Judul : Guru dan Tenaga Medis di Pedalaman Yalimo Dapat Subsidi Penerbangan
link : Guru dan Tenaga Medis di Pedalaman Yalimo Dapat Subsidi Penerbangan
Guru dan Tenaga Medis di Pedalaman Yalimo Dapat Subsidi Penerbangan
Wakil Bupati Yalimo, Lakius Peyon ketika menandatangani MoU dengan Tiga Maskapai yakni Yajasi, AMA dan Cenderawasih. Pihak Maskapai diwakili Wakil Direktur PT. AMA, Bob Kayadu (kanan) - Foto: Arjuna. |
Jayapura -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yalimo, Papua mensubsidi atau menggratiskan tarif pesawat untuk guru, tenaga medis dan pegawai distrik yang bertugas di wilayah pedalaman. Dana subsidi bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Otsus.
Kebijakan itu diambil agar guru, tenaga medis dan pegawai distrik betah di tempat tugas melayani masyarakat. Selain itu, guru, medis dan pegawai distrik di wilayah pedalaman diberi kelonggaran. Dalam setahun, mereka hanya aktif bekerja selama enam bulan.
"Sudah ada subsidi untuk masyarakat. Tahun ini kami berikan khusus guru, mantri dan pegawai distrik yang bertugas di pedalaman yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat. Selama ini guru, mantri dan pegawai distrik inginan ke tempat tugas, namun terkendala transportasi. Carter pesawat sampai Rp25 juta. Gaji mereka hanya Rp3-4 juta. Makanya kami ambil kebijakan ini agar mereka berangkat ke tempat tugas tanpa mengeluarkan biaya transportasi," kata Wakil Bupati Yalimo,
Lakius Peyon usai penandatangan MoU dengan tiga maskapai di Bandara Udara Yalimo yakni Yajasi, AMA dan Cenderawasih yang Wakil Direktur PT. AMA, Bob Kayadu, Senin (20/3/2017).
Dengan adanya subsidi ini, diharapkan guru, mantri dan pegawasi distrik betah di tempat tugas. Apalagi setiap dua pekan akan diganti. Misalnya di satu Puskesmas, sekolah dan kantor distrik ada enam tenaga medis, guru dan pegawai distrik.
Dalam sebulan tiga orang akan bertugas selama dua pekan. Dua pekan berikutnya, mereka akan kembali ke kota dan digantikan tiga rekan mereka yang masa liburnya di kota sudah selesai.
"Dalam sebulan, guru, mantri dan pegawai distrik di pedalaman hanya bertugas dua pekan. Kemudian kembali ke kota. Digantikan rekan mereka yang lain. Setelah dua pekan berikut mereka kembali lagi ke tempat tugas. Rekan mereka kembali ke kota. Hitungannya, dalam setahun mereka hanya aktif menjalankan tugas selama enam bulan," ujarnya.
Kata Lakius, sulit memaksakan mereka selalu berada di tempat tugas. Apalagi yang bertugas di pedalaman kebanyakan anak-anak muda. Ada yang baru menikah dan lain sebagainya. Pemkab setempat mengerti akan hal itu. Katanya, itu manusiawi. Daripada tidak melaksanakan tugas sama sekali, Pemkab Yalimo akhirnya mengambil kebijakan itu.
"Jadi bagaimana pemerintah senang, pegawai juga senang. Tidak bisa kita bebankan. Daripada satu tahun sama sekali tidak kerja. Kami harap dengan kebijakan ini, guru, tenaga medis dan pegawai distrik, aktif di tempat tugas. Memberikan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan pemerintahan di kampung-kampung bisa jalan," katanya.
Selain itu, selama ini Pemkab Yalimo kesulitan mendistribusi obat-obatan ke Puskesmas dan Pustu di pedalaman. Terkadang berat obat yang akan dikirim tidak seberapa. Namun harus mencarter pesawat hingga puluhan juta. Akibatnya terkadang masyarakat tidak mendapat obat.
