19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri

19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: 19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Indonesia, Artikel Kabar, Artikel Politik, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : 19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri
link : 19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri

Baca juga


19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri

BLOKBERITA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sepanjang 2017 ini sebanyak 19 provinsi sudah melaporkan suspect kejadian luar biasa (KLB) difteri. Difter dipandang berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Mohamad Subuh mengatakan, tahun ini
sudah ada 19 provinsi yang melaporkan suspect KLB. "Hampir semua (provinsi) yang ada di Sumatra terkena kecuali Kepulauan Riau. Kemudian Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), DKI Jakarta, Sulawesi hingga kabupaten/kota di Kalimantan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (3/12).

Namun, ia menekankan kasus ini tidak semerta-merta muncul dalam jangka waktu sepekan dua pekan. Ia menegaskan kejadian kasus ini merupakan kumulatif. Sejak Januari 2017 hingga Desember 2017 total semua kasus yang sudah dikonfirmasi KLB kurang lebih sekitar 457 kasus. Namun, kasus paling banyak terjadi Januari sampai Februari 2017 lalu yang mencapai 177 kasus.

Jadi, mata dia, kemunculan penyakit ini tidak dalam jangka waktu sepekan dua pekan. Ia menerangkan, ada tiga faktor yang menyebabkan penyakit yang diakibatkan bakteri Corynebacterium diphtheriae ini menjadi KLB.

Pertama, kata dia, imunisasinya nol. Artinya sang anak tidak mendapatkan imunisasi Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT). Kategori kedua imunisasi yang diterima tidak lengkap. Subuh menyebutkan, imunisasi DPT ini diberikan pada anak sebanyak tiga kali sebelum usianya enam bulan. Jadi, kata dia, kunci imunisasi DPT adalah 116, yaitu satu bulan, satu bulan, dan yang ketiga baru enam bulan. Kemudian harus diulang saat anak sekolah.

Faktor ketiga yaitu sebagian kecil anggota masyarakat diakuinya sudah menerima vaksin DPT lengkap tetapi masih terkena juga. "Nah, ini yang kami evaluasi. Bagi yang imunisasiya tidak dilakukan, ini jadi evaluasi daerah karena mereka yang punya masyarakat kabupaten/kota," ujarnya.

Ia menambahkan, dinas kesehatan (dinkes) di masing-masing wilayah KLB ini memiliki tanggung jawab juga untuk menegakkan imunisask untuk mencegah difteri. "Ini karena imunisasi masuk dalam standar pelayanan minimal dan tidak ada tawar menawar, harus kita lakukan," ujarnya.

Pihaknya siap berkoordinasi dengan pemerintah untuk memberikan pasokan vaksin atau mendampingi sumber daya manusia (SDM) kesehatan untuk menyukseskan vaksin ini. Ia menegaskan imunisasi ini penting dilakukan dan mengajak masyarakat untuk mendapatkan vaksin ini. Apalagi masyarakat yang mendapatkan imunisasi ini tidak dikenakan biaya karena ini program pemerintah dalam sembilan vaksin yang harus diberikan.

"Karena jika terlambat ditangani maka kemungkinan terburuk adalah kematian. Jadi, meski sudah mengeluarkan biaya Rp 2 juta atau Rp 2 miliar maka tak bisa menyelamatkan anak yang terkena difteri," ujarnya.  (gram/rol)


Sobat baru saja selesai membaca :

19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang 19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: 19 Provinsi Laporkan Suspect KLB Difteri link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2018/01/19-provinsi-laporkan-suspect-klb-difteri.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :