Judul : "Politik perdamaian" Erdogan, Putin, Assad
link : "Politik perdamaian" Erdogan, Putin, Assad
"Politik perdamaian" Erdogan, Putin, Assad
3 Menlu, Iran, Rusia dan Turki |
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jum'at (23/12) mengatakan bahwa Rusia, Iran, Turki, dan Basyar al-Assad telah setuju mengadakan perundingan di Astana, Kazakhstan, salah satu sekutu dekat Moskow.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov, berharap pembicaraan di Astana akan dilangsungkan pada pertengahan Januari.
Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov belum memastikan waktu pertemuan.
"Saya tidak bisa bicara tentang waktu pelaksanaan. Sekarang sedang dilakukan kontak dan persiapan", kata Peskov, dikutp dari kantor berita TASS.
Menurut Peskov, Putin akan membuat serangkaian panggilan telepon internasional untuk membahas perundingan itu.
Putin sendiri sempat menyatakan langkah berikutnya yang akan diterapkan di Suriah adalah gencatan senjata nasional.
Sebelum ini, upaya politik untuk mengakhiri konflik yang dimotori AS dan Rusia berulang kali gagal.
Solusi politik buntu karena kedua pihak tak menemukan titik temu sedikitpun. Oposisi ingin kekuasaan Assad segera dicabut lewat pemerintahan transisi.
Sedangkan rezim menginginkan pasukan oposisi segera tunduk di bawah SAA (tentara Suriah).
Dalam pendekatan terbarunya, Turki (sebagai pendukung oposisi) tidak mempermasalahkan jika Assad masih berkuasa dalam proses transisi.
Hal tersebut untuk menenangkan Rusia, bahwa hasil rekonsiliasi Suriah akan tetap jadi sekutu Moskow.
Tapi Ankara tidak akan menerima opsi berlangsungnya kekuasaan Assad dalam jangka panjang.
Adapun di lapangan, gencatan senjata tidak akan mengikutkan kelompok yang berstatus "teroris", yaitu Jabhah Fathu Syam (sekutu oposisi) dan militan ISIS.
Secara militer, dalam 2 bulan ini rezim Damaskus berada di atas angin berkat dukungan sekutu-sekutu asingnya.
Meskipun Assad telah merebut kota Aleppo timur dalam serangan besar dan berdarah, tapi sebagian besar wilayah Suriah masih dikuasai oleh kelompok-kelompok oposisi, Kurdi dan militan ISIS.
Ditambah jutaan pengungsi di luar negeri, menjadi demografi yang menguntungkan oposisi. (Reuters/rslh)
Sobat baru saja selesai membaca :
"Politik perdamaian" Erdogan, Putin, Assad
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang "Politik perdamaian" Erdogan, Putin, Assad dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: "Politik perdamaian" Erdogan, Putin, Assad link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2016/12/politik-perdamaian-erdogan-putin-assad.html