"Dengan begini, kami bisa antar obat ke Pustu dan Puskesmas di pedalaman. Persediaan obat selalu ada. Kalau pun ada masalah teknis, misalnya manteri tidak ada di tempat, ada tenaga kesehatan didikan misionaris. Ini yang bisa melayani masyarakat dengan ketersediaan obat," imbuhnya.
Pemkab Yalimo mewanti-wanti mereka yang bertugas di pedalaman agar tidak meninggalkan tempat tugas tanpa alasan jelas. Jika "bandel" akan dikenakan saksi. Insentif mereka akan dipotong. Dialihkan untuk membayar subsidi pesawat.
"Kalau masa libur mereka dua pekan di kota sudah selesai dan tidak berangkat ke pedalaman, kan pesawat kosong. Tapi tetap harus dibayar. Kalau mereka tidak berangkat, kami potong insentifnya. Kan adil. Kalau berangkat kami bayar. Tidak berangkat, tidak bisa dapat uang gratis. Kami sudah berikan kebijakan sangat-sangat enak," ucapnya.
Salah satu upaya pengawasan yang dilakukan, Pemkab Yalimo akan selalu mengecek daftar penerbangan ke pedalaman. Meminta laporan dari masyarakat di setiap wilayah dan akan memberikan tanggungjawab kepada masing-masing kepala suku untuk mengawasi guru, mantri dan pegawai distrik di wilayahnya. Jika ada yang tidak beres, akan dilaporkan ke Pemkab Yalimo. Selain itu, setiap tiga bulan sekali, Wakil Bupati Yalimo dan jajarannya akan turun ke setiap wilayah memastikan apakah mereka yang bertugas di pedalaman benar-benar selalu berada di tempat melaksanakan tugas atau tidak.
Selain subsidi penerbangan, Pemkab Yalimo juga memberikan bantuan kendaraan operasional sebanyak empat kendaraan roda empat dan 59 kendaraan roda dua untuk tujuh Puskesmas dan 21 Pustu di wilayah yang dapat dijangkau dengan jalan darat. Kendaraan itu akan digunakan petugas medis memberikan pelayanan medis kepada masyarakat. Baik dari rumah ke rumah, maupun dari kampung ke kampung.
Kebijakan itu diambil agar guru, tenaga medis dan pegawai distrik betah di tempat tugas melayani masyarakat. Selain itu, guru, medis dan pegawai distrik di wilayah pedalaman diberi kelonggaran. Dalam setahun, mereka hanya aktif bekerja selama enam bulan.
"Sudah ada subsidi untuk masyarakat. Tahun ini kami berikan khusus guru, mantri dan pegawai distrik yang bertugas di pedalaman yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat. Selama ini guru, mantri dan pegawai distrik inginan ke tempat tugas, namun terkendala transportasi. Carter pesawat sampai Rp25 juta. Gaji mereka hanya Rp3-4 juta. Makanya kami ambil kebijakan ini agar mereka berangkat ke tempat tugas tanpa mengeluarkan biaya transportasi," kata Wakil Bupati Yalimo,
Lakius Peyon usai penandatangan MoU dengan tiga maskapai di Bandara Udara Yalimo yakni Yajasi, AMA dan Cenderawasih yang Wakil Direktur PT. AMA, Bob Kayadu, Senin (20/3/2017).
Dengan adanya subsidi ini, diharapkan guru, mantri dan pegawasi distrik betah di tempat tugas. Apalagi setiap dua pekan akan diganti. Misalnya di satu Puskesmas, sekolah dan kantor distrik ada enam tenaga medis, guru dan pegawai distrik.
Dalam sebulan tiga orang akan bertugas selama dua pekan. Dua pekan berikutnya, mereka akan kembali ke kota dan digantikan tiga rekan mereka yang masa liburnya di kota sudah selesai.
"Dalam sebulan, guru, mantri dan pegawai distrik di pedalaman hanya bertugas dua pekan. Kemudian kembali ke kota. Digantikan rekan mereka yang lain. Setelah dua pekan berikut mereka kembali lagi ke tempat tugas. Rekan mereka kembali ke kota. Hitungannya, dalam setahun mereka hanya aktif menjalankan tugas selama enam bulan," ujarnya.
