AS desak Taliban untuk berdamai - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: AS desak Taliban untuk berdamai, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Islami, Artikel Kabar, Artikel Ragam, Artikel Risalah, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : AS desak Taliban untuk berdamai
link : AS desak Taliban untuk berdamai

AS desak Taliban untuk berdamai

Menlu AS John Kerry (foto),

Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Rabu mendesak kelompok Islamis Taliban Afghanistan untuk mencontoh salah satu komandan perang yang sebelumnya dikenal "jelek" namun bisa menciptakan perdamaian “terhormat” dengan pemerintah Kabul.

"Ada jalan menuju akhir terhormat atas konflik yang dilakukan Taliban, jalan itu adalah dengan (mau) menyelesaikan konflik yang tidak bisa dimenangkan di medan perang", kata Kerry pada konferensi negara donor internasional di Brussels.

Kerry mengatakan kesepakatan damai yang ditandatangani bulan lalu oleh Gulbuddin Hekmatyar, yang mengepalai kelompok Hizbul-Islami dan merupakan tokoh kunci dalam perang Afghanistan pada 1990-an, adalah contoh bahwa semua yang mungkin, bisa direalisasikan.

“Mungkin pesan yang cocok untuk Taliban adalah: Lihat itu!”, lanjut Kerry.

Kerry menambahkan, kesepakatan damai kenyataannya akan memberikan tujuan Taliban, yaitu untuk "mengusir pasukan asing" dari Afghanistan.

"Sebuah penyelesaian politik yang dinegosiasikan dengan pemerintah Afghanistan merupakan satu-satunya cara mengakhiri pertempuran, memastikan stabilitas permanen, dan penarikan seutuhnya pasukan militer internasional, yang merupakan tujuan mereka", ujar Kerry.

"Tujuan mereka untuk mengusir kekuatan asing di Afghanistan tidak akan tercapai dengan pemberontakan (angkat senjata) yang berlangsung terus-menerus, semuanya hanya akan selesai dengan cara negosiasi damai", pungkasnya.

Sebelumnya Taliban adalah penguasa Afghanistan, antara tahun 1996 s/d 2001, sebelum invasi AS dengan tuduhan "melindungi al-Qaeda" atau "sponsor terorisme".

AS kemudian membentuk pemerintahan "Demokratis" di Kabul yang menjadi sekutunya hingga hari ini.

Afghanistan sendiri adalah negara kaya mineral, namun akibat perang terus-menerus membuat investasi sektor ini oleh asing tak pernah berjalan sesuai yang diharapkan. (AFP/rslh)

Sobat baru saja selesai membaca :