BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar

BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Post, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar
link : BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar

Baca juga


BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar

Ambon, Malukupost.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku kembali menggelar ekspedisi Pulau Terluar II di pulau Banda, kabupaten Maluku Tengah dan Kepulauan Aru pada 20 - 23 Oktober 2016. "Ekspedisi pulau terluar ini tidak hanya untuk penarikan dan penukaran uang lusuh, tetapi juga untuk mengecek perkembangan pembangunan maupun peluang ekonomi yang bisa dikembangkan masyarakat bermukim pada pulau-pulau di provinsi Maluku," kata Kepala Perwakilan BI setempat, Wuryanto, di Ambon, Rabu (19/10). Ekspedisi yang melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Maluku dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat akan mengunjungi sejumlah pulau di Kepulauan Banda yang terkenal sejak dahulu karena kekayaan rempah-rempah berupa pala dan cengkih yakni pulau Hatta, Banda Naira dan pulau Run. "Khusus pulau Rhun merupakan lokasi pertama yang akan dikunjungi tim ekspedisi pulau terluar, karena pada awal abad ke-17 pulau yang ditumbuhi ribuan pohon pala (myristica fragans) berkualitas terbaik di dunia dan mempunyai nilai strategis sehingga ditukar oleh Inggris dengan Pulau Manhattan (sekarang New York) yang dikuasai Belanda," ujarnya. Selain melakukan penukaran dan penarikan uang lusuh pada sejumlah pulau di Kepulauan Banda, tim ekspedisi juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi di bidang industri keuangan maupun menjajaki kemungkinan pemberian bantuan kepada kelompok-kelompok masyarakat setempat. Sedangkan di Kepulauan Aru, tim yang dipimpin Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku, Wuryanto, akan mengunjungi sejumlah pulau terluar di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga Australia tersebut, diantaranya pulau Kenari, pulau Wasir, Benjina, Tabarfane dan Kalar-Kalar. "Pulau-Pulau ini merupakan wilayah perbatasan dengan negara tetangga Australia, sehingga perlu dilakukan pembinaan, termasuk mengatur peredaran uang, sehingga eksistensi negara tetap terjaga dan terpelihara di wilayah beranda negara," katanya. Khusus di Benjina, tim ekspedisi akan melihat perkembangan kehidupan masyarakat paska moratorium oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dibawah kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti. Benjina sebelumnya merupakan salah satu pusat aktivitas penangkapan dan industri perikanan dikelola perusahaan perikanan PT. Pusaka Benjina Resource (PBR). Perusahaan tersebut kemudian ditutup Menteri Susi Pudjiastuti karena tersangkut kasus perdagangan manusia dan perbudakan, khususnya nelayan asal Myanmar, Kamboja dan Laos. "Kami akan melihat kehidupan dan kondisi ekonomi masyarakat di Benjina, terutama paska moratorium serta kasus perbudakan dan perdagangan manusia, di samping menjajaki peluang untuk pemberian bantuan pemberdayaan mereka," katanya. Ekspedisi Pulau terluar merupakan upaya BI untuk menjangkau masyarakat serta memenuhi kebutuhan uang rupiah di daerah-daerah terpencil di Maluku. Selain itu, memastikan masyarakat di wilayah perbatasan tetap mengunakan mata uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dalam bertransaksi. BI Perwakilan Maluku sebelumnya juga telah melakukan ekspedisi pulau terluar tahap I yakni dengan mengunjungi sejumlah pulau di kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang berbatasan dengan Australia serta Maluku Barat Daya (MBD) dengan Timor Leste. Ekspedisi pertama tersebut menyinggahi 16 pulau terluar di MTB dan MBD di antaranya pulau Serua, Sera, Saumlaki, Tepa, Lakor dan Tiakur. (MP-3)
Ambon, Malukupost.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku kembali menggelar ekspedisi Pulau Terluar II di pulau Banda, kabupaten Maluku Tengah dan Kepulauan Aru pada 20 - 23 Oktober 2016.