Kata Lakius, sulit memaksakan mereka selalu berada di tempat tugas. Apalagi yang bertugas di pedalaman kebanyakan anak-anak muda. Ada yang baru menikah dan lain sebagainya. Pemkab setempat mengerti akan hal itu. Katanya, itu manusiawi. Daripada tidak melaksanakan tugas sama sekali, Pemkab Yalimo akhirnya mengambil kebijakan itu.
"Jadi bagaimana pemerintah senang, pegawai juga senang. Tidak bisa kita bebankan. Daripada satu tahun sama sekali tidak kerja. Kami harap dengan kebijakan ini, guru, tenaga medis dan pegawai distrik, aktif di tempat tugas. Memberikan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan pemerintahan di kampung-kampung bisa jalan," katanya.
Selain itu, selama ini Pemkab Yalimo kesulitan mendistribusi obat-obatan ke Puskesmas dan Pustu di pedalaman. Terkadang berat obat yang akan dikirim tidak seberapa. Namun harus mencarter pesawat hingga puluhan juta. Akibatnya terkadang masyarakat tidak mendapat obat.
"Dengan begini, kami bisa antar obat ke Pustu dan Puskesmas di pedalaman. Persediaan obat selalu ada. Kalau pun ada masalah teknis, misalnya manteri tidak ada di tempat, ada tenaga kesehatan didikan misionaris. Ini yang bisa melayani masyarakat dengan ketersediaan obat," imbuhnya.
Pemkab Yalimo mewanti-wanti mereka yang bertugas di pedalaman agar tidak meninggalkan tempat tugas tanpa alasan jelas. Jika "bandel" akan dikenakan saksi. Insentif mereka akan dipotong. Dialihkan untuk membayar subsidi pesawat.
"Kalau masa libur mereka dua pekan di kota sudah selesai dan tidak berangkat ke pedalaman, kan pesawat kosong. Tapi tetap harus dibayar. Kalau mereka tidak berangkat, kami potong insentifnya. Kan adil. Kalau berangkat kami bayar. Tidak berangkat, tidak bisa dapat uang gratis. Kami sudah berikan kebijakan sangat-sangat enak," ucapnya.
Salah satu upaya pengawasan yang dilakukan, Pemkab Yalimo akan selalu mengecek daftar penerbangan ke pedalaman. Meminta laporan dari masyarakat di setiap wilayah dan akan memberikan tanggungjawab kepada masing-masing kepala suku untuk mengawasi guru, mantri dan pegawai distrik di wilayahnya. Jika ada yang tidak beres, akan dilaporkan ke Pemkab Yalimo. Selain itu, setiap tiga bulan sekali, Wakil Bupati Yalimo dan jajarannya akan turun ke setiap wilayah memastikan apakah mereka yang bertugas di pedalaman benar-benar selalu berada di tempat melaksanakan tugas atau tidak.
Selain subsidi penerbangan, Pemkab Yalimo juga memberikan bantuan kendaraan operasional sebanyak empat kendaraan roda empat dan 59 kendaraan roda dua untuk tujuh Puskesmas dan 21 Pustu di wilayah yang dapat dijangkau dengan jalan darat. Kendaraan itu akan digunakan petugas medis memberikan pelayanan medis kepada masyarakat. Baik dari rumah ke rumah, maupun dari kampung ke kampung.
Copyright ©Tabloid JUBI | Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Sobat baru saja selesai membaca :
Guru dan Tenaga Medis di Pedalaman Yalimo Dapat Subsidi Penerbangan
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Guru dan Tenaga Medis di Pedalaman Yalimo Dapat Subsidi Penerbangan dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Guru dan Tenaga Medis di Pedalaman Yalimo Dapat Subsidi Penerbangan link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2017/03/guru-dan-tenaga-medis-di-pedalaman.html