Judul : Narkoba China masih dominan di Indonesia
link : Narkoba China masih dominan di Indonesia
Narkoba China masih dominan di Indonesia
Dokumen Bea Cukai (Detikcom) |
Sekitar 48,1 kg sabu serta 11 orang tersangka diamankan dalam penangkapan ini.
Direktur Jenderal Bea-Cukai Heru Pambudi mengatakan, penangkapan ini berdasarkan hasil pengembangan penyelidikan oleh tim gabungan.
Awalnya tim memperoleh informasi tentang adanya penyelundupan narkoba dari China melalui jalur laut ke kawasan Aceh yang akan disebarkan di Medan.
"Berdasarkan informasi tersebut, tim gabungan melakukan pemantauan kegiatan jaringan tersebut sejak barang masuk ke wilayah Indonesia", kata Heru, awal pekan ini.
Penangkapan di Medan terjadi pada Rabu (1/3) pekan lalu. Saat itu tim memantau target yang diduga merupakan kurir narkoba.
Ketika target memasuki Kota Medan, tim gabungan mencoba menghentikan mobil tersangka.
Petugas terpaksa mengambil tindakan tegas karena tersangka melawan. Dalam pemeriksaan, ditemukan 4 tas yang berisi 38 bungkus sabu seberat 39,2 kg.
"Petugas kemudian mengamankan dua orang tersangka berinisial MD dan RI. Tersangka RI tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah petugas mengambil tindakan tegas terhadapnya", jelas Heru.
Tak berhenti sampai di situ, tim kemudian mengejar tersangka lainnya berinisial S.
Ia berperan sebagai koordinator kurir, serta tersangka AM, yang bertugas sebagai penerima barang.
Kedua pelaku ditangkap di rumah tersangka Z di daerah Medan Sunggal. Dari rumah tersangka Z diperoleh barang bukti sabu seberat 12,72 gram, 3.702 butir ekstasi, dan 454 butir Happy Five.
Selanjutnya, tim juga menangkap tersangka H di daerah Medan Johor. Dari penangkapan tersebut, diamankan 8,9 kg sabu.
Dari keterangan tersangka, barang tersebut merupakan milik adiknya yang berinisial D. Tersangka D lalu dibekuk di daerah Debang Tamansari.
Tim gabungan Bea-Cukai dan BNN Sumatera Utara total mengamankan 48,1 kg sabu, 3.702 butir ekstasi, dan 454 butir Happy Five.
Selain itu, 3 unit mobil, 25 telepon seluler beserta kartu tanda penduduk (KTP) dan sebuah timbangan juga diamankan.
Heru menuturkan, penangkapan ini menambah panjang daftar penindakan narkoba di seluruh Indonesia.
Sepanjang 2015 hingga 2017, Bea-Cukai telah menindak 497 kasus dengan barang bukti yang diamankan sebesar 2.125,72 kg.
"Daftar di atas tidak hanya menunjukkan keberhasilan kinerja aparat penegak hukum semata, namun juga menjadi motor penggerak kewaspadaan semua pihak untuk membendung peredaran narkoba", jelas Heru.
Sementara itu, para tersangka diduga telah melanggar Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat (1), Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman maksimal pidana mati.
China dominasi narkoba asing, Eropa mulai menyusulDilansir Liputan6, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) menyebut China tak lagi menjadi penyelundup utama narkotika ke Indonesia.
Gembong narkoba Eropa juga telah memasuki pasar gelap obat terlarang di Nusantara.
"Enggak dari China saja, sekarang yang dari Eropa juga masuk Indonesia, kita akan ungkap terus", ujar Buwas, saat melakukan pemusnahan barang bukti narkotika di markas BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (9/3).
Pemusnahan barang bukti tersebut merupakan yang kedua kalinya di tahun ini.
Narkoba yang dimusnahkan adalah sabu seberat 40.573,5 gram dan ekstasi sebanyak 44.387 butir dan berasal dari Eropa.
"Barang bukti yang dimusnahkan kali ini berasal dari empat kasus yang berbeda", lanjut Buwas.
Kasus pertama, pengungkapan ekstasi dari Jerman. Awalnya, petugas Bea dan Cukai Pasar Baru mendapatkan barang pencegahan berupa dua paket berisi kotak makanan dari Jerman yang di dalamnya terdapat ekstasi sebanyak 49.447 butir, pada 19 Agustus 2016.
Petugas BNN dan Bea Cukai melakukan controlled delivery (pemantauan terhadap narkoba yang dikirim), tapi tidak membuahkan hasil.
Sehingga barang tersebut dinyatakan sebagai lost and found alias tidak bertuan. Karena tidak kunjung diambil pemilik.
Kedua, kasus sabu yang melibatkan nakhoda Kapal, Arsyad. Tim BNN melakukan penangkapan terhadap MA yang merupakan nakhoda kapal di perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.
Dari tangan tersangka, petugas menyita sabu seberat 13.592,5 gram.
Dari keterangan Arsyad, sabu tersebut akan diserahkan ke SBK. Selanjutnya, dilakukan penangkapan terhadap SBK di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.
"Setelah ditangkap, SBK berusaha melarikan diri dan melawan petugas sehingga dihadiahi timah panas hingga akhirnya tewas saat perjalanan menuju rumah sakit", terang Buwas.
Kasus ketiga berasal dari peredaran sabu 20 kilogram (kg) dari Malaysia yang dikendalikan dari Rutan.
BNN bersama dengan BNN Provinsi Kalimantan Barat dan Kanwil Direktorat Bea Cukai Bagian Kalimantan Barat mengamankan enam tersangka bersama barang bukti 20.100 gram sabu yang berasal dari Malaysia.
Petugas mengamankan BW alias Planet dan HEN yang membawa sabu dalam mobilnya seberat 20,1 kg.
Selanjutnya, petugas mengamankan GV dan NOT sebagai pihak yang akan menerima barang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada empat tersangka yang telah diamankan, didapat keterangan mereka dikendalikan dua orang yaltu DD dan SAP.
Keduanya diketahui merupakan penghuni Rutan Klas II A, Pontianak.
Kasus terakhir, 6 kg sabu di kos yang diungkap BNNK Jakarta Timur. Ketika itu, BNNK Jakarta Timur berhasil menangkap seorang pria bernama HWY di sebuah kos di daerah Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur, dan mengamankan sabu seberat 6.943,23 gram.
Sebenarnya, total barang bukti yang dimusnahkan dari ke empat kasus itu adalah sabu seberat 40.635,73 gram.
Namun, setelah disisihkan untuk keperluan lab seberat 62,23 gram, maka sabu yang dimusnahkan seberat 40.073,50 gram.
Selain itu, barang bukti lainnya yang disita adalah ekstasi sebanyak 49.447 butir, setelah disisihkan untuk keperluan lab sebanyak 10 butir, untuk kepeluang iptek sebanyak 50 butir dan diklat sebanyak 5.000 butir, maka ekstasi yang dimusnahkan adalah 44.387 butir.
"Pemusnahan barang bukti sabu dan ekstasi di atas setidaknya telah menyelamatkan lebih dari 247 ribu anak bangsa dari penyalahgunaan narkoba", kata Buwas. (Detikcom/Liputan6)
Sobat baru saja selesai membaca :
Narkoba China masih dominan di Indonesia
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Narkoba China masih dominan di Indonesia dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Narkoba China masih dominan di Indonesia link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2017/03/narkoba-china-masih-dominan-di-indonesia.html