"Ekspedisi pulau terluar ini tidak hanya untuk penarikan dan penukaran uang lusuh, tetapi juga untuk mengecek perkembangan pembangunan maupun peluang ekonomi yang bisa dikembangkan masyarakat bermukim pada pulau-pulau di provinsi Maluku," kata Kepala Perwakilan BI setempat, Wuryanto, di Ambon, Rabu (19/10).

Ekspedisi yang melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Maluku dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat akan mengunjungi sejumlah pulau di Kepulauan Banda yang terkenal sejak dahulu karena kekayaan rempah-rempah berupa pala dan cengkih yakni pulau Hatta, Banda Naira dan pulau Run.

"Khusus pulau Rhun merupakan lokasi pertama yang akan dikunjungi tim ekspedisi pulau terluar, karena pada awal abad ke-17 pulau yang ditumbuhi ribuan pohon pala (myristica fragans) berkualitas terbaik di dunia dan mempunyai nilai strategis sehingga ditukar oleh Inggris dengan Pulau Manhattan (sekarang New York) yang dikuasai Belanda," ujarnya.

Selain melakukan penukaran dan penarikan uang lusuh pada sejumlah pulau di Kepulauan Banda, tim ekspedisi juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi di bidang industri keuangan maupun menjajaki kemungkinan pemberian bantuan kepada kelompok-kelompok masyarakat setempat.

Sedangkan di Kepulauan Aru, tim yang dipimpin Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku, Wuryanto, akan mengunjungi sejumlah pulau terluar di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga Australia tersebut, diantaranya pulau Kenari, pulau Wasir, Benjina, Tabarfane dan Kalar-Kalar.

"Pulau-Pulau ini merupakan wilayah perbatasan dengan negara tetangga Australia, sehingga perlu dilakukan pembinaan, termasuk mengatur peredaran uang, sehingga eksistensi negara tetap terjaga dan terpelihara di wilayah beranda negara," katanya.

Khusus di Benjina, tim ekspedisi akan melihat perkembangan kehidupan masyarakat paska moratorium oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dibawah kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti.

Benjina sebelumnya merupakan salah satu pusat aktivitas penangkapan dan industri perikanan dikelola perusahaan perikanan PT. Pusaka Benjina Resource (PBR). Perusahaan tersebut kemudian ditutup Menteri Susi Pudjiastuti karena tersangkut kasus perdagangan manusia dan perbudakan, khususnya nelayan asal Myanmar, Kamboja dan Laos.

"Kami akan melihat kehidupan dan kondisi ekonomi masyarakat di Benjina, terutama paska moratorium serta kasus perbudakan dan perdagangan manusia, di samping menjajaki peluang untuk pemberian bantuan pemberdayaan mereka," katanya.

Ekspedisi Pulau terluar merupakan upaya BI untuk menjangkau masyarakat serta memenuhi kebutuhan uang rupiah di daerah-daerah terpencil di Maluku.

Selain itu, memastikan masyarakat di wilayah perbatasan tetap mengunakan mata uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dalam bertransaksi.

BI Perwakilan Maluku sebelumnya juga telah melakukan ekspedisi pulau terluar tahap I yakni dengan mengunjungi sejumlah pulau di kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang berbatasan dengan Australia serta Maluku Barat Daya (MBD) dengan Timor Leste.

Ekspedisi pertama tersebut menyinggahi 16 pulau terluar di MTB dan MBD di antaranya pulau Serua, Sera, Saumlaki, Tepa, Lakor dan Tiakur. (MP-3)


Sobat baru saja selesai membaca :

BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: BI Maluku Kembali Gelar Ekspedisi Pulau Terluar link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2016/10/bi-maluku-kembali-gelar-ekspedisi-pulau.html

Subscribe to receive free email updates: