Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang

Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang - Hai Apa kabar Sobat pembaca CEPOT POST?, Cepot harap kabar Sobat baik-baik saja dan tak kurang suatu apa ya.. hehehe.. di kesempatan yang baik ini kita akan mengupas post dengan judul: Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang, dan sepertinya post kali ini layak dimasukan dalam kategori Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Post, Artikel Update, Nah biar gak kelamaan, yuk langsung kita simak saja.

Judul : Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang
link : Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang

Baca juga


Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang

Ambon, Malukupost.com - Terjadinya harga anjlok di pasaran mengakibatkan aktivitas para nelayan untuk mengembangkan budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru cenderung berkurang. "Harga rumput laut saat ini hanya berkisar Rp6.000 - Rp8.000/ Kg sehingga membuat animo para nelayan jadi menurun," kata anggota DPRD Maluku asal Fraksi Golkar, Fredik Rahakbauw, di Ambon, Senin (19/9). Harga pasaran ini berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai Rp10.000 hingga Rp12.000/Kg rumput laut kering. Menurut dia, kondisi seperti ini menyebabkan sebagian nelayan terpaksa beralih profesi karena prospek pengembangannya kurang menjanjikan dan modal yang digunakan juga sulit kembali, padahal mereka juga membutuhkan banyak infrastruktur pendukung untuk mengembangkan usahanya. "Memang masih ada, tetapi persentasenya harus dicek. Kita mengharapkan mereka lebih giat, tetapi kalau semakin banyak produksi otomatis harga menurun," kata anggota DPRD Maluku asal Dapil Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual Kabupaten Kepulauan Aru. Ketika harga komoditas tersebut masih bagus, banyak orang berlomba-lomba mengembangkan rumput laut sebagai sumber pendapatan nelayan, tetapi akhirnya jumlahnya menurun seiring penurunan harga di pasaran. Apalagi tanaman ini hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan sudah dapat dipanen sehingga membuat nelayan bersemangat melakukan pembudidayaan tetapi sekarang animo masyarakat berkurang. "Memang masih ada budidaya rumput laut oleh nelayan tetapi khusus dalam skala besarnya sudah berkurang, seperti sepanjang jembatan Usdek pada 2015 dipenuhi rumput laut, tetapi sekarang sudah kosong," ujarnya. Para nelayan ini tentunya membutuhkan modal untuk membeli alat penunjang sehingga DPRD juga berharap pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan dorongan agar warga bisa kembali mengembangkan budidaya rumput laut secara besar-besaran. Namun, mereka harus didampingi tenaga penyuluh profesional serta adanya keterlibatan instansi terkait dalam memasarkan hasil produksi dengan harga yang relatif baik. (MP-2)
Ambon, Malukupost.com - Terjadinya harga anjlok di pasaran mengakibatkan aktivitas para nelayan untuk mengembangkan budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru cenderung berkurang.

"Harga rumput laut saat ini hanya berkisar Rp6.000 - Rp8.000/ Kg sehingga membuat animo para nelayan jadi menurun," kata anggota DPRD Maluku asal Fraksi Golkar, Fredik Rahakbauw, di Ambon, Senin (19/9).

Harga pasaran ini berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai Rp10.000 hingga Rp12.000/Kg rumput laut kering.

Menurut dia, kondisi seperti ini menyebabkan sebagian nelayan terpaksa beralih profesi karena prospek pengembangannya kurang menjanjikan dan modal yang digunakan juga sulit kembali, padahal mereka juga membutuhkan banyak infrastruktur pendukung untuk mengembangkan usahanya.

"Memang masih ada, tetapi persentasenya harus dicek. Kita mengharapkan mereka lebih giat, tetapi kalau semakin banyak produksi otomatis harga menurun," kata anggota DPRD Maluku asal Dapil Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual Kabupaten Kepulauan Aru.

Ketika harga komoditas tersebut masih bagus, banyak orang berlomba-lomba mengembangkan rumput laut sebagai sumber pendapatan nelayan, tetapi akhirnya jumlahnya menurun seiring penurunan harga di pasaran.

Apalagi tanaman ini hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan sudah dapat dipanen sehingga membuat nelayan bersemangat melakukan pembudidayaan tetapi sekarang animo masyarakat berkurang.

"Memang masih ada budidaya rumput laut oleh nelayan tetapi khusus dalam skala besarnya sudah berkurang, seperti sepanjang jembatan Usdek pada 2015 dipenuhi rumput laut, tetapi sekarang sudah kosong," ujarnya.

Para nelayan ini tentunya membutuhkan modal untuk membeli alat penunjang sehingga DPRD juga berharap pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan dorongan agar warga bisa kembali mengembangkan budidaya rumput laut secara besar-besaran.

Namun, mereka harus didampingi tenaga penyuluh profesional serta adanya keterlibatan instansi terkait dalam memasarkan hasil produksi dengan harga yang relatif baik. (MP-2)


Sobat baru saja selesai membaca :

Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang

Cepot rasa sudah cukup pembahasan tentang Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang dikesempatan ini, moga saja dapat menambah informasi serta wawasan Sobat semuanya. Wookey, kita ketemu lagi di artikel berikutnya ya?.

Telah selesai dibaca: Harga Anjlok Akibatkan Budidaya Rumput Laut Berkurang link yang gunakan: http://cepotpost.blogspot.com/2016/09/harga-anjlok-akibatkan-budidaya-rumput.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :