya putusan pengadilan tersebut, lanjut, Dede maka Muntasripah secara hukum telah sah menjadi Sekdes Desa Kaleng. Untuk itu diharapkan warga dapat menerima. “Putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum,” katanya.

Sementara Kepala Desa Kaleng Bambang Suhartoyo menyampaikan, pihaknya mengetahui adanya pemasangan spanduk pada Minggu (10/3) malam. Sekitar pukul 22.00 WIB. Spanduk terpadang pada pohon dan pagar. Kemungkinan hal tersebut berkaitan dengan adanya putusan dari PTUN terkiat Sekdes. “Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi,” tuturnya, Senin (11/3/2019).

Bambang juga mengimbau agar masyarakat mematuhi aturan yang berlaku. Negara Indonesia merupakan negera hukum, dimana setiap warga negara harus mematuhi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan tetap. “Ada jalurnya, jika tidak setuju dengan putusan pengadilan tentunya dapat mengajukan banding,” ucapnya.








Sobat baru saja selesai membaca :

Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Protes Putusan PTUN, Warga Kaleng Puring Pajang Spanduk Penolakan link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2019/03/protes-putusan-ptun-warga-kaleng-puring.html

Subscribe to receive free email updates: