Judul : Oleh-oleh relawan Indonesia dari Rakhine
link : Oleh-oleh relawan Indonesia dari Rakhine
Oleh-oleh relawan Indonesia dari Rakhine
| Penyerahan bantuan di Rakhine harus dilakukan dengan hati-hati |
Tim awal ini bertugas untuk membuka rute aman menuju Rakhine, mencari mitra/relasi dan memetakan situasi lapangan sehingga bantuan bisa mencapai wilayah yang selama ini belum terjangkau.
2 orang yang dikirim, yaitu Habib Said dan Daeng Mochtar. Mewakili 'Koalisi Kemanusiaan Indonesia' dari lembaga DPU Daarut Tauhiid, Misi Medis Sosial (MMS) serta Golden Future.
Perjalanan menuju Rakhine tak mudah, tim harus bertahan terlebih dahulu berhari-hari di negara ketiga yaitu Thailand, sebelum bisa memasuki Myanmar.
Di Myanmar, tim harus menunjukkan identitas sebagai warga asing pada umumnya agar tidak dicurigai sehingga menyulitkan misi.
Penampilan diubah. Jenggot sebagai identitas Sunnah Nabi dipangkas, itu dilakukan untuk maslahat lebih besar: 'Diizinkan bertemu saudara Rohingya di Rakhine'
Myanmar yang dirundung konflik SARA memang cukup sensitif hal-hal yang mereka curigai, termasuk identitas Muslim yang dinilai mencolok.
Salah satu relawan menangis saat jenggotnya dipangkas habis pertama kalinya setelah bertahun-tahun.
Masuk wilayah Myanmar, tim tak bisa serta merta bergerak secara bebas mengunjung wilayah-wilayahnya, terlebih di daerah konflik.
Laporan razia pihak berwenang terhadap LSM asing membuat tim waspada, baik dalam komunikasi, dalam bertindak maupun bergerak.
Alhamdulillah, dengan izin Allah lewat mitra yang tepat, wilayah Muslim tak terdata itu berhasil dicapai relawan Koalisi Kemanusiaan Indonesia.
Di sana terdapat berbagai kamp penampungan warga Rohingya. Ada yang sudah tercatat PBB dan mendapat bantuan rutin, namun ada juga yang tidak.
Tim mencoba meraih daerah yang belum terjangkau.
| Penyaluran bantuan kebutuhan pokok pada sekelompok manusia yang tak terdata |
Wajah-wajah anak kecil yang ditemui tim menunjukkan adanya keturunan campur itu.
| Anak-anak Muslim di Rakhine |
Kebun untuk bercocok tanam
Dan juga sedikit ternak untuk makan
Kini kami hanya punya Rumah Bambu
Permanen tak boleh
Dan aku sedikit lupa tentang cerita kampung halaman
Yang aku tau dari ayah ku cuma kata"
Itulah sepenggal kisah Rohingya yang diceritakan oleh relawan.
Ketika ditanya, seorang imam Muslim Rohingya bercerita:
"Kampung halaman saya ada di sana, rumah saya sudah hangus dibakar. Saya diusir dari kampung. Sekarang tinggal di tempat penampungan ini", paparnya, yang tidak ingin disebut namanya demi alasan keamanan.
| Anak-anak Rohingya |
"Assalamu'alaikum, Terima kasih Indonesia. Allahu Akbar!", anak-anak dengan cepat memahami maksudnya.
Insya Allah, misi kemanusiaan bagi kaum Muslimin Rohingya akan berlanjut. (Risalah)
Sobat baru saja selesai membaca :
Oleh-oleh relawan Indonesia dari Rakhine
Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Oleh-oleh relawan Indonesia dari Rakhine dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.
Telah selesai dibaca: Oleh-oleh relawan Indonesia dari Rakhine link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2016/12/oleh-oleh-relawan-indonesia-dari-rakhine.html