Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias..

Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias.. - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias.., dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Ragam, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias..
link : Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias..

Baca juga


Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias..

Nias Topography.png


Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim

NIAS atau dalam bahasa Nias diebut Tanö Niha, adalah kepulauan yang terletak di sebelah barat pulau SumateraIndonesia, dan secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara

Pulau ini merupakan pulau terbesar dan paling maju di antara jejeran pulau-pulau di pantai barat Sumatera, dihuni oleh majoriti suku Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini memiliki objek wisata penting seperti selancar (surfing), rumah tradisional, penyelaman, fahombo (lompat batu).

Pulau dengan luas wilayah 5.625 km² ini berpenduduk hampir 900.000 jiwa. Agama majoriti di daerah ini adalah Kristen Protestan dimana 90% penduduknya memeluk agama ini, sedangkan sisanya beragama Katolik,  Islam, dan Budha. Penduduk yang memeluk agama Islam pada umumnya berada di wilayah pesisir Kepulauan Nias. 

Pulau Nias yang sebelumnya adalah hanya 1 kabupaten saja, saat ini telah dimekarkan menjadi empat kabupaten dan 1 kota, iaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli.
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 1°6′LU 97°32′BT
Luas 4.771 km²
Negara
Indonesia
Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten NiasNias SelatanNias Barat,Nias Utar
Mushala Jabal Nur Pesantren Hidayatullah Nias

Gunung Sitoli &Nias, Masuknya Islam..

Secara kronologis masuknya Islam ke pulau Nias dapat diurutkan sebagai berikut:

  1. Tahun 858 M. seorang Persia bernama Sulaiman pernah menyinggahi pulau Nias yang dinamakannya denga Pulau Nian. Hal ini telah disebutkan oleh E. Fries dalam bukunya Amoeata Hoelo Nono Niha hal 53. Sayangnya tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini.
  2. Tahun 1624 M. Nias masuk menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (berkuasa dari tahun 1607 s/d 1635).
  3. Pada tahun 1642(?)/1080 H. orang Aceh di bawah pimpinan Teuku Polem dari Meulaboh tiba di Nias, yang kemudian menetap di kampung Hele Duna Siwulu (sekitar Desa Mudik sekarang).
  4. Keterangan ini diperkuat dalam buku Encyclopedia Van Nederndsch Cost Indie III cetakan kedua, keluarang Martinus Nijhoffe Gravenhage tahun 1915 dalan halaman kedua memuat keterangan seorang Belanda bernama Davidson tentang apa yang dilihatnya sewaktu dia pada tahun 1665 mengelilingi pulau Nias, bahwa orang Melayu terutama Aceh bergaul dengan suku-suku Nias dan bahawa agama yang dibawanya Islam. Islam berpengaruh atas lembaga kebudayaan kerohanian asli orang Nias.
  5. Pada tahun 1111 H. atau sekitar tahun 1690 M. seorang Minangkabau bernama Datuk Raja Ahmad suku Chaniago asal negeri Priangan Padang Panjang telah sampai di Nias, sekitar Teluk Baliku kira-kira 12 Km utara kota Gunungsitoli dan tinggal menetap di Kampung Dalam (sekitar perbatasan Desa Mudik dan Kelurah Ilir sekarang).
  6. Sekitar tahun 1215 H atau 1794 M dibawah pimpinan Haji Daeng Hafiz (orang Bugis) tinggal dan menetap di Gunungsitoli.
  7. Sekitar tahun 1810 M. orang Arab di bawah pimpinan Said Abdullah dari Kotaraja Banda Aceh sampai dan menetap di Gunungsitoli.
  8. Sekitar tahun 1863 M. orang India dibawah pimpinan Mustan Sahib tiba dari Meulaboh dan menetap di Gunungsitoli, setelah sebelumnya tinggal di Singkil.

Sumber tulisan:
Drs. Suady Husin: Suatu Tinjauan Tentang Ada Perkawinan dan Warisan Pada Masyarakat Islam di Nias Pesisir, Fakultas Ilmu Sosial IKIP Medan Tahun 1976.

Mengapa Kristen Mendahului Islam Berkembang Di Nias?

Menurut Drs. Suady Husin, sebagaimana kedatangan Islam di Nusantara, Islam masuk ke Pulau Nias bukan melalui misi khusus untuk menyebarkan agama, melainkan dibawa oleh para pendatang ke Pulau Nias baik yang berdagang mahupun yang menetap disana.

Meskipun Islam telah terlebih dahulu masuk ke Pulau Nias, namun pada perkembanganya tidak sepesat agama Kristen yang disebarkan dalam misi khusus oleh para misionaris. Umumnya masyarakat asli Nias yang masuk Islam adalah kerana kesedaran sendiri atau kerana ikatan perkawinan dengan para pendatang yang beragama Islam. 

Ada beberapa faktor kemungkinan kurang pesatnya Islam berkembang di Nias pada masa itu, antara lain:

  • Para pendatang ini memang bukan datang untuk menyebarkan agama. Kemungkinan karena mereka telah menjalin hubungan yang baik dengan para penguasa setempat, mereka memilih untuk tetap memelihara hubungan baik yang telah terjalin tanpa mengintervensi adat dan kepercayaan penduduk setempat. 
  • Apalagi setelah adanya kesepakatan/ pemberian wilayah kekuasaan bagi para pendatang dengan penguasa setempat.
  • Kondisi alam yang pada waktu itu masih berupa hutan rimba sehingga membuat akses yang sulit ke pedalaman dan pegunungan dimana kebanyakan penduduk asli tinggal.
  • Masyarakat setempat yang biasa beternak babi membuat para pendatang beragama Islam sulit berasimilasi dengan penduduk asli. Hanya penduduk asli yang datang ke perkampungan ummat Islam dan berinteraksi cukup intens dengan para pendatang saja yang akhirnya masuk Islam.
  • Ternak babi bagi masyarakat Nias merupakan ternak utama untuk upacara-upacara adat, sehingga sangat wajar jika mereka sulit menerima kepercayaan baru yang mengharamkannya.
Imej yang berkaitan
Imej yang berkaitan
    Pengaruh Ahok?

    Adakah ini juga pengaruh Ahok penista Agama dari Jakarta ke atas penduduk Nias? Anak muda ini juga ditangkap kerana menista agama? Lihat berita ini.. 
    Natalius Telaumbanua, tersangka penista agama asal Nias, Sumut.
    JawaPos.com - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Polri meringkus Natalius Telaumbanua, pemuda asal Nias, Sumatera Utara (Sumut). Penangkapan  yang berlangsung di Silima Banua RT 03 RW 05, Kelurahan Silima Banua, Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara, karena dia melakukan ujaran kebencian di media sosial.

    Direktur Siber Polri Brigjen Fadil Imran menuturkan, pelaku ditangkap pada Kamis (20/4) malam sekira pukul 20.00 WIB. "Kini yang bersangkutan sudah dibawa ke Bareskrim," kata Fadil, Jumat (21/4).

    Pelaku ditangkap lantaran memposting ujaran kebencian melaui akun Facebook milik Hendri Agustinus Telaumbanua yang sudah tak digunakan sejak Februari 2017 lalu. Pelaku, kata Fadil, menjelek-jelekan Nabi Muhammad SAW di dalam grup Facebook yang bernama "Debat Islam vs Kristen Mencari Kebenaran".

    "Atas perbuatannya kami kenakan Pasal 28 ayat 2 undang-undang ITE terkait penyebaran kebencian berbasis SARA di dunia maya," sambungnya. 

    Proses penangkapan Natalius ini dipimpin langsung oleh Kasubdit II Dit Siber Polri Kombes Himawan Bayu Aji. Dari penangkapan itu, petugas mengamankan sebuah telepon genggam merek Advan S4T.

    Kini pelaku dan barang bukti sudah dibawa ke Bareskrim Polri untuk diperiksa lebih lanjut terkait apa motif pelaku sehingga berani memposting ujaran kebencian tersebut.

    Lebih lanjut mantan  Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Wadirtipideksus) Bareskrim Polri ini menuturkan, pihaknya kini masih melacak akun-akun di media sosial yang tergolong melakukan ujaran kebencian. Bagi pelaku tersebut nantinya segera ditindak hukum.  "Penindakan hukum sebagai dasar dan upaya penegakkan etika dalam beraktivitas di dunia maya," pungkas dia. (elf/JPG)

    Sekian, bersambung.
    Image may contain: 1 person, eyeglasses
    Ibnu Hasyim

    Alamat: ibnuhasyim@gmail.comGunungsitoli, Pulau Nias..

    Indonesia.

    2 Mei 2017 


    E-Buku IH-44: Catatan Perjalanan

    E-Buku IH-44: Catatan Perjalanan
    Perjalanan Ke Tanah Batak



    Sobat baru saja selesai membaca :

    Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias..

    Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias.. dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

    Telah selesai dibaca: Ibnu Hasyim: Dari Gunungsitoli, Pulau Nias.. link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2017/05/ibnu-hasyim-dari-gunungsitoli-pulau-nias.html

    Subscribe to receive free email updates:

    Related Posts :